Kamis, 31 Januari 2008

Jika Dipaksakan, Arwah Soeharto Tak akan Tenang

Kontroversi terkait usulan agar Soeharto diberi gelar pahlawan nasional makin menajam.

Bak bola sodok, usulan Partai Golkar itu kini menggelinding ke segala penjuru. Wakil rakyat, aktivis yang pernah ditangkap di era Orba hingga budayawan ramai-ramai mengomentari.

“Itu kan hanya kerjaan Golkar. Pahlawan dari mana? Kalau mau memberikan penghargan, sebaiknya dilakukan uji kelayakan terlebih dulu untuk pembuktian apakah memang sudah layak atau belum,” tegas Wakil Ketua DPR Soetardjo Soerjoegoeritno di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (30/1).

Ketua Fraksi BPD Jamaluddin Karim mengamini pernyataan Mbah Tardjo. “Cooling down dululah, jangan terburu-buru seperti dikejar hantu. Biarkan Pak Harto tenang di alam baka. Apalagi masih kontroversial. Bagaimana bisa memberikan gelar pahlawan sementara pemerintah belum memberikan kepastian hukum,” kata Jamaluddin.

Bekas aktivis Andi Arief pun angkat bicara. “Semangat menumbangkan sang diktator satu dekade silam, kini hampir sama kencangnya dengan gairah merayakannya kembali sebagai pahlawan,” ujar bekas Ketua Umum Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID) itu.

Padahal, lanjut Andi, Soeharto adalah produser sekaligus produk dari satu tradisi politik yang berbahaya bagi demokrasi. “Dia percaya rakyat tak butuh demokrasi, karena pemimpin tahu segalanya.”

Budayawan kondang Emha Ainun Najib (Cak Nun) malah mengatakan, sebenarnya Soeharto tidak memerlukan gelar apa pun, kecuali doa dari anak-anaknya yang saleh. “Tapi kalau pemerintah mau memberikan gelar, ya monggo, kalaupun tidak juga nggak apa-apa. Wong sekarang ini banyak tokoh yang bergelar pahlawan tapi tidak dihormati, kok,” kata Cak Nun.

Meski ditentang habis-habisan, barisan pendukung Soeharto terus bergerak menyuarakan pentingnya gelar pahlawan nasional untuk Soeharto.

“Kalau mau jujur, lihat saja bagaimana apresiasi masyarakat kecil kepada Pak Harto, bahkan ada semacam kerinduan masyarakat tentang kondisi di mana Pak Harto berkuasa. Semua kebutuhan pangan rakyat tercukupi dan harga-harga bisa terjangkau, tidak seperti sekarang ini,” kata Ketua FKPPI Indra Utoyo.

Wakil Ketua MPR AM Fatwa juga mendukung pemberian gelar kepahlawanan kepada Soeharto. “Terlepas dari kontroversi soal status hukum Pak Harto, saya kira jasa-jasa beliau membangun negeri ini harus dilihat dari sisi positif, baik kemajuan di bidang ekonomi maupun fisik.”

Pak Harto, Demokratis dan Konstitusional




"Kita tidak bermaksud mengagung-agungkan masa lalu. Namun masa lalu janganlah dibiarkan berlalu begitu saja. Sebab masa lalu mengandung sejumlah pelajaran dan kearifan sebagai bekal Untuk menatap masa depan yang lebih cerah."

Itu kebijakan yang akan membawa kebajikan bagi seluruh rakyat Indonesia . Batu ujiannya adalah bagaimana sikap sebagai seorang pemimpin dalam situasi kenegaraan yang sangat gawat dan rumit dan harus memutuskan sesuatu?

Hal tersebut tampak pada kebijakan Pak Harto yang menegaskan sikapnya, selaku Panglima Komando Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib), terhadap Bung Karno pada 7 Maret 1967.

Pak Harto berpendapat, tidak cukup menunjukkan sikap sebagai Pangkopkamtib, tapi lebih tinggi sampai di forum Sidang Istimewa MPRS dalam kedudukannya sebagai penjabat presiden pada 13 Maret 1967. Kedudukan Pak Harto pada 1965, 1967, dan 1968 berturut-turut adalah Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad), Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib), pengemban Tap MPRS Nomor IX Tahun 1967, dan penjabat presiden.

Simak saja pidato Pak Harto sebagai Pangkopkamtib di hadapan Sidang Istimewa MPRS pada 7 Maret 1967 dan pidato kenegaraan Pak Harto sebagai penjabat presiden pada 13 Maret 1967, antara lain sebagai berikut:

1. Riwajat patriotik perdjuangan Bung Karno, jang sedjak masa remajanya telah berjuang secara aktif didalam gelanggang politik untuk kemerdekaan dan kebebasan Bangsa Indonesia secara berani dan tak kundjung menjerah sampai keluar masuk pendjara dan pengasingan, Bung Karno berjuang untuk melawan kolonialisme jang menjajah kita.

2. Demikian pula beliau jang secara resmi menemukan kembali dasar-dasar falsafah kepribadian Bangsa Indonesia ialah Pantjasila jang hingga kini tetap berkumandang di dalam dan di luar negeri dan telah kita terima bersama dan bertekad untuk mempertahankan setjara mati-matian.

3. Kemudian kenjataan bahwa Bung Karno adalah Proklamator dari Negara Kesatuan Republik Indonesia ini sungguh mempunjai arti yang tinggi yang harus kita hargai dan mulyakan bersama.

Dengan alasan-alasan jang mendalam itu, maka dengan segala pengertian dan pengetahuan mereka terhadap kesalahan-kesalahan Bung Karno dewasa ini, secara irrasionil dan dengan iktikad baik diharapkannja agar supaja Bung Karno tidak diperlakukan secara tidak adil. Jangan sampailah generasi dewasa ini dipersalahkan oleh generasi jang akan datang karena memperlakukan pemimpin rakyat jang patriotik tidak sewajarnya (Sidang Istimewa MPRS, 7 Maret 1967).

Disamping alasan psycologic --praktis tersebut diatas, perlu kami jelaskan kepada seluruh rakyat Indonesia, bahwa berdasarkan keterangan team dokter yang kompeten, yang diberikan atas sumpah jabatan, bahwa sebenarnya keadaan kesehatan Bung Karno sudah sedemikian mundurnya, sehingga wadjarlah apabila kita sebagai Bangsa jang berjiwa kebesaran Pantjasila, akan memperlakukan beliau sesuai dengan keadaan kesehatannya tersebut (Pidato penjabat presiden, 13 Maret 1967).

Penegasan Pak Harto pada waktu itu terhadap Bung Karno dapat dikatakan melawan arus, karena sebagian besar masyarakat menghendaki Bung Karno diadili. Walaupun ada Pasal 6 Tap MPRS Nomor 22, Februari 1967, yang bunyinya: "Menetapkan penjelasan persoalan hukum selanjutnya jang menjangkut Dr. Ir. Sukarno, dilakukan menurut ketentuan-ketentuan hukum dalam rangka menegakkan hukum dan keadilan, dan menyerahkan pelaksanaannya kepada Pejabat Presiden," Pak Harto memperlakukan Bung Karno tetap berdasarkan kepada sikap mikul duwur mendhem jero sampai akhir hayat Bung Karno. Bahkan untuk menghormati dan menghargai jasa Bung Karno, dibangunlah Patung Proklamator. Demikian pula Bandar Udara Cengkareng diubah namanya menjadi Bandar Udara Soekarno-Hatta.

Bagaimana perlakuan seluruh bangsa Indonesia dewasa ini terhadap Bapak Pembangunan Indonesia , Bapak H.M. Soeharto? Karena apa? Karena umur manusia adalah di tangan Allah SWT. Karena itu, saya berpendapat, memulihkan kesehatan Pak Harto yang kondisinya menderita macam-macam memang merupakan masalah tersendiri yang berakibat timbulnya "komplikasi medis". Tapi, sebagai bangsa Indonesia yang berideologi Pancasila, mengapa kita tidak mewujudkan petuah mikul duwur mendhem jero. Artinya, kalau memulihkan kondisi kesehatan Pak Harto masih merupakan dilema tersendiri, mengapa kita tidak bersikap untuk memulihkan nama, martabat, dan kehormatannya.

Sekarang "tangan sejarah" ada di tangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menyatakan: "Pulihkan nama, martabat, dan kehormatan Bapak H.M. Soeharto."

Semoga "tangan Allah SWT" membimbing Bapak H.M. Soeharto pada saatnya dengan tenang kembali ke hadirat Allah SWT dengan "khusnul khatimah".

Hasil karangan Penulis; Ismail Saleh
Penasihat pribadi H.M. Soeharto

Selasa, 29 Januari 2008

SELAMAT JALAN HM SOEHARTO



Bismillah ar-Rahman ar-Rahim,
Setelah menderita sakit yang berkepanjangan sejak menyatakan berhenti sebagai Presiden, tadi siang, mantan Presiden Soeharto menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Pertamina Jakarta. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un (sesungguhnya kita semua kepunyaan Allah dan kepadaNya jua kita akan kembali). Dengan wafatnya beliau, kita telah kehilangan lagi seorang mantan Presiden, yang pernah memimpin bangsa dan negara kita dalam kurun waktu yang cukup lama. Presiden Soekarno memegang jabatan Presiden selama lebih kurang 22 tahun. Itupun silih berganti sebagai Kepala Eksekutif dan Kepala Negara ketika kita menganut sistem parlementer. Ketua Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) Sjafruddin Prawiranegara hanya memegang jabatan kurang dari setahun. Presiden Soeharto memegang jabatan selama 32 tahun, sampai akhirnya menyatakan berhenti dari jabatannya pada tanggal 21 Mei 1998.
Selama memegang kekuasan, Presiden Soeharto telah berbuat banyak dalam membangun bangsa dan negara kita, sehingga mampu mengangkat harkat dan martabat bangsa kita menjadi bangsa dan negara yang disegani dikawasan Asia. Di bawah kepemimpinannya pula, pembangunan sosial dan ekonomi kita mulai dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Banyak kemajuan yang dicapai, baik pembangunan fisik maupun pembangunan non fisik seperti peningkatan kualitas hidup dan sumberdaya manusia bangsa kita. Bangsa kita yang hidup sangat miskin dan terbelakang di masa Orde Lama, di masa Orde Baru berhasil memperbaiki keadaan internalnya, sehingga kita bergerak maju mendekati taraf negara menengah. Andaikata tidak terjadi krisis moneter pada tahun 1997, pembangunan sosial ekonomi kita mungkin akan bergerak ke arah yang jauh lebih maju. Namun badai krisis yang begitu dahsyat, tidak saja merontokkan sendi-sendi ekonomi, namun juga meruntuhkan kekuatan Orde Baru sendiri.
Karena Presiden Soeharto adalah tokoh sentral dalam Orde Baru, maka kejatuhannya otomatis meruntuhkan seluruh tananan yang telah berhasil dibangunnya. Semua ini memang menjadi pelajaran berharga bagi bangsa kita. Tidak ada yang abadi di dunia ini. Jika ada awal, maka akan ada pula akhir. Demikianlah Orde Baru di bawah pimpinan Presiden Soeharto. Orde itu berakhir, dan kita berada dalam masa transisi untuk memantapkan pola kehidupan berbangsa dan bernegara kita yang baru di era reformasi. Biaya krisis kita sangat besar. Bukan saja biaya finansialnya, tetapi juga biaya sosial dan politiknya. Kita berupaya untuk bangkit kembali. Sistem kita perbaiki. Konstitusi kita amandemen. Kita melihat kekeliruan masa lalu, dan berupaya untuk melangkah ke depan dengan lebih baik. Kita merumuskan kebijakan-kebijakan baru di segala bidang. Hasilnya, belum sepenuhnya memuaskan.
Ketika Orde Baru runtuh seiring dengan berhentinya Presiden Soeharto, sebagian masyarakat kita cenderung melihat masa lalu itu dengan pandangan yang kelam. Berbagai hujatan dilontarkan hanya untuk menyebut kesalahan, kekeliruan dan daftar dosa. Orang tak lagi berpikir jernih untuk melihat sisi-sisi kebaikan dan sumbangan yang telah diberikanya kepada bangsa dan negara. Gejala seperti ini juga terjadi saat kejatuhan Presiden Soekarno. Beliau yang begitu dipuja-puji, diberi berbagai gelar dan sebutan dan bahkan dikukuhkan sebagai Presiden seumur hidup. Namun ketika beliau jatuh, segala kebaikan dan sumbangannya yang begitu besar kepada bangsa dan negara, seolah dilupakan. Hal yang hampir sama terjadi pula pada Presiden Soeharto. Beliau terus-menerus dipilih menjadi Presiden setiap lima tahun kembali, diberi berbagai julukan, namun pada saat beliau jatuh, seolah kebaikan dan sumbangannya kepada bangsa dan negara, seperti tidak ada artinya samasekali.
Bangsa kita memang harus belajar banyak bagaimana caranya mereka memperlakukan mantan pemimpinnya. Tidak ada manusia yang sempurna. Sebesar apapun seorang pemimpin, tetap saja ada kekurangan dan kekeliruan. Begitu lama Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto memegang kekuasaan, semuanya berawal dari ketidakjelasan konstitusi kita. Presidennya juga memanfaatkan celah dan kelemahan itu untuk mempertahankan kekuasaan. Kekuasaan itu menggoda dan mudah membuat pemimpin menjadi lupa. Sekarang, kelemahan sistem itu telah kita perbaiki. Kita harus berani mengakui bahwa, semua ini adalah kekuarangan kita sebagai bangsa yang kita harus berani mengakuinya. Kita harus memperbaiki kesalahan itu, dan berani melangkah ke dapan, tanpa harus terpenjara oleh masa lalu. Sikap terpenjara kepada masa lalu akan membuat bangsa kita terus-menerus bertikai, hujat-menghujat, salah-menyalahkan dan akhirnya tidak siap untuk melangkah ke depan.
Kini H.M. Soeharto telah pergi untuk selama-lamanya. Secara hukum, dengan wafatnya seseorang, maka segala tuntutan pidana menjadi gugur demi hukum. Dengan demikian, dilihat dari sisi hukum, seseorang haruslah dianggap tidak bersalah, sebelum ada putusan pengadilan yang berlaku tetap. Upaya peradilan pidana kepada H.M. Soeharto telah dimulai untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 Ketetapan MPR Nomor XI Tahun 1998. Proses itu terhenti dengan sakitnya beliau. Kini beliau telah wafat. Semua tuntutan pidana menjadi gugur untuk selama-lamanya. Persoalan hukum tatanegara yang menyangkut beliau sudah lama selesai. Setiap lima tahun, pertanggungjawabannya diterima MPR. Beliau menyatakan berhenti tanggal 21 Mei 1998, juga sah dilihat dari sudut hukum tatanegara postif yang berlaku ketika itu.
Apa yang tersisa kini ialah gugatan perdata oleh Negara Republik Indonesia terhadap H.M. Soeharto. Gugatan itu tidak hanya ditujukan kepada H.M. Soeharto sebagai ketua dari beberapa yayasan, tetapi juga ditujukan kepada pribadi beliau, dalam bentuk gugatan ganti rugi. Saya berpendapat, sebaiknyalah Presiden SBY mencari penyelesaian masalah ini di luar pengadilan. Tentu bukan dengan win-win solution seperti ditawarkan Jaksa Agung Hendarman, tetapi suatu upaya damai dengan pendekatan dari hati kehati, baik dengan pengurus yayasan yang lain, maupun dengan para ahli waris H.M. Soeharto. Untuk itu, semua pihak harus mendahulukan kepentingan bangsa dan negara. Jika semua berbicara dari hati ke hati dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, saya yakin pintu penyelesaian akan senantiasa terbuka.
Saya ingin mengakhiri tulisan ini, dengan mengembalikan segala sesuatunya kepada perspektif keagamaan. Dari sudut pandang agama Islam, apabila seseorang telah wafat, maka yang wajib dikenang untuk selamanya ialah amal-kebajikan yang dilakukan orang itu. Segala kesalahannya wajib untuk dilupakan. Bangsa kita adalah bangsa yang relijius. Sudah saatnya sikap relijius itu kita kedepankan, pada saat H.M. Soeharto telah dipanggil Allah Ta’ala untuk menghadapnya. Segala kebaikan dan sumbangsih beliau kepada bangsa dan negara, wajib kita kenang untuk selamanya. Terhadap semua kesalahan dan kekeliruannya, kita wajib untuk belajar dan memetik hikmah, agar kesalahan itu tidak terulang lagi. Perjalanan bangsa dan negara kita masih panjang. Kita harus senantiasa menatap dan melangkah ke depan dengan segenap daya dan kemampuan. Sebagai bangsa kita tidak boleh terpenjara oleh masa lalu yang kelam.
Selamat jalan Pak Harto! Semoga Allah SWT menerima segala amal kebajikan yang telah dilakukan, dan mengampuni segala dosa dan kesalahan.***
Cetak artikel Oleh Yusril Ihza Mahendra — January 27th, 2008

`Mikul dhuwur` untuk `mendhem jero`



`Mikul dhuwur` untuk `mendhem jero`

MANTAN Presiden Soeharto mengajukan permintaan maaf bila ada kesalahan dan kekurangan selama memimpin bangsa Indonesia. "Atas bantuan dan dukungan rakyat selama saya memimpin negara dan bangsa Indonesia ini saya ucapkan terima kasih dan meminta maaf bila ada kesalahan dan kekurangannya. Semoga Bangsa Indonesia tetap jaya dengan Pancasila dan UUD 45-nya," demikian tulisan tangan Soeharto saat turun dari tampuk kekuasaan 21 Mei 1998.
Tulisan tangan yang berparaf huruf S dan H itu dimuat blog http://yusril.ihzamahendra.com.
Kita kutipkan naskah ini mengingat almarhum Soeharto, mantan presiden RI kedua itu ternyata telah melengkapi jati dirinya sebagai manusia yang tak luput dari salah, apalagi sebagai pemimpin besar di zamannya. Ia meminta maaf dengan tulisan tangan di bawah naskah asli pemberhentiannya sebagai presiden 21 Mei 1998 lalu.
"Naskah asli pengunduran diri itu diserahkan kepada Arsip Nasional untuk disimpan di sana. Semua ini kami lakukan agar dokumen ini jangan sampai hilang seperti Naskah Supersemar tahun 1966. Hanya ada dua copy yang dibuat waktu itu, satu disimpan oleh Almarhum Pak Saadillah Mursyid, dan satunya saya simpan sebagai koleksi pribadi," tulis Yusril, mantan Menhuk HAM.
Terlepas dari tulisan yang bukan rahasia negara, tapi tak pernah dipublikasikan ini maka keadaannya menjadi menarik setelah menyaksikan prosesi pemakaman Pak Harto Senin 28 Januari 2008. Sebab, sejak 4 Januari 2008 dirawat di Rumahsakit Pertamina Pusat Jakarta, kemudian wafat 27 Januari 2008 pukul 13.10 WIB hingga pemakamannya, masyarakat begitu antusias memantau keadaan Pak Harto.
Kalangan Pers nyaris tak kenal lelah memburu beritanya, dan begitu meninggal, tidak saja beritanya menjadi headline semua koran di Indonesia, juga seperti berlomba menurunkan sejarah hidup perjalanan Soeharto hingga berpuluh-puluh halaman dalam sehari. Media massa elektronik malah berjam-jam menayangkan liputan sejak wafat hingga pemakamannya.
Yang lebih menarik justru begitu banyak masyarakat kecil yang datang melawat, dan membaca doa buat Pak Harto. Ini sebuah kata hati yang jelas tentang rasa kasih pada sesama secara tulus karena melawat dan berdoa merupakan amal yang dilakukan tulus tanpa pamrih. Padahal mereka sangat mungkin tidak tahu bahwa Pak Harto menorehkan tulisan tangan permintaan maaf sebagaimana arispnya Yusril Ihza Mahendra, yang ketika itu guru besar ilmu Tata Negara di Universitas Indonesia.
Kita menjadi yakin benar bahwa Pak Harto itu orang besar yang disayang rakyat. Namun yang lebih menggembirakan adalah bangsa ini pandai mikul dhuwur (menghormati dan menghargai orang) dan mendhem jero (memaafkan atau tidak mengusik keburukan orang). Jadi ada pula orang yang tega larane ora tega patine (tega sakitnya tidak tega matinya).
Kita juga tahu Pak Harto pernah mikul dhuwur mendhem jero kepada Bung Karno karena beliau tidak pernah memperkarakan Bung Karno meski dalam keadaan negara yang gawat akibat pemberoktakan PKI, Pak Harto 'mengamannkan' Presiden RI pertama itu dengan caranya. Yang jelas dua putra terbaik bangsa itu punya jiwa kebangsawanan patut kita ambil hikmahnya.
Sebagai mukminin, tiap muslim terdidik dan membudayakan diri memohonkan ampunan bagi semua muslim yang masih hidup maupun yang telah meninggal, terutama justru sehabis sholat. Ini berarti memaafkan pula Pak Harto. Maka untuk mendhem jero pun kita harus ada kepedulian untuk mikul dhuwur (pandai menghormat) karena kita semua pemimpin sekaligus kaum yang terhormat. *
Tanggal : 29 Jan 2008
Sumber : Harian Terbit

Senin, 28 Januari 2008

MEMBESARKAN ANAK M ACAM?

MEMBESARKAN ANAK MACAN?

Peluncuran buku “HM Soeharto, Membangun Citra Islam” karya Miftah H. Yusufpati pada 7 Juni 2007 di Wisma Antara Lt. 2 Jakarta meninggalkan catatan penting. Selain memperingati hari ulang tahun Soeharto ke-86, pada malam itu juga dilakukan dialog (bedah buku) yang menghadirkan Dr. dr. Tarmizi Taher (Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia), Sulastomo (Ketua Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila), Dja’far Assegaf (wartawan dan diplomat) dan Prof. Zainuddin Taha (Rektor Universitas Islam Makassar). Penulis mengeleluarkan sinyalemen kemungkinan ada kudeta oleh ICMI.

Tidak seperti buku-buku yang sudah terbit sebelumnya —yang lebih banyak bertabur puja-puji terhadap Soeharto—buku ini lebih banyak meninjau dari aspek kesejarahan pergerakan Islam (politik) di Indonesia serta keterlibatan Soeharto. Miftah dalam pidatonya melempar satu pernyatan cukup berani; mungkinkah Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) telah merancang satu skenario jauh-jauh hari untuk melengserkan Soeharto? “Ini butuh pembuktian sehingga perlu diteliti lebih dalam,” ujar Miftah.
Dia tidak sendirian. Prof. Zainuddin Taha juga mempunyai spekulasi yang sama menyangkut masalah ini. “Persoalannya, Pak Harto lengser, ketika sangat dekat dengan Islam dan umat Islam. Kabinet dalam kondisi dipenuhi oleh tokoh ICMI. Tugas para sejarahwan untuk meneliti itu,” kata Rektor Universitas Islam Makasssar ini.

Miftah mengatakan Soekarno jatuh tatkala bandul politik diarahkan ke kiri (komunis-red) akan tetapi Pak Harto jatuh, tatkala bandul politik diarahkan agak ke kanan. “Pada saat berkuasa Banyak kalangan menuduh Pak Harto melakukan kudeta terhadap Bung Karno. Wajar saja bila kita juga curiga Pak Habibie melakukan kudeta. Ini yang harus diteliti lebih jauh.”
Dia juga mencurigai peristiwa penembakan Trisakti, dilakukannya pembiaran terhadap kerusuhan di Jakarta, pendudukan mahasiswa di gedung DPR/MPR, lalu pernyataan Ketua MPR H. Harmoko agar Pak Harto lengser serta mundurnya menteri-menteri yang sebagian besar dari ICMI, sebagai sesuatu yang direncanakan. “Saya menuntut kejujuran para pelaku dan penulis sejarah,” katanya lagi.

Miftah adalah seorang wartawan ekonomi dan sempat bergabung di Harian Ekonomi Neraca selama 15 tahun. Pada 2003 ia memimpin sebuah majalah politik, Majalah DewanRakyat dan pada 2005 menjadi Wakil Pemimpin Redaksi Harian Proaksi. Setelah media yang diikutinya tutup, kini ia lebih memilih untuk menjadi konsultan media dan menulis buku. Ia tengah menyelesaikan satu buku lagi; Soehartois dan Soekarnois. “Doakan bisa segera selesai,” katanya sembari menambahkan bahwa karya itu diharapkan bisa memberikan penghargaan kepada para pemimpin besar bangsa ini.

Kendati wartawan ekonomi dan politik, Miftah adalah sarjana dakwah pada Sekolah Tinggi Dakwah dan Publistik Jakarta, sehingga cukup kridible untuk menulis tentang Islam.
Editor buku ini, Theo Yusuf dalam pengantarnya menyebut penulis lahir 42 tahun lalu dan sejak mulai melek huruf awalnya hanya mengenal satu presiden yakni Soeharto. Ketika meniti karir di jurnalistik presidennya masih Soeharto. Pada saat itu Miftah adalah wartawan ekonomi yang cukup idealis dan “berani”. Tulisannya tajam dan antimonopoli serta pro ekonomi kerakyatan. Oleh teman-temannya dia berjuluk “terlalu idealis”. Karena saat itu yang berkuasa adalah Orde Baru, maka tentu saja dia banyak “menyinggung” penguasa.

Ini perlu diungkap, menurut Theo, untuk memberi gambaran bahwa buku ini ditulis oleh orang yang tidak ada kaitannya dengan Orde Baru, apalagi keluarga besar Cendana. Sikap politik Miftah, menurut Theo, sangat dipengaruhi oleh Muhammadiyah dan Dewan Dakwah Islamiyah (DDI) yang tentu saja juga dipengaruhi budaya Jawa yang mikul nduwur mendem jero. Kini Miftah menjabat sebagai Ketua Hukum dan HAM Muhammadiyah Jakarta Timur.

Dan gugatan sejarah oleh Miftah ini sesusungguhnya bisa menjadi diskusi yang menarik. Sayang, saat bedah buku tersebut, masalah ini tidak disinggung. Mungkin; yang lalu, biarlah berlalu.
Terlepas dari pada itu, Nur Hakim Kandow panitia serta salah satu eksekutif AsiaMark, penerbit buku ini menyatakan gugatan Miftah wajar adanya dan tidak ada tendensi untuk membela seseorang akan tetapi menghendaki agar sejarah ditulis secara benar..
Buku ini, menurut Nur Hakim yang juga Ketua Umum DPP Mahasiswa Pancasila, lebih banyak bicara tentang sosok Soeharto yang Islamis dan pluralis. "

Di zaman Pak Harto yang namanya toleransi beragama begitu kental. Kini toleransi agama sudah menjadi barang mahal," kata Nur Hakim yang menyebut buku ini layak dibaca generasi muda.

Anggota DPR-RI, Irsyad Sudiro juga menyatakan agar ada keseimbangan dan pelurusan sejarah maka buku ini layak disebarluaskan. "Pak Harto memang ada kelemahan dan kekurangan. Akan tetapi sangat banyak yang bisa dilanjutkan dari program-program Pak Harto dan Orde Baru untuk membangun bangsa ini ke depan," katanya.

Irsyad yang saat Pak Harto lengser sebagai Ketua Fraksi Golkar menjelaskan kudeta itu sebenarnya tidak ada. "Justru ketika itu kita berusaha bagaimana agar Pak Harto turun dengan khusnul khotimah, menyusul begitu kuatnya desakan agar beliau mundur," katanya, kepada Koran Kabinet.

KH. Dr. dr. Tarmizi Taher dalam dialog publik menyatakan sejarah harus ditulis sebagaimana yang terjadi. Buku ini mencoba menceritakan apa yang sudah terjadi. "Tak bisa dipungkiri bahwa jasa Pak Harto sangat besar terhadap Islam," katanya. "Beliau membangun toleransi beragama sehingga NKRI tetap utuh sampai sekarang," lanjut mantan Menteri Agama zaman Orde Baru ini.

Zaenal Abdin, dari Korp Alumni Mahasiswa Islam Indonesia (KAHMI), menganggap HM Soeharto baru melakukan pemihakan kepada Islam pada tahun 90-an dan sebelumnya sangat memusuhi Islam. Akan tetapi Sulastomo, menyangkal hal ini.

"Komitmen Pak Harto dengan Islam tak pernah berubah, sejak dulu," kata Ketua Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila ini.
Membicangkan HM Soeharto ternyata mengasyikkan justru ketika penguasa Orde Baru ini sudah uzur di tengah badai yang melanda keluarga besar cendana. Begitulah. DIKUTIP DARI LAPORAN KABINET INDONESIA

BERITA HM SOEHARTO 6

MEDIA UTAMA JEPANG BERITAKAN WAFATNYA SOEHARTO SECARA PROPORSIONAL

Tokyo, 27/1 (ANTARA) - Media massa utama Jepang, di Tokyo, Minggu, menurunkan laporan mengenai wafatnya mantan presiden Soeharto pada usai 86 tahun, tidak lama setelah kematian mantan orang kuat Indonesia itu diumumkan secara resmi oleh pihak rumah sakit.

Media massa nasional Jepang, seperti stasiun televisi dan radio NHK, kantor berita Kyodo, surat kabar terbesar Jepang Yomiuri Shimbun, dan harian ekonomi Nikkei Shimbun, serta sejumlah media on-line lainnya, semua menurunkan laporan itu melalui situs masing-masing.

Secara umum media massa Jepang menurunkan berita dengan judul "mantan Presiden Soeharto meninggal di usia 86", namun di dalam "lead" atau alenia pembuka disebutkan istilah Soeharto sebagai mantan orang kuat Indonesia.

Kantor Berita Kyodo juga menurunkan berita yang mengutip pendapat warga umumnya yang meminta agar presiden kedua RI itu dimaafkan, berikut pandangan senada lainnya dari warga Indonesia umumnya.

Di situsnya, kantor berita utama Jepang itu menurunkan pula sejumlah foto saat Soeharto bersama kaisar Hirohito pada 1968, yang diambil sewaktu Soeharto melakukan kunjungan ke Jepang dan merupakan kunjungan kenegaraannya yang pertama ke luar negeri.

Foto berikutnya menampilkan Soeharto yang diapit oleh Presiden AS Bill Clinton dan PM Jepang Tomiichi Murayama, dalam pertemuan Apec Forum di Bogor, serta foto saat Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya pada Mei 1998.

Kyodo menurunkan berita wafatnya soeharto dua jam setelah pengumuman resmi pihak rumah sakit, juga persis setelah berita kepulangan PM Yasuo Fukuda dari Davos, Swiss, usai mengikuti World Economic Forum 2008.

Sedangkan NHK dalam situsnya mencantumkan julukan Soeharto sebagai "Bapak Pembangunan", meskipun dalam alinea berita di bawahnya juga dituliskan Soeharto yang kerap dikritik karena menggunakan kekuatan militer dalam menjalakan roda pemerintahannya.

Situs berita "JapanToday" juga menjadikan berita wafatnya Soeharto dengan panjang lebar, baik sisi buruk maupun sisi postifnya bagi Indonesia.

Koran bertiras terbesar di Jepang, Yomiuri Shimbun, bahkan membuat berita duka itu sebagai "flash news" sebelum menurunkannya dalam laporan yang cukup panjang.

WNI belasungkawa

Sementar itu, sejumlah tokoh warga Indonesia di Jepang, khususnya Tokyo, juga menyampaikan ungkapan belasungkawa atas wafatnya mantan presiden Soeharto di usia yang sudah lanjut, 86 tahun.

Hal itu dikemukakan oleh Ketua Masyarakat Islam Indonesia (KMII) di Jepang Amir Radjab Harahap, Ketua Masyarakat Kristen Indonesia (KMKI) Bonifatius A Herindra, dan Ketua Persatuan pelajar Indonesia (PPI) Jepang Dedy Nurjaman.

"Kita turut berbelasungkawa, walau sempat kaget begitu mengetahui Soeharto meninggal dunia," kata Amir Radjab Harahap.

Hal senada juga dikemukakan Bonafitius Herindra, yang mengatakan wafatnya Soeharto bagaimanapun merupakan catatan sejarah bangsa Indonesia. Soeharto tidak terlepas sebagai manusia yang bagaimanapun tercatat pernah menyumbangkan jasanya bagi Indonesia. (T.B011/B/M007) (T.B011/B/M007/M007) 27-01-2008 19:57:14 NNNN

Ralat Berita - WARGA TIONGHOA MAAFKAN SOEHARTO MESKI ALAMI DISKRIMINASI SISTEMATIS

Berita dengan judul diatas pada alinea ke lima, diralat, menjadi :

Pontianak, 27/1 (ANTARA) - Meski mengalami diskriminasi yang sistematis selama masa kepemimpinan Soeharto, namun filosofi Tionghoa tidak mengajarkan untuk menyimpan dendam kepada seseorang ataupun suatu rezim.

"Kami memilih untuk melihat sisi positif yang beliau lakukan selama hidupnya demi kemajuan Bangsa Indonesia," kata Sekjen Dewan Pimpinan Pusat Majelis Adat Budaya Tionghoa (DPP MABT), Andreas Acui Simanjaya di Pontianak, Minggu.

Ia mengatakan, wafatnya Soeharto merupakan kehilangan besar bagi Bangsa Indonesia atas seseorang yang pernah berjasa. Namun, lanjutnya, tidak dapat dipungkiri bahwa ada sisi negatif selama masa Soeharto menjadi presiden antara lain pengekangan budaya dan segala sesuatu yang berbau Tionghoa.

"Tetapi dengan wafatnya Soeharto, seluruh warga Tionghoa turut berduka cita karena jasa beliau yang hingga kini masih dirasakan manfaatnya selaku anak bangsa," kata Acui.

Diskriminasi yang terjadi pada Tionghoa kini juga dapat terselesaikan dengan baik. Ia menambahkan, jangan selalu terbelenggu dan terpaku pada masalah melainkan bagaimana mencari penyelesaiannya. Terlebih berdasarkan undang-undang seluruh warga Tionghoa sejak kelahirannya dan tinggal di Indonesia adalah warga Indonesia Asli.

"Apalagi yang mau dikejar selain berbuat sebaik-baiknya untuk memajukan bangsa ini dengan cara berusaha secara maksimal di bidang profesi dan keahlian masing masing tempat kita berkarya," kata Acui.

Sedangkan mengenai persoalan hukum Soeharto yang belum selesai, MABT menyerahkan penanganannya ke institusi hukum sesuai aturan dan pertimbangan pihak yang kompeten.

Selain telah memaafkan dan melupakan kesalahan Soeharto, kini warga Tionghoa berkonsentrasi agar arwah beliau di terima di sisi Tuhan yang Maha Penyayang serta keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan masa depan yang lebih baik.

Acui mengingatkan, bangsa yang besar harus bisa menghargai jasa para pahlawannya dan orang-orang yang pernah berbuat untuk kemajuan. "Kita harus menjaga budaya kemampuan bangsa ini dalam menghargai jasa para pahlawannya. Jangan kita mengutamakan menghujat dari pada melihat sisi positifnya," katanya.

Menurut dia, Indonesia memiliki masa depan yang harus diupayakan agar mencapai prestasi yang terbaik. Terbelenggu masa lalu akan sangat banyak menguras energi. "Lebih baik kita fokuskan energi bangsa ini untuk membangun dan membuat kemajuan bangsa, kita sudah banyak tertinggal secara internasional," kata Acui.

Soeharto tutup usia pada hari Minggu (27/1) pukul 13.10 WIB di Ruang VVIP Nomor 536 RSPP setelah dirawat di rumah sakit itu sejak Jumat 4 Januari 2008 karena gangguan jantung, paru-paru, dan ginjal, serta penumpukan cairan dalam tubuh. Sebelum dibawa ke rumah sakit Soeharto telah sakit selama seminggu dikediamannya di Jalan Cendana No.8, Menteng, Jakarta Pusat. Selama 32 tahun sejak 1966, bangsa Indonesia dipimpin oleh Soeharto.

(T011/

(T.T011/C/N005/N005) 27-01-2008 19:45:31 NNNN

ALUMNI PENERIMA BEASISWA SUPERSEMAR MINTA MASYARAKAT MAAFKAN SOEHARTO

Bandarlampung, 27/1 (ANTARA) - Mantan alumni penerima beasiswa Supersemar turut berduka cita atas wafatnya Mantan Presiden Soeharto, dan meminta masyarakat memaafkannya.

Walikota Bandarlampung, Drs H Eddy Sutrisno M Pd, selaku alumni penerima beasiswa Supersemar, di Bandarlampung, Minggu, selain mengucapkan turut berduka-cita, juga mengharapkan warga memaafkannya.

"Kesan saya selama kepemimpinan Pak Harto, terasa mengayomi terutama bagi mahasiswa berprestasi yang tidak mampu dengan memberikan beasiswa. Dari beasiswa itu mahasiswa dapat menyelesaikan studinya," kata dia.

Bahkan, lanjutnya, ketika akan menyelesaikan S-2, Eddy melayangkan surat kepada Soeharto dan mendapat tanggapan bahkan dibantu.

Eddy, selaku Walikota Bandarlampung, mengharapkan warganya untuk menghargai, menghormati, dan mendoakan Soeharto serta yang terpenting memaafkan kesalahannya.

"Allah saja pemaaf, mengapa kita sebagai hamba-Nya menutup diri untuk itu," katanya.

Alumni penerima beasiswa Supersemar lainnya, A.Fadoli M.Si, mengaku kehilangan dengan meninggalkan Soeharto.

"Jika tidak ada beasiswa Supersemar, mungkin kami yang tidak mampu namun berprestasi di akademik, banyak yang gagal menyelesaikan kuliah," kata dia, yang kini sebagai PNS di Kabupaten Tanggamus.

Ia menjelaskan, beasiswa yang diberikan melalui Yayasan Supersemar itu, khusus bagi mahasiswa dari golongan ekonomi lemah.

Hasilnya, kata dia, banyak alumni penerima beasiswa yang kini menjadi pemimpin.

"Karena itu, kami tidak sepaham dengan anggapan segelintir orang bahwa Yayasan Supersemar hanya untuk memperkaya diri Pak Harto. Dan meminta mereka yang mempermasalahkan untuk melihat secara jernih dan mendalam," katanya.

(L.T013*M023/B/M023) 7:37 PM 1/27/2008

(L.T013*M023/B/M023/B/M023) 27-01-2008 19:39:43 NN

KEPERGIAN SOEHARTO DAN LIBERALISASI PERBANKAN INDONESIA Oleh Muhammad Arief Iskandar

Jakarta, 27/1 (ANTARA) - Tepat pukul 13.10 WIB, pada Minggu yang berlangit cerah, Soeharto menghembuskan nafas terkhirnya di ruang no 536 lantai lima Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta.

Saat itu, matahari menyengat Jakarta, dan tubuh seorang wartawan yang menunggu berita di lobi rumah sakit itu terlihat dipenuhi peluh. Pada saat bersamaan, menurut kabar yang beredar, presiden di era orde yang dirawat sejak awal Januari masih dipasangi ventilator sebagai alat bantu pernafasan.

Pada Minggu dinihari tepatnya pukul 01.00 WIB, pak Harto mengalami sesak nafas diikuti tekanan darah yang semakin menurun.

Saat itu pula, mesin pernafasan, yang sebelumnya hanya berfungsi membantu, sepenuhnya mengambil alih proses pernapasan Soeharto.

Ventilator diusahakan bekerja maksimal untuk membantu mantan Presiden itu. Tapi, kehendak Tuhan tidak bisa ditolak. Presiden yang oleh penulis OG Roeder disebut sebagai jenderal yang selalu tersenyum tersebut akhirnya menghadap yang kuasa.

Pada eranya, soeharto terkenal dengan tiga mantra pembangunan, yaitu stabilitas, pertumbuhan, dan pemerataan.

Stabilitas politik adalah fundamennya. Untuk itu, Soeharto menginginkan oposisi yang terkendali.

Ia pun segera mengubah peta politik dengan memerintahkan fusi partai-partai politik hanya menjadi dua partai politik yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) serta satu Golongan Karya (Golkar).

Sedangkan untuk mencapai pertumbuhan, resep liberalisai dikembangkan, tak terkecuali liberalisasi perbankan.

Sebuah paket kebijakan liberalisasi perbankan dikeluarkan pada Oktober 1988 atau yang dikenal dengan Pakto 88. Ketika itu, Bank Indonesia dipimpin Adrianus Mooy.

Paket kebijakan tersebut berisi kemudahan untuk mendirikan bank. Paket tersebut memuat kebijakan untuk mendirikan bank hanya memerlukan modal Rp10 miliar.

Hal itu membuat para pengusaha berlomba-lomba mendirikan bank. Hanya dalam tempo tak lebih dari tiga tahun, dari 65 bank sebelum Pakto dikeluarkan, menjadi 200 bank.

Namun, pada perjalanannya, bank-bank tersebut justru menjadi permasalahan. Hal itu karena banyak bank yang menghadapi kredit macet.

Untuk mengurangi masalah, Pemerintah pada Februari 1991 mengeluarkan paket kebijakan yang menyebutkan rasio kecukupan modal (modal yang dimiliki bank bersangkutan) haruslah sebesar delapan persen.

Masih berlanjutnya pertumbuhan bank yang luar biasa dan untuk mengurangi dampak negatifnya, pemerintah mengeluarkan Undang-undang Perbankan Nomor 7 tahun 1992 yang menyempurnakan UU nomor 14 tahun 1967.

Peraturan tersebut meniadakan pemisahan perbankan berdasarkan kepemilikan seperti pemilikan bank oleh pemerintah, swasta, dan daerah.

Undang-undang tersebut juga mengatur berbagai syarat seperti susunan organisasi, permodalan, kepemilikan, keahlian di bidang perbankan, kelayakan kerja, dan lainnya bagi pendirian bank baru. Syarat itu ditetapkan oleh Menteri Keuangan berdasarkan pertimbangan Bank Indonesia.

Pada 1992, pertumbuhan perbankan luar biasa. Bank yang ada di Indonesia mencapai ribuan. Untuk itu pemerintah kembali mengeluarkan peraturan, yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 1992 yang menaikkan modal minimum pendirian bank, dari Rp 10 milyar menjadi Rp 50 Milyar.

Paket Mei (Pakmei) 1993 itu membuat liberalisasi perbankan diperdalam. Pakmei melonggarkan aturan soal CAR (capital adequacy ratio) sebesar delapan persen dengan memasukkan seluruh laba tahun sebelumnya dalam komponen modal sendiri.

Padahal sebelumnya, hanya 50 persen saja dari laba tahun lalu yang boleh dimasukkan dalam komponen modal sendiri.

BI pada 16 April 1996 kembali mencoba mengendalikan pertumbuhan bank dengan mengeluarkan kebijakan menaikkan cadangan wajib minimum bagi perbankan dari tiga persen menjadi lima persen.

Namun semua paket tersebut akhirnya terbukti gagal. Pada 1 November 1997 enam belas bank harus dilikuidasi.

Pertumbuhan perbankan yang tak terkendali tersebut diakhiri dengan ambruknya ratusan perbankan akibat krisis ekonomi 1997. Pada akhirnya negara harus membayar mahal dengan mengeluarkan program Bantuan Likuiditas Bank Indonesia yang menghabiskan dana sebesar Rp147,7 triliun untuk menambal kerugian yang dialami sebanyak 48 bank.

BLBI kemudian dikenal sebagai biaya terbesar yang ditanggung pemerintah akibat krisis, yang pada akhirnya merugikan negara dan hingga kini masih menyisakan masalah. (T.M041) (T.M041/B/s018/s018) 27-01-2008 19:26:11 NNNN

PENGHORMATAN TERAKHIR ATAS SOEHARTO DI LANUD SOLO

Jakarta, 27/1 (ANTARA) - Komandan Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma Marsekal Pertama Boy Sahril Qomar mengatakan penghormatan terakhir terhadap mantan Presiden RI HM Soeharto akan dilakukan di Pangkalan Udara Adi Sumarmo Solo.

"Proses keberangkatan jenazah dari Halim Perdanakusuma tidak akan dilakukan dengan penghormatan terakhir karena sudah dilakukan di kediaman Cendana," katanya pada wartawan, Minggu.

Jenazah menurut rencana diberangkatkan pada pukul 08.30 WIB dari pangkalan Halim Perdanakusuma dan akan disambut dengan upacara penghormatan terakhir di Adi Sumarmo Solo.

"Setelah dilakukan penghormatan terakhir di Adi Sumarmo, jenazah akan langsung dibawa ke Kalitan Astana Giribangun dikawal oleh Paspampres dan Kodam setempat," katanya.

Sementara itu, tambah dia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla akan terlebih dahulu tiba di Solo untuk upacara penerimaan Jenazah.

"Presiden dijadwalkan bertolak ke Solo sekitar pukul 06.30 WIB dan Wapres sekitar pukul 06.00 WIB," ujarnya.

Masih menurut dia, Presiden Yudhoyono akan berangkat ke Solo dengan menggunakan pesawat Boeing 737-500 Garuda Indonesia.

Boy mengungkapkan untuk proses keberangkatan jenazah, pihaknya sudah menyiapkan lima pesawat Hercules, dua Fokker 28 VIP dan satu Fokker 27 VIP.

(L.R018*P008/ (L.R018*P008/B/M020/M020) 27-01-2008 19:22:10 NNNN

DIALOG "CAP GOMEH" DI BOGOR HENINGKAN CIPTA UNTUK HORMATI SOEHARTO

Bogor, 27/1 (ANTARA) - Suasana duka cita dan pelaksanaan mengheningkan cipta secara spontan atas meninggalnya mantan Presiden HM Soeharto terjadi di beberapa tempat di Kota Bogor, Minggu siang hingga petang.

Acara Dialog Festival Budaya Pemersatu Warga Bogor untuk perayaan "Cap Go Meh 2008" di Bogor, pada sekira pukul 14.00 WIB terhenti sejenak, saat Ketua Panitia Penyelenggara dialog, Arifin maju ke depan dan menghentikan sementara dialog.

Arifin mengatakan, ia mendapat kabar bahwa mantan Presiden Soeharto telah meninggal dunia, pada pukul 13.10 WIB. Untuk menghormati jasanya sebagai pemimpin dan mendoakan agar arwahnya diterima di sisi Allah SWT ia meminta seluruh peserta dialog mengheningkan cipta.

Maka seluruh peserta dialog pun segera mengheningkan cipta. Setelah selesai, maka dialog dilanjutkan lagi.

Suasana yang sama juga terjadi pada pelaksanaan Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) Partai Golkar (PG) Kota Bogor.

Pada saat sidang pleno ketiga yang dipimpin Pengurus DPD PG Jawa Barat Yoga Santosa dan menjelang pemilihan ketua PG Kota Bogor, tiba-tiba dua orang pengurus DPD PG Kota Bogor, Tubagus Tatang Muchtar dan Gatut Susanta maju ke depan dan mengajukan interupsi kepada pimpinan sidang.

Gatut Susanta memberitahukan kepada pimpinan sidang, bahwa mantan Presiden Soeharto telah meninggal dunia. Gatut dan Tatang kemudian memimpin mengheningkan cipta kepada forum peserta Musdalub PG.

Setelah mengheningkan cipta, Gatut dan Dadang meminta izin lagi kepada pimpinan sidang dan kembali lagi ke tempat duduknya.

Pada petang harinya, ketika Cheppy Harun terpilih sebagai Ketua PG Kota Bogor periode 2004-2009 melalui Musdalub, ia juga memimimpin lagi mengheningkan cipta kepada seluruh peserta Musdalub PG.

Menurut Cheppy, mantan Presiden Soeharto sangat layak dihormati karena telah banyak berjasa ketika memimpin banngsa Indonesia.

"Soeharto adalah salah satu pahlawan, yakni pahlawan pembangunan," katanya.

Sementara itu, seorang pengacara di Kota Bogor, Rocky F Subun SH mengatakan, Soeharto telah berjasa ketika menjadi Presiden Republik Indonesia. Pada masa kepemimpinan Soeharto, masyarakat Indonesia lebih sejahtera dibandingkan saat ini.

Kalau Soeharto memiliki sisi negatif, kata dia, itu manusiawi karena manusia itu tidak sempurna.

Soal kasus Soeharto yang sampai saat ini masih menjadi kontroversial, kata dia, itu adalah kasus perdata, yakni mengenai keuangan.

Menurut dia, sebelumnya pemerintah telah menghentikan kasus Soeharto, tapi kenapa sekarang dilanjutkan lagi.

"Kalau sudah dihentikan, sebaiknya tidak dilanjutkan lagi," katanya.

Di tempat terpisah, seorang sopir angkutan kota (Angkot) di Kota Bogor, Dadang mengaku ikut berduka cita atas meninggalnya Soeharto.

Meski mengaku tidak mengerti politik, tapi sepengetahuannya pada zaman Soeharto mencari nafkah lebih mudah dan ia merasa lebih nyaman.

"Saat ini sudah zaman reformasi, tapi mencari nafkah lebih sulit, harga barang-barang juga terus naik," katanya.

(T.K-RH/B/A035/C/A035) 27-01-2008 19:12:57 NNNN

SOEHARTO PENDENGAR YANG BAIK BAGI DUNIA USAHA

Jakarta, 27/1 (ANTARA) - Mantan Presiden Soeharto dinilai sebagai pendengar yang baik bagi setiap keluhan dunia usaha dan mampu membangun industri sehingga pada masa pemerintahnya industri memberi kontribusi PDB (produk domestik bruto) sekitar 40 persen.

"Beliau pendengar yang sangat baik bagi terhadap kesulitan dunia usaha," kata pengusaha nasional Rachmat Gobel di Jakarta, Minggu, ketika dimintai pendapatnya mengenai kepemimpinan Soeharto yang wafat hari ini.

Rachmat yang merupakan generasi kedua penerus perusahaan elektronik hasil kerjasama dengan produsen elektronik Jepang itu, menceritakan dirinya pernah mengalami kesulitan dalam berusaha.

"Pak harto mendengar dan mencermati setiap persoalan dan memberikan jalan keluar," katanya.

Rachmat yang juga Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Industri, Teknologi, dan Kelautan menilai Soeharto telah mampu meletakkan dasar yang cukup kuat bagi perkembangan dunia usaha di Indonesia.

Bahkan, sektor riil bergerak dengan cepat. "Pak Harto tidak terlalu peduli dengan makro ekonomi, yang terpenting baginya rakyat bisa bekerja dan sejahtera," katanya.

Oleh karena itulah, industri saat itu bergerak dan terus dibangun untuk menggantikan ketergantungan impor Indonesia.

Pada masa pemerintahannya, kata dia, Soeharto konsisten menjalankan rencana pembangunan lima tahun (repelita), sehingga Indonesia sempat mencapai swasembada beras.

"Pada masa pemerintahannya Soeharto juga sangat memperhatikan nilai tambah, bagaimana industri dibangun mendapatkan nilai tambah yang lebih besar dari kekayaan alam Indonesia," katanya. Rachmat mengaku kehilangan seorang pemimpin yang mau mendengarkan keluhan dunia usaha serta membantu mencarikan dan menunjukkan jalan keluar. (R016)

KBRI BEIJING SIAPKAN BUKU DUKA ATAS MENINGGALNYA SOEHARTO

Beijing, 27/1 (ANTARA) - KBRI Beijing selama tiga hari mulai Senin hingga Rabu (28-30 Januari) akan menyiapkan buku duka yang dapat diisi oleh pejabat tinggi negara sahabat dan perwakilan negara asing yang berkedudukan di China untuk menyampaikan duka atas meninggalnya mantan Presiden Soeharto.

"Kami mulai besok Senin hingga Rabu akan menyiapkan buku duka yang dapat diisi oleh pejabat tinggi negara sahabat dan perwakilan asing yang ada di China," kata Wakil Kepala Perwakilan RI Beijing Mohamad Oemar, di Beijing, Minggu.

Menurut dia, KBRI Beijing telah menyebarkan surat resmi kepada Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China, kedutaan besar negara asing di Beijing, kantor-kantor perwakilan dan organisasi nasional, regional dan internasional yang isinya menyebutkan bahwa mantan Presiden RI Soeharto telah meninggal dunia, Minggu (27/1) pada pukul 13.10 WIB.

Bagi para pejabat tinggi negara di China, para duta besar, diplomat serta pimpinan perwakilan negara asing yang sedang bertugas di Beijing maupun di kota-kota lain di China yang ingin menyampaikan belasungkawa, dipersilahkan untuk datang ke kantor KBRI Beijing guna mengisi buku duka.

Pengisian buka duka dapat dilakukan di KBRI Beijing dengan alamat: No.4 Dongzhimenwai Dajie, Chaoyang District, pada pukul 10-12 dan pukul 15-17 waktu Beijing.

"Bagi WNI yang kebetulan sedang berada di Beijing dan ingin menyampaikan rasa duka atas meninggalnya Pak Harto, kami juga mempersilahkannya," kata Oemar.

Terkait dengan meninggalnya mantan Presiden Soeharto, KBRI Beijing mulai hari ini juga telah mengibarkan bendera Merah Putih setengah tiang selama seminggu, terkait penetapan Hari Berkabung Nasional seperti yang diputuskan oleh pemerintah. (A025/C/N001)

(T.A025/C/N001/N001) 27-01-2008 18:18:02 NNNN

PM AUSTRALIA BERDUKA ATAS WAFATNYA SOEHARTO

Sydney, 27/1 (ANTARA/AFP) - Perdana Menteri Australia Kevin Rudd menyatakan rasa duka atas meninggalnya mantan Presiden Soeharto pada Minggu, namun menggambarkan almarhum sebagai figur yang kontroversial mengenai masalah hak asasi manusia (HAM) dan Timor Timur.

Soeharto meninggal dalam usia 86 tahun akibat menderita komplikasi penyakit setelah tiga pekan berjuang untuk bertahan hidup menghadapi problema gagal jantung, pernafasan dan ginjal.

PM Rudd memuji peran Soeharto dalam memajukan Indonesia dan membantu membangun ASEAN dan APEC, dan menggambarkan almarhum sebagai figur yang sangat berpengaruh di kawasan ini termasuk Australia.

Namun, pemimpin sayap kiri-tengah itu tidak segan mengkritik Soeharto saat memimpin.

"Mantan presiden itu juga merupakan figur kontroversial terhadap masalah HAM dan Timor Timur dan tidak menyetujui sejumlah pendekatan kebijakan Soeharto," kata Rudd dalam suatu pernyataan, dan menekankan pentingnya hubungan baik Australia-Indonesia.

"Kini negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, Indonesia menjalin hubungan baik dengan negara-negara tetangganya, di mana Australia berperan sangat penting untuk kepentingan politik dan keamanan," ujar Rudd.

"Indonesia sukses sebagai negara demokrasi modern menjadi sangat penting, bukan saja bagi Australia, tapi juga di kawasan ini dan dunia," paparnya.

Rudd menyampaikan belasungkawa terhadap rakyat Indonesia atas wafatnya Soeharto tersebut.

(Uu.M043/C/S012)

(Uu.SYS/C/M043/C/S012) 27-01-2008 18:17:31 NNNN

PRESIDEN LIHAT WAJAH MANTAN PRESIDEN SOEHARTO

Jakarta, 27/1 (ANTARA) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wapres Jusuf Kalla, dipersilakan melihat langsung wajah almarhum mantan Presiden Soeharto saat disemayamkan di rumah duka Jalan Cendana, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu sore.

Presiden Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Yudhoyono yang didampingi Wapres Jusuf Kalla serta Ibu Mufidah Kalla yang tiba pukul 16.25 WIB didampingi sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu.

Saat memasuki ruangan, Presiden dan Wapres menyalami satu persatu para putra-putri dan anggota keluarga Soeharto, termasuk dengan Probosutedjo yang merupakan adik tiri mantan Presiden Soeharto.

Putra-putri mantan Presiden Soeharto seperti Siti Hardiyanti Indra Rukmana, Sigit Hardjojudanto, Siti Hedijati, Situ Hutami Adiningsih tampak berada di sisi jenazah yang telah ditutup dengan kain putih.

Namun, salah satu anggota keluarga yaitu Hutomo (Tommy) Mandala Putra tidak terlihat saat menerima Presiden dan Wapres.

Diiringi pengajian, Presiden dan Wapres tampak ikut serta melakukan doa bersama mendoakan yang terbaik bagi almarhum.

Saat Presiden dan Wapresi serta para tamu akan meninggalkan ruangan dan berpamitan kepada anggota keluarga, Siti Hutami Adiningsih (Mamiek) membuka kain putih yang menutupi jenazah.

Suasana di ruang tempat mantan orang nomor satu di Indonesia disemayamkan tampak dipadati para keluarga terdekat, termasuk tamu-tamu negara, dan handai taulan.

Wartawan tidak diizinkan meliput secara langsung dan mengambil gambar suasana di ruang duka.

Pengambilan gambar hanya diperbolehkan dari Biro Pers Wakil Presiden. (T.R017*M011) (T.R017/B/M011/M011) 27-01-2008 18:13:20 NNNN

SUDIRMAN: "SAYA BISA JADI SARJANA KARENA SOEHARTO"

Ternate, 27/1 (ANTARA) - Kesedihan yang mendalam menyelimuiti perasaan Ir Sudirman ketika mengetahui bahwa HM Soeharto telah wafat, pasalnya warga Ternate, Maluku Utara itu megaku bisa menjadi sarjana karena jasa Soeharto.

"Saya bisa menjadi sarjana karena mendapat beasiswa Supersemar dari Yayasan Supersemar yang disponsori Soeharto. Makanya saya sedih sekali ketika tadi mendengar beliau wafat," katanya di Ternate, Minggu.

Sudirman yang kini bekerja di sebuah perusahaan di Malut mengaku dirinya dari keluarga miskin, namun karena mendapat beasiswa Supersemar dari Yayasan Supersemar, ia bisa meraih gelar sarjana.

Di Indonesia, kata Sudirman, banyak orang seperti dirinya (tidak mampu), yang kemudian bisa menikmati pendidikan di perguruan tinggi, jarena mendapat bantuan beasiswa Supersemar dari Yayasan Supersemar.

"Saya tak bermaksud mencampuri kasus hukum Soeharto terkait Yayasan Supersemar, tapi saya ingin mengatakan bahwa saya dan banyak orang miskin bisa jadi sarjana karena jasa Soeharto melalui yayasan itu," katanya.

Sudirman mengatakan, mantan Presiden Soeharto memiliki jasa besar terhadap bangsa ini, oleh karena itu sangatlah tidak bijak kalau masyarakat terus-menerus menghujatnya, apalagi kini beliau telah wafat.

Kalaupun Soeharto pernah melakukan kesalahan selama memimpin bangsa ini, menurut dia, tidaklah harus melupakan semua jasa beliau, justru sebaiknya memaafkannya, apalagi sekarang beliau sudah wafat.

Mantan Presiden Soeharto wafat di Rumah Sakit Pusat Pertamina Minggu siang (27/1) sekitar Pukul 13.10 WIB setelah menjalani perawatan di rumah sakit itu sejak tanggal 4 Januari 2008 akibat penyakit yang dideritanya. (T.L002*M011) (T.L002/B/M011/M011) 27-01-2008 18:08:57 NNNN

SOEHARTO AKAN DIKENANG SEBAGAI APA? Oleh Akhmad Kusaeni

Jakarta, 27/1 (ANTARA) - Soeharto mangkat. Akan dikenang sebagai apakah mantan presiden dan penguasa Orde Baru itu oleh rakyat dan bangsa Indonesia?

Dibanding dengan mantan Presiden Soekarno yang mati dalam sunyi, wafatnya Soeharto berada dalam kegempitaan, setidaknya itulah yang diberitakan media massa. Hampir setiap hari dalam beberapa pekan terakhir, media menjadikan sakitnya "Jenderal Besar" itu sebagai fokus pemberitaan.

Media seperti sirkus meramaikan perkembangan penanganan penyakit Soeharto di rumah sakit oleh 40 dokter dengan alat-alat canggih berbiaya mahal. Sementara tokoh-tokoh yang membesuk diperlakukan sebagai selebriti: memberikan komentar di depan sorotan kamera televisi dan jurufoto ramai-ramai memotret dengan semangat paparazi.

Biasanya tayangan diselingi gambar Soeharto yang tengah kritis digotong memasuki lorong-lorong rumah sakit. Alat bantu pernafasan menutup mulut orang kuat Orde Baru yang tampak tidak berdaya, sementara cairan infus dan tranfusi darah tergantung mengalir ke tubuh Soeharto yang "ditidurkan". Setiap mata yang melihat jatuh simpati. Doa-doa dikumandangkan.

Dampak tayangan televisi dan hingar bingar media itu luar biasa. Ajakan memaafkan Soeharto ramai-ramai dikumandangkan. Sebuah survei menyebutkan sebanyak 67 persen rakyat Indonesia ingin Soeharto dimaafkan. Hanya sebagian kecil saja yang ingin kasus hukumnya diteruskan.

Meski Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono tidak memberikan keputusan soal status hukum Soeharto, Istana Kepresidenan menaikkan bendera setengah tiang sesaat setelah Soeharto dinyatakan wafat oleh tim dokter.

Kepala Negara datang ke rumah duka di Jalan Cendana, Jakarta, dan memutuskan tidak jadi berkunjung ke Bali seperti dijadwalkan. Presiden Yudhoyono memilih untuk menghadiri pemakanan Soeharto di Solo. SBY ingin mengantar Soeharto ke tempat peristirahatannya yang terakhir.

Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi menyatakan hari berkabung nasional selama tujuh hari.

Berbeda dengan Soekarno

Penghormatan ini sangat jauh berbeda dengan detik-detik terakhir kematian Soekarno. Sejarawan Asvi Warman Adam dari LIPI menyoroti perbedaan perlakuan terhadap Soekarno dibanding Soeharto.

Saat sakit, Soekarno hanya dirawat seorang dokter hewan, dibantu seorang Kowad yang bukan perawat dan dilarang ditengok orang, termasuk keluarga.

Jika Soeharto dirawat di Rumah Sakit Pertamina Pusat (RSPP) dengan sewa kamarnya saja jutaan rupiah, Soekarno diisolasi di Wisma Yaso (kini Museum Satria Mandala) yang penuh laba-laba, kecoa, tikus, kotor dengan penerangan redup seadanya.

"Kalau dibandingkan dengan keadaan Bapak (Soekarno, red), Soeharto masih lebih beruntung. Saat sakit anggota keluarga Soeharto masih bebas menjenguknya, sedangkan di waktu Bapak sungguh tidak enak," kata Dewi Soekarno seperti yang disampaikan kepada wartawan Antara Biro Tokyo pekan lalu.

Dewi menceritakan bagaimana Bung Karno mendapat perlakuan yang tidak manusiawi dari Soeharto, padahal Soekarno merupakan orang besar bagi bangsa Indonesia.

Status tahanan rumah, larangan untuk dikunjungi dan perlakuan tidak semestinya terjadi pada Soekarno. Proklamator kemerdekaan Indonesia itu menderita di saat-saat terakhir hidupnya.

Apa yang dialami Soeharto sekarang, menurut Dewi Soekarno, berbeda jauh. Soeharto lebih enak. Tidak diasingkan. Tidak dianiaya.

"Saya ada di Wisma Yaso, di saat-saat terakhir Bapak. Saya masih sempat menjaganya. Bapak juga dibuat seperti meninggal karena over dosis," kata wanita kelahiran Tokyo, 6 Februari 1940 itu emosional.

Apa yang terjadi pada saat-saat akhir sakaratul maut menjemput Soeharto akan menjadi tanda-tanda bagaimana bangsa dan rakyat Indonesia memandang mantan presiden yang berkuasa lebih dari 32 tahun itu.

Mantan Presiden Abdurahman Wahid yang pernah sangat kritis terhadap Soeharto mengatakan, "Ia memang membuat kesalahan, tapi ia juga banyak jasanya terhadap bangsa".

Bank Dunia dan PBB pada bulan September 2007 menempatkan Soeharto pada daftar pemimpin korup di dunia. Transparansi Internasional, sebuah organisasi anti korupsi, mengungkapkan bahwa Soeharto mencuri uang negara 15 miliar sampai 35 miliar dolar AS. Namun, laporan Transparansi Internasional masih diperdebatkan keabsahannya.

Mahkamah Agung, misalnya, berpendapat lain. Mahkamah Agung memenangkan gugatan Soeharto dan memerintahkan majalah TIME untuk membayar ganti rugi Rp1 triliun.

TIME dianggap telah mencemarkan nama baik Soeharto, karena menyiarkan pada tanggal 24 Mei 1999 suatu laporan mengenai kekayaan keluarga Soeharto yang diduga berasal dari hasil korupsi.

Lebih baik dari Ne Win

Sahabat Soeharto, mantan Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew yang membesuk Soeharto, menyatakan bangsa Indonesia semestinya lebih menghormati Soeharto.

"Ia memang memberikan kemudahan bisnis kepada keluarga dan kroninya. Tapi, ia juga mendidik rakyat dan membangun infrastruktur," kata Lee.

Lee mencatat sejarah bahwa Soeharto naik ke puncak kekuasaan pada 1965 beberapa saat setelah Ne Win berkuasa di Burma, kini Myanmar.

"Bandingkan," ujar Lee, "siapa yang lebih baik" Siapa yang harus lebih dihormati?". Lee menjawab sendiri bahwa yang lebih baik adalah Soeharto ketimbang Ne Win.

"Apa artinya beberapa juta dolar yang hilang sebagai dampak buruk dari apa yang dilakukannya? Soeharto membangun ratusan miliar dolar kekayaan bangsa ini," kata Lee seperti dikutip harian The New York Times edisi 15 Januari 2008.

Pengakuan Lee ini juga tampak diamini Presiden Yudhoyono.

"Jasa Soeharto bukan hal yang kecil bagi bangsa ini, khususnya pembangunan nasional yang dilakukannya, meskipun sebagai manusia dan seperti layaknya pemimpin lain, Pak Harto juga tak luput dari kesalahan," kata Yudhoyono yang mempercepat kepulangan dari kunjungan ke Malaysia saat Soeharto dinyatakan kritis.

"Itu yang membuat kita tidak bisa menghentikan untuk berterimakasih atas kontribusi dan jasanya bagi bangsa ini," kata Kepala Negara.

Soeharto telah mangkat. Ia segera dimakamkan. Duka cita disampaikan. Doa dipanjatkan. Ia mengubur segala kontroversi yang terjadi atas dirinya. Siapapun tak akan menolak kalau Soeharto adalah seorang negarawan besar yang sangat berpengaruh bagi perjalanan bangsa ini. Terlepas dari segala kelemahan dan kesalahannya, ia menjadi bagian sejarah penting bagi bangsa ini.

Sebagaimana pepatah Inggris mengatakan "All the good for the dead", maka bagi orang yang telah wafat hendaknya hanya yang baik-baik saja yang disampaikan. Soeharto sendiri mengamalkan pepatah Inggris ini. Buktinya, ia sering mengatakan perlunya bangsa ini "mikul dhuwur mendem jero".

Waktu akan membuktikan kebenaran falsafah ini.

(T.A017/B/N004/N004) 27-01-2008 18:06:12 NNNN

DOA-DOA DIPANJATKAN UNTUK SOEHARTO

Yogyakarta, 27/1 (ANTARA) - Kader dan simpatisan Partai Golongan Karya (Golkar) di Gunung Kidul (Yogyakarta) dan Klaten (Jawa Tengah) memanjatkan doa bagi mantan Presiden Soeharto yang pada Minggu pukul 13.10 WIB menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta Selatan.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Golkar Yogyakarta Gandung Pardiman memimpin doa bersama yang dilakukan sekitar seribu kader dan simpatisan Golkar pada acara pertemuan dengan Ketua Dewan Pimpinan Pusat Golkar Agung Laksono di pendopo Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.

Dengan doa yang dipanjatkan dalam bahasa Jawa, mereka memintakan ampunan bagi dosa-dosa penguasa Orde Baru itu.

"Duh gusti pangeran kulo mugi mugi ngapunteno sedoyo doso Pak Harto, ugi dosa kulo sedoyo (Tuhan, mohon ampunilah dosa-dosa Pak Harto dan dosa kami semua--red)," demikian doa mereka.

Setelah bertemu dengan kader dan simpatisan Golkar di Yogyakarta, Agung melanjutkan perjalanannya ke Klaten untuk melakukan pertemuan serupa.

Di Klaten Agung juga memimpin ribuan kader dan simpatisan Golkar memanjatkan doa-doa bagi Pak Harto.

Agung yang rencananya meninggalkan Yogyakarta menuju Jakarta pada pukul 17.30 WIB, mempercepat kunjungan kerjanya di Jawa Tengah dan Yogyakarta dan memutuskan kembali ke Jakarta pukul 15.30 WIB untuk melayat ke kediaman keluarga Soeharto di Jalan Cencana No.8, Menteng, Jakarta Pusat.

Rencananya dari Bandara Soekarno Hatta Jakarta, Ketua DPR RI Agung Laksono langsung menuju ke kediaman keluarga Soeharto di Jalan Cendana, Jakarta Pusat untuk melayat sekaligus melakukan koordinasi terkait acara pemakaman Soeharto pada Senin (28/1) karena dia dijadwalkan memimpin upacara pelepasan jenazah Soeharto.

Jenazah Soeharto akan dimakamkan di pemakaman keluarga Astana Giri Bangun, Solo, Jawa Tengah dengan upacara yang dipimpin Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono. (L.S023*M035*M011) (L.S023*M035/B/M011/M011) 27-01-2008 18:05:24 NNNN

BERITA HM SOEHARTO 5

HM SOEHARTO-NY TIEN TELADAN BERPASANGAN

Batam, 27/1 (ANTARA) - Perilaku HM Soeharto (1921-2008) dan Ny Tien (almarhumah) yang senantiasa tampil berpasangan selaku suami-istri maupun kepala dan ibu negara mengesankan kaum ibu.

"Kami, ibu-ibu, banyak yang ingin meneladaninya. Kedua beliau, kemana-mana tampil bersama-sama," kata Ny, Sri Soedarsono, di Batam, Minggu.

Ny. Sri yang akrab dipanggil Ibu Dar adalah adik Bacharuddin Jusuf Habibie, dan dikenal sebagai salah satu sesepuh Batam.

Ia adalah istri almarhum Soedarsono. Suaminya pada 1978-1988 menjadi Kepala Batam Pelaksana Otorita Batam, suatu jabatan yang berada di atas gubernur.

Di samping dekat dengan Soeharto sejak masa kecil di Pare-pare, selaku istri Soedarsono, Ny Sri sering menjadi nyonya rumah ketika Presiden Soeharto dan "first lady" berkunjung ke Batam.

"Tanpa kebijakan Pak Harto pada awal 1970. Batam takkan ada dan tidak akan seperti sekarang kemajuannya, " kata Ny Sri Soedarsono kepada ANTARA.

Untuk memeriksa kemajuan dari kebijakannya, sedikitnya satu kali dalam setahun, Presiden Soeharto dan Ibu Tien ke Batam. Mereka bermalam kamar khusus di Wisma Otorita Batam, di Sekupang.

Menurut Sri, kedua orang paling berpengaruh itu menyukai ubi, jagung dan kacang rebus.

"Ubi, jagung dan kacang, waktu itu masih harus didatangkan dari Jakarta," kata Sri yang kini mengurus lembaga sosial antara lain sekolah swasta dan PMI di Batam, Rumah Sakit Ginjal RA Habibie di Bandung.

Ia mengenang, "Pak Harto jarang tidur sebelum jam 00.00. Jam 22.00-an biasanya beliau ke luar kamar untuk menikmati kacang rebus. Penganan yang sederhana".

Sri sering memasak untuk tamu yang dihormatinya itu kendati menekan rasa gusar sebab beberapa tentara pasti berdiri mengawasi ketika di dapur.

Hal lain yang dikenang Ny Sri Soedarsono ialah pada waktu didampingi Ny Tien, pemerintahanan Soeharto sangat berwibawa. termasuk pada waktu upacara nasional.

Pada setiap upacara 17-an, misalnya, ibu-ibu berkain kebaya lengkap, dan perempuan berjilbab tidak ada yang bercelana panjang ketat macam sekarang, katanya.

B/A011)

(T.A013/B/A011/A011) 27-01-2008 20:45:35 NNNN

SANTRI AL-ISLAH BONDOWOSO DOA BERSAMA UNTUK SOEHARTO

Bondowoso, 27/1 (ANTARA) - Sekitar 800 santri yang menimba ilmu di Pesantren Al-Islah, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Minggu malam menggelar doa bersama untuk almarhum Soeharto, mantan Presiden RI.

Salah seorang pengasuh Pesantren Al-Islah, KH Toha Maksum ketika dihubungi ANTARA lewat telepon selulernya mengatakan, doa bersama dilakukan para santri dan akan dilanjutkan hingga beberapa hari ke depan atau lebih dari tujuh hari.

"Minggu malam hanya doa bersama, sedangkan Senin (28/1) siang juga diadakan salat ghaib untuk beliau dilanjutkan dengan doa bersama," katanya seraya menjelaskan bahwa pesantren itu mendapatkan bantuan dari Yayasan Dharmais sejak 1989.

Ia mengemukakan, dirinya kini sedang berada di Jakarta sebagai utusan keluarga besar Pesantren Al-Islah untuk menghadiri atau melayat keluarga Soeharto. Ia mengemukakan dirinya masih akan mengikuti prosesi pemakaman di pemakaman Astana Giribangun.

Menurut dia, doa bersama yang digelar untuk Soeharto itu dipimpin oleh salah seorang pengasuh pesantren modern tersebut, yaitu Ustadz Azis.

(T.M026/B/I007/I007) 27-01-2008 20:40:55 NNNN

SULSEL BERDUKA ATAS WAFATNYA SOEHARTO

Makassar, 27/1 (ANTARA) - Masyarakat Sulawesi Selatan menyampaikan rasa duka yang mendalam atas wafatnya mantan Presiden RI HM Soeharto di Jakarta, Minggu sekitar pukul 13.10 WIB.

Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan Ahmad Tanribali Lamo mengemukakan hal itu kepada pers di Makassar, Minggu malam.

Ia juga mengajak seluruh masyarakat Sulsel untuk mendo`akan almarhum kiranya dimaafkan segala dosa selama masa hidupnya dan arwah almarhum diberi tempat yang layak di sisi Allah SWT sesuai dengan amal ibadahnya.

"Kita patut memberi apresiasi yang tinggi kepada almarhum yang pernah memimpin bangsa selama 32 tahun. Almarhum telah banyak berjasa dalam membangun dan memajukan bangsa ini," ujar Tanribali.

Ia mengatakan bahwa bangsa Indonesia kehilangan seorang putra terbaik yang hingga akhir hayatnya masih memikirkan kemajuan bangsa ini. (T.R007) (E.P005/C/T004/T004) 27-01-2008 20:37:48 NNNN

KADER PDIP DIMINTA HORMATI PROSES PEMAKAMAN SOEHARTO

Jakarta, 27/1 (ANTARA) - Juru bicara DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Dhia Prekasha Yoedha mengimbau kader PDIP agar tidak terprovokasi berita miring sehubungan dengan pemakaman mantan Presiden Soeharto.

"Kami mengingatkan kepada setiap jajaran partai dan kader agar tetap waspada dan tetap menjaga ketertiban umum. Jangan terpancing provokasi dan isu yang tidak bertanggungjawab," kata Dhia dalam pesan pendek yang diterima ANTARA di Jakarta, Minggu sore.

Ancaman keributan disebut Dhia berasal dari pesan pendek (SMS) yang beredar yang menyatakan bahwa ada berita dari BBC yang menyatakan ratusan toko milik keturunan China telah ditandai sebagai "milik pribumi", seperti yang terjadi pada tahun 1998 ketika Soeharto mundur dari kursi kepresidenannya.

Pesan pendek yang dikirim dari nomor telepon 081319305466 itu dianggap mengandung hasutan yang dikhawatirkan bisa berakibat adanya keributan seperti penjarahan ditahun 1998 lalu.

"Kami mengingatkan agar tiap pihak menghormati prosesi jenazah dan pemakaman Pak Harto," kata Dhia.

Ia mengingatkan mungkin saja ada pihak perusuh yang mencoba memanfaatkan situasi wafatnya mantan Presiden Soeharto yang saat ini sedang disemayamkan di rumah duka di Jl. Cendana Jakarta Pusat .

(T.A043/B/A011) (T.A043/B/A011/A011) 27-01-2008 20:32:57 NNNN

PM JEPANG MENYATAKAN BELASUNGKAWA ATAS MENINGGALNYA SOEHARTO

Jakarta, 27/1 (ANTARA) - Perdana Menteri Jepang Yasuo Fukuda menyampaikan ucapan belasungkawa kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atas meninggalnya Presiden ke-2 HM Soeharto pada Minggu siang, sekitar pukul 13.10 WIB.

Menurut keterangan resmi dari Kedutaan Besar Jepang di Jakarta, Minggu, selain PM Jepang, Menlu Jepang Masahiko Komura juga menyampaikan ucapan belasungkawa kepada Menlu Hassan Wirajuda.

Sementara itu segera setelah menerima kabar duka itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atas nama negara, rakyat, pemerintah dan pribadi menyampaikan ucapan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga mantan presiden Soeharto.

Presiden juga meminta kepada seluruh rakyat Indonesia untuk memberikan penghormatan setinggi-tingginya kepada HM Seoahrto yang merupakan pimpinan bangsa yang besar pengabdiannya,

Sebagaimana layaknya penghormatan pada para pemimpin Indonesia yang lain, Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi mengumumkan hari berkabung nasional selama tujuh hari mulai hari Minggu( 27/1) sehubungan meninggalnya mantan Presiden Soeharto.

Sementara itu, bendera Merah Putih di kompleks Istana Kepresidenan dan Istana Wakil Presiden diturunkan menjadi setengah tiang sehubungan meninggalnya Soeharto.

Mantan Presiden Soeharto meninggal sekitar pukul 13.10 WIB setelah dirawat selama 24 hari di Rumah Sakit Pusat Pertamina karena sejumlah kegagalan organ vital.

B/A011)

(T.G003/B/A011/A011) 27-01-2008 20:30:32 NNNN

SEJUMLAH KANTOR BERITA ASING TURUNKAN BERITA MENINGGALNYA SOEHARTO

Bandung, 27/1 (ANTARA) - Meninggalnya mantan Presiden RI kedua HM Soeharto pada Minggu pukul 13.30 di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta Selatan mendapat perhatian dari sejumlah kantor berita asing di dunia dengan menurunkan beritanya.

Kantor berita Prancis, Agence France-Presse (AFP) menurunkan beritanya - Indonesia`s former president Suharto, whose iron-fisted rule became a byword for corruption and bloody repression but also brought economic growth, died Sunday after a long and public fight for life.

Mantan Presiden Suharto yang pemerintahannya "bertangan besi " dan berlumur darah, namun juga berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menigggal dunia Minggu siang setelah berjuang lama untuk hidup, kata AFP.

Reuters yang berpusat di London, Inggris, menurunkan berita - Former president Soeharto, hailed as the father of development by some Indonesians during his 32 years in power and accused of corruption and rights abuses by others, died on Sunday after suffering multiple organ failure.

Mantan Presiden Soeharto yang dianggap sebagai "Bapak Pembangunan "oleh sebagian besar bangsa Indonesia dan selama 32 tahun memerintah dengan kekuasaan namun didera isu korupsi dan melanggar ham azasi manusia oleh lainnya, meninggal Minggu siang setelah sebagian organnya tidak berfungsi,kata Reuters.

Sementara berita CNN (AS) menulis - Former Indonesian dictator Soeharto -- the "smiling general" who ruled his country with an iron fist for three decades -- died Sunday at a hospital in Jakarta, said his doctor. He was 86.

Mantan diktator Indonesia atau dikenal sebagai "smiling general" yang telah memerintah negeri dengan "tangan besi "selama tiga dekade, meninggal Minggu siang di RS di Jakarta dalam usia 86 tahun, demikian laporan CNN.

Sedangkan ABC News menulis berita Former Indonesian president Soeharto dies Former strongman Soeharto, who died age 86 on Sunday, steered Indonesia through three decades of rapid economic growth and stability, only to see much of his work unravel in months as the country was plunged into chaos.

Orang kuat mantan Presiden Suharto meninggal Minggu siang dalam usia 86 tahun. Selama tiga dekade memimpin Indonesia berhasil meningkatkan pertumbuhan eknomi dan stabilitas, kata ABC Newss.

B/A011) (U.K-ASR/B/A011/A011) 27-01-2008 20:19:22 NNNN

JASA HM SOEHARTO DALAM MEMBANGUN CITRA ISLAM

Oleh: Theo Yusuf MS

Jakarta, 27/1 (ANTARA) - Tepat pukul 13.10 WIB hari Minggu 27 Januari 2008,Haji Mohammad Soeharto dipanggil Tuhan Yang Maha Kuasa, setelah 24 hari berada di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) menjalani pengobatan terhadap penyakit yang telah lama dideritanya.

Kabar meninggalnya H.M. Soeharto, merebak setelah Ketua Tim Dokter Kepresidenan,dDr Mardjo Soebiandono, menyatakan kepada pers, di Jakarta, bahwa mantan Presiden Soeharto meninggal dunia di RSPP, pada usia 87 tahun.

"Innalillahi Wainalilahi Rojiun, telah wafat dengan tenang Bapak Haji Muhammad Soeharto pada hari Minggu 27 Januari 2008, pukul 13.10 WIB di RSPP Jakarta," kata Mardjo, dengan nada lirih, dan muka sedih.

Kini Soeharto telah tiada. Tetapi jasa-jasanya masih dapat diingat, utamanya jasanya dalam membangun citra Islam. Penulis beruntung, pada 2007 sempat berjumpa dengan almarhum sebanyak dua kali. Pertama pada 8 Juni 2007 pada hari ulang tahunnya ke-86 dan kedua, pada bulan puasa, 1428 H. menjalankan shalat taraweh pada deretan shaf terdepan di Jalan Cendana No 8 Jakarta, Pusat.

Menurut mantan Menteri Agama dr. Tarmizi Taher, jasa Soeharto dalam membangun citra Islam di Indonesia, cukup signifikan.

Oleh karena itu, banyak orang keliru melihat Soeharto yang dinilai banyak menindas dan menganaktirikan umat Islam di Indonesia, Dia (Soeharto, ... red) dibesarkan di lingkungan Muhammadiayah. Dia lahir pada 21 Juni 1921 di Kemusuk Yogyakarta. Jadi selama memimpin pun juga terlihat bekas-bekas dia pernah belajar tentang agama, yang secara khusus masih juga dipengaruhi oleh kultur Jawa. "Saya terkesan dengan pendapat Habib Husein Alatas, tokoh Islam dari Ambon. Pak Tarmizi, katanya, Pak Harto itu punya jasa besar kepada pembangunan Islam. Siapa yang menggagas berdirinya 1.000 masjid di seluruh Indonesia.Pembangunan mesjid dilakukan melalui Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila atay YAMP.

Jumlah itu kini belum tercukupi. Tetapi sudah banyak yang terlaksana, sehingga banyak umat Islam mudah dan nyaman dalam menjalankan ritualnya karena ada masjid yang dibangunnya itu. Adakah ormas Islam, atau tokoh Islam yang menggagas ide besar seperti itu, kata Tarmizi mengutip Habib Husein. Jadi ada kesan mendalam bagi umat Islam yang mau mengakui, Pak Harto adalah bukan hanya sekedar Bapak Pembangunan, tetapi juga sekaligus salah satu tokoh pejuang Islam.

"Mungkin dengan gagasan yang mulia itulah HM. Soeharto sampai dipanjangkan umurnya hingga 87 tahun," katanya.

Sejalan dengan pernyataan Tarmizi, Alamsyah Ratuprawiranegara mantan Menteri Agama dan Menko Kesra. kepada Probosutedjo pernah mengatakan " Umat Islam itu seyogianya harus berterima kasih kepada Pak Harto, karena tahun 1965, jika Pak Harto tidak cepat mengambil alih kekuasaan, banyak orang Islam akan dibantai oleh PKI".

Peryataan Alamsyah yang dikutip Probo, itu, disampaikan saat para tokoh reformis, khususnya yang juga dari kelompok muslim, banyak mengritik H.M. Soeharto, dan menuduhnya sebagai tokoh yang melakukan korupsi dan menyalahgunakan kewenangan, utamanya dalam pengelolaan yayasan-yayasan yang dipimpinnya. Semua yayasan yang terkait dengan kesehatan masyarakat, pendidikan dan pembangunan masjid-masjid itu, kini sudah diserahkan kepada pemerintah pusat atau pemerintah daerah. Penyerahan itu, kata Probo, dimaksudkan agar setelah Pak Harto meninggal, tidak ada lagi masalah hukum yang dipersoalkan.

"Beliau tidak ingin keluarganya masih diseret-seret urusan hukum terkait dengan pengelolaan yayasan," katanya.

Apa yang disampaikan Alamyah itu, kata Probo, benar adanya, karena ketika Pak Harto masih sehat, juga mengatakan hal sama kepada Probo.

"Banyak orang, utamanya generasi dibawah tahun 1960-an, yang kurang memahami sejarah. Tahun 1965, banyak umat Islam yang akan dibantai oleh gerombolan Partai Komunis Indonesia. Tetapi hal itu dapat saya cegah dengan membubarkan PKI, meskipun pengaruh Presiden Soekarno kala itu cukup kuat," kata Probo mengutip Soeharto.

HM. Soeharto juga berpesan kepada Probo, untuk tidak melawan kepada tokoh-tokoh yang mengeritiknya, karena sesungguhnya mereka itu kurang memahami sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

"Jangan dilawan, karena mereka itu hanya kurang mengerti sejarah lahirnya bangsa Indonesia saja," kata Probo mengutip pendapat Soeharto. .

.

Tak ada jalan pintas

Pembangunan yang dilaksanakan di bawah kepemimpinan mantan Presiden Soeharto, baik dibidang keagamaan, politik maupun ekonomi didasarkan pada Garis-garis Besar Haluan Negara/GBHN. Trilogi Pembangunan yang digagas Soeharto mencakup pembangunan dibidang stabilitas politik dan keamanan dan pembangunan ekonomi itu serta pemerataan tentunya tidak semua dapat dilaksanakan secara bersamaan.

Tak ada jalan pintas untuk dapat menjalankan roda pembangunan yang dapat menyenangkan semua anak bangsa dalam kurun waktu tertentu.

Dibidang politik, misalnya, banyak pengeritik gagasan HM Soeharto yang menghapuskan multipartai menjadi hanya tiga partai, Golkar, PPP dan PDI sebagai upaya" mengkebiri" umat Islam untuk menjalankan misinya.

Masalah keamanan juga dinilai sangat sangat "otoriter", dan mengandalkan kekuatan pada TNI dan Polri. Sedang dibidang ekonomi, Pak Harto dikritik terlalu memanjakan kelompok konglomerat, atau kelompok yang kecil yang menguasai perekonomian di Indonesia.

Sebut saja, kelompok Liem Sioe Liong., Bob Hasan, Bukaka, dan Ciputra.

Semua kritik dibidang politik, keamanan dan ekonomi tersebut, kata sekretaris Pribadi HM. Soeharto, Anton Tabah, dalam buku "Empati di Tengah Badai" merupakan kewajaran, karena yang mendukung dan setuju dengan politik HM. Soeharto, jumlahnya jutaan orang.

Surat dari seluruh rakyat Indonesia itu, kata Anton, dikumpulkan sejak 21 Mei sampai 31 Desember 1998. Semua surat berisi mendukung kebijakan Pak Harto dalam berbagai hal, terutama dalam bidang pembinaan keagamaan, dan pemberdayaan ekonomi menengah dan kecil. Anton menyebutkan salah satu surat simpati kepada HM. Soeharto dari Muh. Rustam Fadl, dari Ambon mengatakan, banyak orang tidak adil, selama ini sudah banyak menikmati fasilitas dan pendidikan tingi, karena kebijakan Pak Harto.

Akan tetapi setelah terjadi krisis ekonomi, semua kesalahan ditimpakan kepadanya.

HM. Soeharto yang dinilai sebagai tokoh pejuang pembangunan ekonomi dan membangun citra umat Islam itu juga diakui oleh sejumlah warga transmigrasi d luar Jawa, khususnya di Sumatera Barat .

"Saya kaget ketika melihat siaran di televisi, Pak Soeharto sakit dan terbaring di rumah sakit. Kini beliau (Soeharto) sudah meninggal dunia," kata Jamino (70) di Kecamatan Koto Baru, Kab. Dharmasraya, Sumbar, satu dari ribuan kepala keluarga asal Wonogiri, Jawa Tengah itu.

Bagi warga transmigrasi, kata Jamino, Pak Harto dinilai cukup besar jasanya, dan telah berhasil melakukan pemerataan penduduk, khususnya dari kota-kota di Pulau Jawa ke sejumlah kota di Sumatera.

"Beliau (Soeharto) pemimpin yang begitu peduli akan nasib petani dan rakyat kecil," tuturnya.

Ketika Pak Harto jadi Presiden, bila petani mengeluh dan warga kelaparan, dan kemudian dilaporkan ke wartawan, keesokannya pejabat pemerintah sudah langsung datang ke warga.

Tokoh seperti itu, kini sudah tak ada lagi. HM. Soeharto meninggalkan masyarakat Indonesia selamanya. Ratusan masjid yang diresmikan masih berdiri. Ada pepatah, Gajah mati Meninggalkan Gading, Pak Harto wafat meninggalkan jasa.

(Y005)/B/A011) (T.Y005/B/A011/A011) 27-01-2008 19:34:50 NNNN

JENAZAH HM SOEHARTO SEDANG DIMANDIKAN

Jakarta, 27/1 (ANTARA) - Jenazah mantan Presiden HM Soeharto pada pukul 19.30 WIB dimandikan oleh pihak keluarga.

"Jenazah beliau sekarang sedang dimandikan," kata Menteri Hukum dan Ham Andi Mattalatta saat selesai melayat di kediaman Cendana Jakarta Pusat, Minggu malam.

Menurut Andi proses memandikan jenazah hingga pukul 19.45 WIB masih berlangsung dan belum selesai. Seluruh anggota keluarga besar Soeharto ikut menyaksikan proses itu.

Saat ini di dalam rumah Cendana terlihat Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin.

Ketika ditanyakan apakah jenazah akan dibawa ke Masjid At Tin, Andi mengaku tidak tahu dan dia tergesa-gesa meninggalkan lokasi karena akan berangkat ke Denpasar. (L.J004*P008/B/M007) (L.J004*P008/B/M007/M007) 27-01-2008 20:04:51 NNNN

PARTAI GOLKAR SE KALSEL SHALAT GAIB DAN TAHLILAN SOEHARTO

Banjarmasin, 27/1 (ANTARA) - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar se Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) diimbau untuk melaksanakan shalat gaib dan tahlilan untuk mendo`akan mantan Presiden Soeharto.

Imbauan tersebut disampaikan Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Kalsel H.Abdussamad Sulaiman H.B kepada ANTARA di Banjarmasin, bersamaan waftanya mantan Presiden RI yang juga mantan Dewan Pembina Golkar, Minggu siang.

DPD Partai Golkar Kalsel melaksanakan shalat gaib dan tahlilan untuk Pak Harto, Senin (28/1) malam, ujarnya saat dalam perjalanan sekembali dari Kandangan (135 Km utara Banjarmasin), ibukota Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalsel, Minggu sore.

Menjawab ANTARA Banjarmsin melalui telepon selular, H.A.Sulaiman HB yang akrab dipanggil Haji Leman itu, menyatakan, Partai Golkar khususnya merasa kehilangan atas meninggal dunia Presiden Kedua Republik Indonesia tersebut.

"Pasalnya, almarhum Pak Harto, seorang yang berjasa besar, bukan saja bagi Golar, tapi juga terhadap negara dan bangsa ini," lanjut pengusaha terkenal di seantero Kalsel dan Kalteng, serta pendiri kesebelasan Barito Putra itu.

Oleh sebab itu, sudah sepatutnya mendo`akan semoga almarhum mendapat tempat yang layak di sisi Nya, serta segala dosa dan kesalahannya mendapat ampunan dari Allah SWT.

"Sementara kita yang ditinggalkan atau yang masih hidup dapat melanjutkan cita-cita perjuangan positif untuk membangun negara dan bangsa ini, dengan semangan persatuan dan kesatuan," ujar Haji Leman singkat saat berada dalam mobil sekembali dari kegiatan Partai Golkar di "kota dodol" Kandangan.

Pecinta atau "penggila" bola itu dalam sepekan ini terpaksa harus bulak-balik ke Kandangan, untuk melakukan konsulidasi. Karena di "Bumi Antaluddin" HSS tersebut kini sedang memulai pemilihan kepala daerah (Pilkada), dimana Partai Golkan mengusung, Bahdar Djorhan, incumbent (Wakil Bupati setempat) untuk menjadi orang nomor satu di jajaran pemerintah kabupaten (Pemkab) tersebut. (T.P-SHN/B/M019/M019) 27-01-2008 20:00:17 NNNN

BERITA PAK HARTO 4

SOEHARTO PERNAH SELAMATKAN RIBUAN NYAWA RAKYAT TIMTIM

Kupang, 27/1 (ANTARA) - Mantan Presiden Soeharto dinilai sangat berjasa bagi rakyat Timor Timur (Timtim), karena pernah menyelamatkan puluhan ribu nyawa rakyat Timor Timur ketika terjadi perang saudara di wilayah itu.

"Pada perang saudara di Timor Timur, Soeharto mengirim bala bantuan tentara, dan para prajurit itu telah berperan dalam menyelamatkan nyawa rakyat kecil di Timor Timur. Jasa almarhum dalam integrasi Timor Timur sangat besar," kata Juru Bicara Komunitas Timor Timur, Mario Vieira, di Kupang, Minggu.

"Sebagai warga Timor Timur, kami merasa sangat kehilangan karena almarhum Soeharto memiliki peran yang sangat besar dalam menyelamatkan nyawa ribuan rakyat Timor Timur dalam perang saudara. Almarhumlah yang memutuskan untuk mengirim bala tentara untuk menyelamatkan rakyat," katanya.

Karena itu, katanya, Komunitas Timtim yang ada di Nusa Tenggara Timur (NTT), menyampaikan selamat jalan kepada mantan Presiden RI HM Soeharto yang dikenal sebagai bapak integrasi Timor Timur.

"Selamat jalan bapak integrasi Timor Timur, jasa baikmu bagi rakyat Timor Timur tidak akan terlupakan," katanya.

Mario menambahkan, HM Soeharto adalah seorang pemimpin ksatria yang telah menjadikan Indonesia sebagai negara yang disegani di dunia, selain sebagai bapa pembangunan yang telah membawa perubahan dalam berbagai dimensi pembangunan.

(T.BK04/C/T004/T004) 27-01-2008 22:50:30 NNNN

DIN SYAMSUDIN DUKUNG TINDAKAN HUKUM TERHADAP KRONI SOEHARTO

Jakarta, 27/1 (ANTARA) - Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, mengatakan penegakan hukum terhadap kroni mantan Presiden SOeharto harus terus dilakukan.

"Terhadap yang masih hidup, hukum harus ditegakkan," katanya setelah melayat di rumah duka di Jalan Cendana, Jakarta Pusat, tempat jenazah mantan Presiden Soeharto disemayamkan, Minggu malam.

Din mengatakan penegakan hukum itu juga harus diselaraskan dengan cara penegakan yang sesuai dengan aturan.

Khusus untuk almarhum Soeharto, Din meminta masyarakat memaafkan jika penguasa Orde Baru itu telah berbuat salah.

"Sesuai dengan ajaran agama maka kalau ada orang meninggal dunia kita diharapkan memeberikan permaafan. Oleh karena itu, tidak ada salahnya kita memberi maaf kepada pak Harto," kata Din yang mendapatkan kesempatan pertama mendoakan jenazah Soeharto.

Din berharap, masyarakat bisa mempertimbangkan sisi kemanusiaan, terutama dalam suasana berkabung setelah Soeharto meninggal dunia.

Sementara itu, kuasa hukum Soeharto, OC Kaligis yang juga datang melayat, menolak berkomentar soal kasus hukum yang menjerat Soeharto.

"Saya tidak ngomong perkara, saya punya hak tidak ngomong perkara," katanya sambil bergegas.

Dia mengaku datang ke Cendana khusus untuk mendoakan presiden kedua Indonesia itu.

Bahkan, Kaligis juga enggan berkomentar ketika ditanya apakah keluarga sempat membicakan perkara yang sedang dihadapi Soeharto.

Kini, negara melalui Kejaksaan Agung sedang memperkarakan Soeharto secara perdata dalam kasus dugaan penyelewengan dana Yayasan Supersemar.

Perkara itu masih bergulir di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, dan akan memasuki tahap kesimpulan. (F008)/B/A011) (T.F008/B/A011/C/A011) 27-01-2008 22:32:21 NNNN

FUKUDA PUJI SOEHARTO PEMBANGUN PERSAHABATAN INDONESIA-JEPANG

Tokyo, 27/1 (ANTARA) - PM Jepang Yasuo Fukuda, di Tokyo, Minggu, menyampaikan belasungkawa atas nama pemerintah dan rakyat Jepang, menyusul wafatnya mantan presiden Soeharto akibat sakit pada usia 86 tahun di Jakarta , Minggu( 27/1) .

PM Fukuda dalam kesempatan itu memuji Soeharto sebagai sahabat Jepang, karena presiden kedua RI itu merupakan presiden yang mengupayakan pembangunan persahabatan Jepang-Indonesia secara permanen, demikian Kyodo.

Fukuda langsung menyampaikan ucapan belasungkawa begitu mengetahui Soeharto wafat pada Minggu siang, tidak lama setelah ia kembali dari Davos, Swiss, mengikuti forum ekonomi dunia.

Ia lantas memerintahkan stafnya untuk segera mengirimkan ucapan belasungkawa ke Jakarta, guna menjadi kepala pemeirntahan yang merespon dengan cepat atas meninggalnya mantan presiden dari negara yang menjadi salah satu sahabat utama Jepang.

Meninggalnya Soeharto juga terjadi saat Indonesia dan Jepang sedang giat-giatnya memperingati 50 tahun hubungan bilateral kedua negara yang dibangun pertama kalinya pada 1958.

Fukuda juga menyampaikan rasa duka cita yang mendalam rakyat Jepang kepada rakyat Indonesia, mengingat hubungan yang erat kedua negara dan bangsa itu di masa Orde Baru.

Jepang memang merupakan negara yang pertama kali dikunjungi Soeharto saat mantan Pangkostrad itu baru saja dilantik sebagai Presiden kedua, menggantikan Soekarno.

Soeharto kemudian membangun Orde Baru, orde yang mengkoreksi total rezim sebelumnya, terlebih dengan kodisi ekonomi yang sedang morat marit saat itu.

Soeharto lantas memilih Jepang dan segera bertolak ke Negeri Sakura itu, hal menjadikannya sebagai kunjungan luar negerinya yang pertama kali. Soeharto lantas meminta Jepang membantu pemerintahannya membenahi perekonomian nasional.

Sejak itulah Soeharto menjadikan Jepang sebagai sahabat utama dalam membangun perekonomiam Indonesia hingga sekarang.

Jenderal Besar itu meninggal dunia di Rumah Sakit Pertamina Pusat (RSPP) pada hari Minggu (27/1) pukul 13.10 waktu setempat, akibat sakit semakin melemahnya organ tubuh yang dideritanya.

Soeharto memerintah Indonesia selama 32 tahun dan kemudian mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 sebagai presiden, menyusul gelombang reformasi yang melanda Indonesia dan menuntutnya lengser dari kekuasaan. (T.B011/B/A011) (T.B011/B/A011/A011) 27-01-2008 22:26:39 NNNN

DPD PG KEPRI GELAR TAHLILAN UNTUK SOEHARTO

Tanjungpinang, 27/1 (ANTARA) - DPD Partai Golkar (PG) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menggelar tahlilan atau doa selamat untuk Soeharto, mantan Presiden RI yang meninggal dunia siang tadi sekitar pukul 13.10 WIB.

"Tahlilan doa selamat untuk Pak Harto berlangsung di kantor DPD PG Kepri setelah salat Magrib berjamaah," kata fungsionaris DPD PG Kepri, Lamen Sarihi kepada ANTARA di Tanjungpinang, ibukota Provinsi Kepri.

Tahlilan yang dilakukan seluruh kader dan simpatisan PG Kepri itu dimaksudkan agar arwah mantan Presiden RI-2 itu diterima Tuhan.

"Semoga seluruh masyarakat Indonesia memaafkan Pak Harto jika ada kesalahannya selama memimpin negara ini. Semoga Pak Harto berpulang dengan damai," ucap Lamen yang juga berprofesi sebagai pengacara.

Ia mengatakan, seluruh kader dan simpatisan PG merasa kehilangan sesepuh partai yang berlambangkan pohon beringin itu.

Ia menilai, Soeharto yang pernah berkuasa selama 32 tahun itu adalah tokoh karismatik, pintar, berani dan bertangungjawab.

"Pak Harto adalah tokoh politik yang andal. Dia salah seorang tokoh yang berjasa membesarkan PG di NKRI," ujarnya.

Menurutnya, penguasa orde baru itu juga memiliki jasa yang besar terhadap rakyat dan negara ini.

Karena itu, lanjutnya, patut diberi penghargaan yang sebesar-besarnya.

"Walau bagaimanapun dia berjasa terhadap negara ini. Kita semua bisa merasakannya saat itu," katanya.

(T.PK-NP/B/A013/A013) 27-01-2008 22:20:18 NNNN

PG KEPRI: SOEHARTO LAYAK DIGELARI PAHLAWAN NASIONAL

Tanjungpinang, 27/1 (ANTARA) - Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar (DPD PG) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menyatakan Soeharto, mantan Presiden RI, layak digelari pahlawan nasional.

Ketua Badan Informasi dan Komunikasi DPD PG Kepri, Suyono, Minggu malam mengemukakan, Soeharto berjasa membawa masyarakat Indonesia mencapai jaman keemasan di era 1980-an selama 32 tahun memimpin NKRI.

"Dia memimpin dengan program swasembada pangan, program pembangunan dengan repelita dan keluarga berencana. Keberhasilannya buat masyarakat Indonesia layak dihargai negara," ujarnya kepada ANTARA di Tanjungpinang, ibukota Provinsi Kepri.

Soeharto, katanya, layak dijadikan sebagai pahlawan nasional karena jasa-jasanya di bidang pembangunan, swasembada pangan dan pertahanan keamanan.

"Waktu dia memimpin, negara ini aman dan dihormati," katanya.

Selama memimpin Indonesia, Soeharto berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Itu dibuktikan dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.

"Bahkan Indonesia pernah digelar sebagai macan Asia setelah Jepang dan China," ungkapnya.

Menurutnya, keberhasilan Soeharto di bidang pertahanan keamanan juga patut dihargai. Soeharto merupakan tokoh TNI yang berhasil memimpin Trikora dalam rangka pembebasan Irian Barat dari tangan penjajah.

"Negara ini kemudiann kokoh di zaman kepemimpinan Soeharto," katanya.

Ia mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk tidak hanya memandang Soeharto dari sisi salahnya, karena dia juga memberi kontribusi besar bagi bangsa dan negara ini.

"Kini dia telah pergi. Sebagai umat beragama, mari kita sama-sama memaafkannya agar almarhum diterima di sisi Allah Swt," imbaunya. (T.PK-NP/B/A013/A013) 27-01-2008 22:20:18 NNNN

BEREBUT MEREKAM HARI TERAKIR SOEHARTO

Oleh: Nur Istibsaroh

Jakarta, 27/1 (ANTARA) - Minggu pagi tanggal 27 Januari 2008, di lobi depan Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) tampak tidak ada perubahan dari dua atau tiga hari setelah mantan Presiden Soeharto dinyatakan kondisinya membaik, karena Soeharto sudah bisa makan, bahkan sudah bisa minum obat.

Salah satu anggota Tim Dokter Kepresidenan Christian Johannes mengatakan pada Sabtu (26/1) bahwa kondisi paru-paru Soeharto sudah mengalami perbaikan.

Bahkan sejak Jumat (25/1) Soeharto sudah mendapat asupan makanan secara oral guna melatih Soeharto menelan sesuatu dengan menggunakan mulut dan tenggorokan.

Berita itu, membuat pada Minggu (27/1) hanya ada sekitar 20-an wartawan media cetak dan elektronik yang masih menunggu di RSPP untuk memantau keadaan Soeharto.

Mereka tampak lesehan, menghabiskan waktu dengan membaca surat kabar, atau sekadar ngobrol dengan yang lain.

Acara jumpa pers yang biasa dilakukan pada pagi hari juga berlangsung seperti biasa. Saat itu, Tim Dokter Kepresidenan menyatakan Soeharto sangat kritis, pernapasan 100 persen diambil alih oleh mesin, dan hanya jantung yang berdenyut.

"Sejak pukul 01.00 WIB, terjadi sesak napas, diikuti tekanan darah terus menurun. Segera dilakukan resusitasi antara lain dengan mengambil alih pernapasan 100 persen dengan mesin pernapasan," kata Ketua Tim Dokter Kepresidenan, dr.Mardjo Soebiandono didampingi anggota dokter yang lain.

Pukul 03.00 WIB-07.00 WIB, keadaan penguasa orde baru makin menurun, karena tekanan darah berkisar 90/35-70/35 mmHg. Pada pukul 10.00 keadaan Soeharto sangat kritis, pernapasan dangkal, dan pernapasan masih diambil alih oleh mesin pernapasan.

Informasi itu, tidak lama kemudian membuat jumlah wartawan bertambah, yang sebelumnya hanya 20-an dalam waktu singkat menjadi sekitar seratusan.

Seluruh wartawan tersebut, ada yang berjaga-jaga di lobi rumah sakit, ada yang berjaga-jaga di pintu belakang, dan pintu belakang rumah sakit serta ada yang ada di dekat ruang jenazah.

Mereka terus memantau dan membaca perubahan suasana rumah sakit termasuk adanya sejumlah aparat kepolisian yang terlihat lalu lalang dan ada sekitar tujuh orang yang mengenakan seragam loreng.

Sekitar pukul 13.25 WIB, keluar seorang berseragam polisi dari dalam rumah sakit dan saat berada di depan lobi terlihat sibuk dengan alat komunikasi di tangannya.

Awalnya tidak ada respon dari sejumlah wartawan, namun karena sikap polisi yang menunjukkan ada persiapan, menjadikan wartawan langsung menyerbunya.

Saat itu, lah polisi yang kemudian diketahui Kapolsek Kebayoran Baru Kompol Dicky Sondani buka mulut dan menyampaikan berita duka.

"Ada berita duka, innalillahi wa innalillahi rojiun telah berpulang ke rahmatullah, mantan Presiden Soeharto pada jarum jam pukul 13.10 WIB," katanya yang kemudian membuat seluruh wartawan terlihat langsung melaporkan berita tersebut ke kantor masing-masing.

Informasi tersebut, diperkuat dengan keterangan Tim Dokter Kepresidenan yang melakukan jumpa pers tidak lama kemudian.

Tim Dokter Kepresiden bersama dengan Siti Hardiyanti Rukmana (Tutut) dan Siti Hedijati Hariyadi (Titik)-(keduanya mengenakan celana hitam, baju batik panjang, dengan kerudung warna hitam) dan Sigit ikut dalam jumpa pers tersebut.

Ketua Tim Dokter Kepresidenan Mardjo hanya mengatakan satu kalimat "Innalillahi wainna ilaihi rojiun...telah wafat dengan tenang bapak HM Soeharto pada hari Minggu 27 Januari 2008, pukul 13.10 WIB di RSPP, Jakarta.

Begitu wartawan menanyakan lebih lanjut terkait meninggalnya Soeharto, Dr Mardjo mempersilakan Tutut untuk menjawabnya.

Namun, dalam kesempatan itu, Tutut hanya menyatakan terima kasih dan minta maaf setelah beristifgar tiga kali.

"Bapak kami telah dipanggil Allah SWT, kami atas nama keluarga mengucapkan terima kasih setulus-tulusnya. Kepada siapa saja yang mendoakan atau yang datang menjenguk ke rumah sakit," katanya Tutut sambil terisak.

"Kami juga mohon maaf jika dalam sakitnya bapak, tidak semua dapat kita layani dengan baik. Kami mohon, jika ada kesalahan bapak selama ini dimaafkan. Kami mohon doa restu semoga perjalannan bapak lancar, diterima selurh amal ibadanya, diampuni segala dosanya, dan ditempatkan di tempat terbaik di sisi Allah," kata Tutut.

Menyemut

Seusai jumpa pers oleh Tim Dokter Kepresidenan (di lantai tiga Gedung A), sudah ada satu mobil ambulans yang disediakan di depan lobi RSPP dan sekitar 16 orang berseragam loreng berbaris rapi, serta tampak lalu lalang sejumlah aparat kepolisian.

Jumlah wartawan dan fotografer yang berada di depan lobby RSSP bertambah sekitar tiga kali lipat dan saling berebut mencari tempat strategis.

Namun, posisi itu, tidak bertahan lama, karena setelah itu terdengar informasi bahwa jenazah Soeharto keluar dari pintu samping, sehingga mereka membubarkan formasi dengan berlarian ke gedung sebelah.

Kali ini, wartawan tidak hanya berebut antar wartawan, kameramen, atau antar-fotografer karena mereka juga berebut posisi dengan masyarakat yang sekadar ingin melihat dari dekat prosesi pemindahan jenazah ke Cendana atau para aparat keamanan yang berseragam preman.

Seperti tidak peduli, pemandangannya berubah menjadi berdesak-desakan karena mereka saling mencari tempat strategis, sampai-sampai ada balita yang bersama ayahnya terjebak di dalam kerumunan tersebut.

Bahkan, ada dua wartawan yang terpaksa dirawat di UGD RSPP karena mengalami luka ringan. Helmi Hendiarto, wartawan dari harian Neraca saat meliput prosesi keberangkatan jenazah Soeharto dari RSPP menuju kediaman di Cendana tiba-tiba dipukul oleh seseorang berseragam pada kepala bagian kiri di atas telinga.

"Setelah itu ada seorang lagi yang memukul saya di daerah ulu hati terus saya jatuh," katanya saat menjalani perawatan ringan di instalasi Unit Gawat Darurat RSPP, Minggu.

Helmi selama di UGD kemudian diinfus karena mengalami muntah-muntah hingga tiga kali.

Selain Helmi, reporter RCTI Lady Simarmata juga terpaksa harus menjalani perawatan ringan di UGD karena terserempet mobil yang melintas di depan lobi RSPP saat ia hendak melakukan laporan langsung.

Ia terpaksa duduk di kursi roda karena mengalami cedera di dekat pergelangan kaki kiri.

"Kata dokter dalam dua hingga tiga hari akan bengkak dan disarankan tidak melakukan kegiatan dulu," katanya.

Kondisi berdesak-desakan itu, menjadi pemandangan sampai mobil ambulans RSPP yang membawa jenazah Soeharto meninggal rumah sakit diiringi mobil keluarga dan mobil para menteri.

Kondisi Cendana

Kondisi di lingkungan Jalan Cendana tampak lebih dipenuhi oleh orang, selain wartawan, dan aparat kepolisian, banyak juga warga masyarakat yang berbondong-bondong ke Cendana. Mereka ingin melihat secara langsung situasi hari terakir meninggalnya Soeharto.

"Tadi saya dengar radio dan melihat televisi ada berita Pak Harto meninggal. Kami ingin melihat secara langsung," kata Andi (39).

Andi bersama istrinya, Eltri (35) dan Tessa (6) yang dipanggul di atas pundaknya dari Depok naik kereta api. Ketiganya tampak ikut berdesak-desakan dengan warga dan para wartawan.

Karena kondisi yang terlalu menyemut, banyak wartawan yang memanjat tembok rumah yang letaknya berada di depan rumah Soeharto dan ada dua-tiga fotografer yang terpaksa memanjat pohon untuk mencari posisi yang menurut dia bisa mendapatkan "tembakan "yang bagus tanpa terhalang oleh obyek lain.

Minggu malam, situasi di sekitar rumah duka Jalan Cendana masih penuh sesak masyarakat bukan hanya mereka yang datang dari Jakarta tapi juga dari luar Jakarta.

Seperti berlomba-lomba, mereka ingin melihat dan menjadi pelaku sejarah di hari-hari kepulangan penguasa orde baru dari Jakarta ke Astana Giri Bangun, Jawa Tengah tempat ia dimakamkan.

"Saya tadi melihat kamar tempat Soeharto dirawat," kata Arif sambil menunjukkan foto kamar dari telepon genggamnya.

"Saya juga dapat video saat jenazah dimasukkan ke mobil jenazah," kata Tony yang saat itu masih terus merekam detik-detik pemberangkatan jenazah menuju Cendana.

Sejak Soeharto masuk ke RSPP tanggal 4 Januari 2008, memang banyak pihak yang memuji dan ada juga yang mencibirnya. Namun, terlepas dari keduanya, ketika Soeharto menutup mata untuk selamanya, tidak sedikit masyarakat yang berharap menjadi saksi sejarah kepergian orang nomor satu di jaman orde baru itu. (T.N008) /B/A011)

(T.N008/B/A011/A011) 27-01-2008 21:37:49 NNNN

UMAT KRISTEN DI MINSEL DOAKAN SOEHARTO

Manado, 27/1 (ANTARA) - Sejumlah umat Kristen di Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), Sulawesi Utara (Sulut), turut mendoakan almarhum mantan Presiden Soeharto, yang meninggal di Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta, Minggu, melalui kebaktian antar jemaat dilingkungan gereja masing-masing. "Dukungan doa bagi almarhum pak Harto, sudah menjadi kewajiban bagi umat beragama dimanapun, dan kita turut melakukan disaat pelaksanaan ibadah," kata Maxi Mema STh, Vicaris Pendeta GMIM Eben Haezar jemaat Motoling, Kabupaten Minsel.

Dukungan doa melalui kebaktian yang dilakukan sejumlah umat Kristen itu, agar almarhum mantan Presiden di era Orde Baru itu, diterima disisi Tuhan. Sejumlah warga mengharapkan, dengan kematian Presiden kedua RI itu, bisa membawa makna bagi bangsa dan negara, terutama menunjukkan kepada masyarakat bahwa Soeharto mampu mengabdi untuk negara hingga akhir hayatnya. Sementara, sejumlah warga di Kabupaten Minsel itu, sempat terharu menyaksikan liputan kematian Soeharto disejumlah siaran TV nasional. "Kami sangat berkabung dengan kematian bapak pembangunan itu, selama memimpin tidak pernah terjadi resesi ekonomi hingga kerusuhan," kata warga Minsel, Freddy Lumenta. Bahkan selama kepemimpinan 32 tahun pak Harto, kondisi Indonesia aman dan kondusif, tidak ada pertikaian fisik akibat gesekan politik, hingga mampu mempertahankan pancasila sebagai dasar negara. (T.H013/C/K005/C/K005) 27-01-2008 21:30:26 NNNN

MAHATHIR: MALAYSIA UTANG BUDI PADA SOEHARTO

Kuala Lumpur, 27/1 (Antara/Bernama) -- Malaysia berutang budi kepada Soeharto yang berperan dalam menghentikan konfrontasi dengan Malaysia setelah jenderal besar itu menjadi presiden Indonesia, kata mantan PM Malaysia Dr Mahathir Mohamad, Minggu.

Sebagai balas jasanya kepada Soeharto, mantan PM Malaysia mengatakan, "Kami melihat dia sebagai pemimpin besar dan sebagai kepala negara internasional. Bagi saya, beliau adalah personal yang baik. Saya tahu dia dan saya telah bekerja sama dengan dia untuk waktu yang lama".

"Saya menghargai dia sebagai kawan Malaysia dan sebagai kawan pribadi," kata Mahathir di rumahnya di kawasan Sri Kembangan.

"Apa yang paling berharga dari Malaysia adalah saat-saat berakhirnya perang konfrontasi yang dipicu oleh Presiden Soekarno dan diselesaikan dengan damai oleh Soeharto. Ada banyak keinginan baik, hasrat yang mulia untuk hentikan konfrontasi. Soeharto menghargai hubungan baik dengan Malaysia," katanya.

Mahathir mengatakan, Omong kosong tuduhan pers Barat kepada Soeharto karena telah melakukan pembunuhan terhadap hampir 500.000 rakyat Indonesia setelah berkuasa dan menggagalkan kudeta komunis 30 September 1965.

"Saya tahu ini berdasarkan fakta. Saya tahu apa yang terjadi. Indonesia saat itu merupakan negara anarki kemudian tidak ada yang berkuasa. Pada saat itu, dia belum menjadi presiden. Dia tidak perintahkan pembunuhan," katanya.

Mantan orang nomor satu ini mengatakan rakyat seharusnya tidak melupakan peranan Amerika Serikat selama periode konfrontasi antara 1962 dan 1966 karena mendukung tentara Indonesia menjatuhkan Soekarno yang menentang Barat pada masa itu.

"Barat juga perlu bertanggung jawab ata setiap kekerasan yang terjadi ketika pergantian kekuasaan di Indonesia. Orang seharusnya tidak begitu saja menyalahkan Presiden Soeharto sebagai orang yang bertanggung jawab atas pembunuhan 500.000 orang sebagaimana dituduhkan pers Barat," kata Mahathir yang sempat menengok Soeharto saat dirawat di RSPP Jakarta baru-baru ini..

Justru pulihkan

Mahathir menambahkan justru Soeharto yang memulihkan hukum dan kekuasaan pada saat itu.

Dr Mahathir menilai Soeharto telah memainkan peran besar dalam pembangunan Indonesia yang memiliki lebih dari 17.000 pulau dan populasi 200 juta penduduk.

"Bahkan ada pemikiran Indonesia tidak menjalankan demokrasi sejati di era Soeharto, kenyataannya hal itu membawa stabilitas kepada Indonesia. Sudah tentu ada harga yang harus dibayar," katanya, mengakui mungkin ada yang menderita dibawah pemerintahan Soeharto.

Penderitaan akan lebih buruk jika Soeharto tidak mampu mengatasi anarki dan kekacauan hukum dan pemerintahan di negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar ke empat di dunia.

Dr Mahathir mengatakan tidak bisa komunikasi dengan Soeharto ketika berkunjung ke RS Pertamina, 14 Januari 2008.

"Saya pikir dia mengetahui kedatangan saya," katanya.

Atas tuduhan korupsi selama pemerintahan Soeharto, Dr Mahathir mengatakan "Kalian tidak bisa menyalahkan kesalahan satu-satunya kepada Soeharto karena korupsi sudah berlangsung lama dan itu terjadi juga di banyak negara ".

"Bahkan korupsi pun terjadi di Malaysia. Jadi jangan salahkan semuanya kepada beliau, itu tidak benar," katanya.

Mahathir mengatakan senang dapat bekerja sama dan punya hubungan baik dengan Soeharto ketika menjadi presiden dan ketika dia menjadi PM Malaysia karena mereka dapat berbicara dengan persahabatan satu sama lain.

"Ada beberapa sengketa antara kedua negara tapi sengketa itu tidak pernah menimbulkan konfrontasi antar negara. Kita punya sengketa perbatasan namun kita tidak dapat menyelesaikan semua masalah," katanya.

"Kita dapat kelola perundingan satu sama lain dengan sikap persahabatan," katanya terkait dengan sengketa Pulau Ligitan dan Sipadan.

Indonesia dan Malaysia sepakat membawa sengketa itu kepada Mahkamah Internasional di Den Haag, Belanda, yang keputusannya kedua pulau itu adalah milik Sabah, Malaysia.

B/A011) (T.A029/B/A011/A011) 27-01-2008 21:30:02 NNNN

WARGA SULUT DIMINTA DOAKAN ALMARHUM SOEHARTO

Manado, 27/1 (ANTARA) - Pemerintah Propinsi (Pemprop) Sulawesi Utara (Sulut) meminta warganya untuk mendoakan almarhum Soeharto, yang meninggal di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), pada Minggu, pukul 13.10 waktu Jakarta, dengan harapan bisa diterima disisi Tuhan.

"Meninggalnya mantan Presiden Soeharto, merupakan berita dukacita bagi seluruh warga Indonesia termasuk Sulut, sehingga Pemerintah dan warga Sulut menyatakan belasungkawa," kata Gubernur Sulut, SH Sarundajang, dikutip Kepala Biro Pemerintahan dan Humas Pemprop Sulut, Roy Tumiwa, Minggu di Manado.

Masyarakat Sulut diharapkan dapat memberi penghormatan terakhir bagi mantan Presiden Republik Indonesia (RI) kedua itu, dengan mendoakan menurut agama dan kepercayaannya.

Menurutnya, nilai perjuangan dan pengabdian mantan penguasa era Orde Baru itu, tidak bisa dihitung dengan jari, sehingga harus dimaknai dengan sisi positif, sehingga nilai-nilai perjuangan yang ditanamkan kepada bangsa dan negara, bisa dilanjutkan para generasi muda saat ini.

Himbauan berkabung selama tujuh hari sepeninggal almarhum Soeharto, yang disampaikan Menteri Sekretaris Kabinet, Sudi Silalahi, harus ditindaklanjuti dan diimplementrasikan semua masyarakat di Sulut, dan aparat pemerintah diharapkan mempelopori himbauan itu.

"Himbauan itu harus ditindaklanjuti, karena Indonesia telah kehilangan pahlawan pembangunan," jelasnya.

Anggota DPRD Sulut dari Fraksi Partai Golkar, AHJ Purukan, turut menyatakan belasungkawa atas meninggalnya almarhum Soeharto, sekaligus diharapkan mampu dimaafkan seluruh warga Indonesia.

"Ungkapan belasungkawa akan ditindaklanjuti dengan irigan doa, agar almarhum Soeharto diterima sisi Tuhan," ungkap penasehat DPD I Partai Golkar Sulut itu.

Sementara itu, pengamatan wartawan ANTARA di Manado, bahwa sejumlah rumah telah memasang bendera merah putih setengah tiang sebagai tanda turut berkabung atas meninggalnya mantan Presiden Soeharto. (T.H013/B/K005/B/K005) 27-01-2008 21:25:13 NNNN

round-up - UCAPAN BELASUNGKAWA MENGALIR DARI DALAM DAN LUAR NEGERI UNTUK SOEHARTO

Jakarta, 27/1 (ANTARA) - Kepergian mantan presiden HM Soeharto yang terbilang mendadak --setelah sehari sebelumnya kondisinya dinyatakan membaik-- ternyata tidak hanya menyibukkan para pejabat di dalam negeri tetapi juga di luar negeri.

Pasca pengumuman resmi Ketua tim dokter kepresidenan, Mardjo Soebiandono di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Minggu siang, bahwa mantan orang nomor satu di Indonesia itu telah berpulang pada pukul 13.10 WIB dalam usia 86 tahun, kesibukan pun dimulai.

Berita meninggalnya Soeharto tersebut mengejutkan tidak hanya publik Indonesia dan para kuli tinta yang kemudian segera berhamburan ke rumah sakit untuk memastikan jenazah akan dibawa ke rumah duka di Jalan Cendana Nomor 6 dan 8, Menteng, Jakarta Pusat namun juga para staf perwakilan negara sahabat di Indonesia ataupun staf perwakilan Indonesia di luar negeri.

Bagaimanapun juga Soeharto adalah salah seorang tokoh yang cukup berpengaruh di kawasan di era 90-an melalui sejumlah sepak terjangnya di berbagai organisasi kawasan, antara lain ASEAN dan Gerakan NonBlok (GNB).

Ucapan belasungkawa pun mengalir dari berbagai belahan dunia atas kepergian Soeharto. Menlu Malaysia Syed Hamid Albar segera setelah mendengar kabar wafatnya mantan Presiden Soeharto mengatakan kepergian Soeharto adalah suatu kehilangan besar bagi kawasan itu.

"Meninggalnya Soeharto sudah tentu membuat rakyat Indonesia berduka, tapi juga rakyat Malaysia dan kawasan ASEAN turut berduka karena kepemimpinan Soeharto telah berhasil menciptakan stabilitas politik di kawasan Asean yang memungkinkan negara-negara Asean melakukan pembangunan ekonomi," katanya.

Selain itu, lanjut dia, Soeharto bersama Menlu Adam Malik memprakarsai penghentian konfrontasi Indonesia-Malaysia.

"Sejak Soeharto menjadi presiden Indonesia, hubungan Indonesia-Malaysia mesra," katanya.

Sebagai bentuk penghormatan, pemerintah Malaysia mengutus satu delegasi tingkat pejabat tinggi termasuk mantan PM Mahathir Mohamad dan Deputi PM Najib Razak guna menghadiri upacara pemakaman di Solo, Jawa Tengah, pada Senin pagi (28/1). PM Abdullah Ahmad Badawi tidak hadir. Mahathir --sahabat baik Soeharto-- juga menjenguk Soeharto saat ia dirawat di RSPP.

Filipina

Senada dengan Malaysia, Presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas wafatnya Soeharto dan mengatakan mendiang "tidak akan pernah dilupakan".

Gloria Arroyo memuji kepemimpinan Soeharto di kawasan Asia Tenggara dan sumbangannya untuk membangun perdamaian di Mindanao, kawasan selatan Filipina.

"Atas jasa-jasanya ini, Presiden Soeharto tak akan pernah dilupakan," ujarnya sebagaimana dikutip dari DPA .

Gloria , yang saat ini melakukan kunjungan resmi ke Uni Emirat Arab, mengatakan, "generasi-generasi Filipina dan anggota ASEAN senantiasa akan mengenang Presiden Soeharto atas peran kuncinya dalam membangun masyarakat di kawasan ini."

"Sebagai salah satu dari Bapak ASEAN, Presiden Soeharto di antara pemimpin yang memiliki visi cemerlang untuk membangun perdamaian, kemajuan dan kemakmuran ASEAN, yang dibangun dengan penuh penghormatan dan saling-pengertian," katanya .

Australia

Pujian senada juga muncul dari mantan Menteri Luar Negeri Australia, Alexander Downer.

"Ia memiliki visi yang sangat baik untuk membangun masyarakat Asia Tenggara yang kuat, dan memandang positif tentang Australia merupakan bagian dari visinya," kata Downer seperti dikutip kantor berita Australia, AAP.

Hubungan para pejabat Australia dengan Soeharto "mesra" di masa Perdana Menteri Paul Keating, yang melakukan kunjungan sebanyak enam kali dalam empat tahun menjabat perdana menteri.

Pada 1995, Keating dan Soeharto menyepakati pakta pertahanan yang kemudian dibatalkan oleh Indonesia pada 1999 ketika Canberra memimpin pasukan koalisi di Timor Timor menyusul kemerdekaan bekas provinsi Indonesia itu.

Indonesianis, Greg Fealy dari Universitas Nasional Australia di Cenberra, menilai bahwa Keating tidak sendirian memuji jenderal purnawirawan itu.

"Umumnya, pemerintah Australia berturut-turut sangat puas bahwa Soeharto adalah presiden Indonesia," kata Fealy.

Memang, pada umumnya, sikap terlalu pro-Barat dan menaruh penekanan terhadap stabilitas dalam negeri Indonesia, dan dengan itu melindungi Australia dari banyak kesulitan.

Senada dengan seniornya, Perdana Menteri Australia Kevin Rudd memuji peran Soeharto dalam memajukan Indonesia dan membantu membangun ASEAN dan APEC, dan menggambarkan almarhum sebagai figur yang sangat berpengaruh di kawasan ini termasuk Australia.

Namun, pemimpin sayap kiri-tengah itu tidak segan mengkritik Soeharto saat memimpin. Dia juga menggambarkan almarhum sebagai figur yang kontroversial mengenai masalah hak asasi manusia (HAM) dan Timor Timur.

"Indonesia kini sukses sebagai negara demokrasi modern, (itu) menjadi sangat penting, bukan saja bagi Australia, tapi juga di kawasan ini dan dunia," paparnya.

Selain para tokoh tersebut sejumlah tokoh lain juga turut menyampaikan ucapan belasungkawanya, antara lain mantan Presiden Timor Leste Xanana Gusmao, PM Singapura Lee Hsien Loong dan PM Jepang Yasuo Fukuda.

Sejumlah duta besar negara-negara sahabat juga dijadwalkan mengikuti prosesi pemakaman mantan presiden Soeharto di Astana Giribangun, Solo, Jawa Tengah sekitar Senin siang.

Wisma KBRI

Selain para perwakilan negara sahabat di Indonesia, sejumlah perwakilan RI di luar negeri pun sibuk menyiapkan buku ucapan belasungkawa bagi seluruh diplomat ataupun warga yang ingin memberikan ucapan belasungkawa di KBRI atau Wisma Indonesia.

KBRI Beijing selama tiga hari mulai Senin hingga Rabu (28-30 Januari) akan menyiapkan buku duka yang dapat diisi oleh pejabat tinggi negara sahabat dan perwakilan negara asing yang berkedudukan di China untuk menyampaikan duka atas meninggalnya mantan Presiden Soeharto.

"Kami mulai besok Senin hingga Rabu akan menyiapkan buku duka yang dapat diisi oleh pejabat tinggi negara sahabat dan perwakilan asing yang ada di China," kata Wakil Kepala Perwakilan RI Beijing Mohamad Oemar, di Beijing. Hal yang sama juga dilakukan di Australia.

"Pengibaran bendera Merah Putih setengah tiang sudah dilakukan, sedangkan anggota masyarakat yang mau mengisi buku duka di KBRI Canberra, mereka dapat melakukannya pada pukul 10.00-12.00 atau pukul 14.00-16.00 waktu Canberra," kata Juru Bicara KBRI Canberra, Dino Kusnadi.

KBRI Canberra juga menyelenggarakan doa bersama untuk Pak Harto pada Senin malam pukul 20.00 waktu setempat di ruang Balai Kartini, katanya.

Pemberian kesempatan kepada khalayak umum di Australia untuk menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Soeharto melalui buku duka juga dilakukan seluruh kantor perwakilan RI di Darwin, Melbourne, Sydney, dan Perth.

Kantor perwakilan pemerintah Indonesia di Tokyo dan Osaka juga memutuskan menggelar hari belasungkawa selama tiga hari berturut-turut bagi kalangan pemerintah Jepang, diplomat asing serta anggota parlemen Jepang untuk menyampaikan belasungkawa, kata Dubes RI untuk Jepang Jusuf Anwar.

"Kami juga menyampaikan bahwa Konjen Osaka membuka pintu dan menyediakan waktu untuk siapa saja yang ingin menyampaikan ucapan belasungkawa. Hal itu dilakukan selama tiga hari penuh," ujar Konjen RI di Osaka Pitono Purnomo.

Sementara itu Duta Besar RI untuk Republik Federal Jerman, Makmur Widodo kepada wartawan ANTARA mengatakan bahwa mantan presiden Soeharto masih memiliki reputasi yang tergolong positif di kalangan pemerintahan Republik Federal Jerman, tak terkecuali Presiden Republik Federal Jerman Horst Kohler

"Beberapa waktu lalu saat bertemu, Presiden Kohler sempat menanyakan bagaimana kondisi Pak Harto. Itu artinya memang dunia tetap mengikuti perkembangan kesehatan mantan presiden itu," katanya.

Menurut Makmur Widodo , hubungan baik mantan penguasa Orde Baru itu dengan pemerintah Jerman adalah karena adanya kedekatannya dengan mantan Kanselir Jerman Barat (sebelum reunifikasi) Helmut Kohl dari partai CDU.

"Apalagi dengan adanya Pak Habibie selama puluhan tahun sebagai orang kepercayaan Pak Harto dalam pemerintahan," ujarnya.

Hubungan baik, tambahnya, juga dimiliki "The Smiling General" itu dengan mantan kanselir Gerhard Schroeder sehingga diperkirakan KBRI akan menerima banyak ucapan belasungkawa atas meninggalnya "Bapak Pembangunan" itu.

Kedubes RI, katanya, langsung berencana menggelar shalat gaib bersama dengan seluruh WNI dan keturunan Indonesia di Berlin pada Minggu petang di Aula Kedubes RI yang kemudian dilanjutkan dengan doa bersama dan tahlilan.

Selain itu, tambahnya, KBRI juga akan memasang bendera Merah Putih setengah tiang selama satu pekan dan membuka kesempatan pemberian ucapan belasungkawa bagi pemerintah dan pihak-pihak yang berkepentingan di Jerman.

Segala kesibukan itu sedikit banyak menjadi bukti akan rekam jejak pengaruh sepak terjang Soeharto selama 32 tahun masa pemerintahannya di Indonesia.

B/A011)

(T.G003/B/A011/A011) 27-01-2008 21:22:54 NNNN

WARGA TERNATE BACA YASIN UNTUK SOEHARTO

Ternate, 27/1 (ANTARA) - Warga Ternate, Maluku Utara (Malut) banyak yang mengekpresikan rasa duka atas wafatnya Soeharto, dengan cara membaca Yasin untuk mantan Presiden itu.

"Kami tidak mungkin bisa pergi melayat almarhum ke Jakarta, makanya kami mengekspresikan rasa duka dengan cara membaca Yasin untuk beliau," kata seorang warga Ternate, Nuralam di Ternate, Minggu.

Warga yang sehari-harinya bekerja di salah satu dinas di lingkup Pemkot Ternate ini mengaku akan membaca Yasin setiap malam untuk almarhum Soeharto sampai hari ketujuh wafatnya almarhum.

Nuralam mengaku melakukan itu karena sejak kecil sangat mengagumi Soeharto. Di matanya, Soeharto adalah tokoh yang hebat dan selama memimpin bangsa ini sangat memperhatikan nasib rakyat kecil.

Abdul Kahar, warga lainnya di Ternate yang juga mengekspresikan rasa duka atas wafatnya Soeharto dengan melakukan hal yang sama mengatakan, Soeharto telah berbuat banyak untuk rakyat di bangsa ini.

OIeh karena itu, rakyat Indonesia perlu membalas jasa almarhum Soeharto itu dengan membaca Yasin serta mendoakan almarhum agar mendapat ampunan dan tempat yang layak di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa.

"Selama memimpin bangsa ini, Soeharto mungkin pernah melakukan kesalahan, tapi janganlah kesalahan itu dibalas dengan hujatan. Balaslah kesalahan itu dengan maaaf dan doa," katanya.

Mantan Presiden Soeharto wafat di Rumah Sakit Pusat Pertamina Minggu siang (27/1) sekitar Pkl 13:10 WIB setelah menjalani perawatan di rumah sakit itu sejak tanggal 4 Januari 2008 akibat penyakit yang dideritanya. (T.L002/27-01-2008)/B/A011) (T.L002/B/A011/A011) 27-01-2008 21:04:54 NNNN

MENGENANG SOEHARTO PADA SEBUAH BUKIT YANG MERANA Oleh Iskandar Zulkarnaen

Samarinda, 27/1 (ANTARA) - Tajuk pohon akasia yang berjajar di kiri kanan menyebabkan perjalanan dari Balikpapan ke Samarinda sejauh 120 Km tidak membosankan, karena berkat pepopohan itu Jalan Lintas Kalimantan di Kaltim pada poros utara itu selalu dibayangi keteduhan.

Ratu Beatrix dari Belanda termasuk tokoh yang pernah menyatakan kagum terhadap hasil pengelolaan konservasi atau reboisasi pada Taman Hutan Raya Bukit Soeharto pada pertengahan 1990-an.

Kala itu, Bukit Soeharto yang memiliki luas sekira 61.000 Ha termasuk beranda atau contoh keberhasilan Indonesia dalam melestarikan lingkungan.

Salah satu Menteri Kehutanan pada era pemerintahan Soeharto, yakni Djamaludin Suryohadikusumo selalu membawa tamu negara yang ingin melihat pengelolaan hutan di Indonesia ke Bukit Soeharto.

Melekatnya nama "Soeharto" di bukit dengan ekosistem hutan tropis dataran rendah itu menyebabkan kawasan itu termasuk "angker" bagi mereka yang berniat melakukan kegiatan yang bisa merusak hutan.

Ketika itu, Soeharto sangat peduli terhadap lingkungan di kawasan itu, sehingga dia mengintruksikan agar departemen kehutanan melibatkan seluruh pemegang hak pengelolaan hutan (HPH) di Kaltim dalam pelestariannya.

Di antara kawasan itu terdapat bumi perkemahan yang indah karena terdapat kolam dan pondok-pondok, serta terdapat zona kawasan hutan lindung serta hutan penelitian Universitas Mulawarman.

Namun, bukit itu juga rawan terbakar karena di bawah lapisan tanahnya terdapat batubara. Kebaran besar di sana, misalnya, terjadi pada musim kemarau 1982, 1985, 1993, dan 1998.

Dari sisi pemberitaan, kebakaran di kawasan Bukit Soeharto akan menjadi berita besar yang juga akan diperhatikan dunia internasional karena keberadaannya yang dikedepankan sebagai contoh pengelolaan hutan di Indonesia.

Penamaan yang sesuai dengan nama Presiden RI kedua itu tidak lepas dari sejarah bahwa Soeharto pernah melakukan perjalanan darat dari Balikpapan ke Samarinda melintasi bukit tersebut. Penguasa Orde Baru itu juga sangat memperhatikan pengelolaan lingkungan di kawasan itu.

Perhatian Soeharto itu diimplementasikan dengan berbagai kebijakan, antara lain pada 1976 ketika Gubernur Kalimantan Timur mengeluarkan ketetapan bahwa hutan pada jalur jalan Samarinda-Balikpapan sepanjang 36 km sebagai zona produksi dan zona pelestarian lingkungan.

Pada 1982 keluar Surat Keputusan Menteri Pertanian nomor 818/Kpts/Um/11/1982 tentang Penetapan Hutan Lindung Bukit Soeharto seluas 27.000 hektar.

Kebijakan lain dilanjutkan pada 1987 tentang Surat Keputusan Menteri Kehutanan nomor 245/Kpts-II/1987 tanggal 18 Agustus 1987; Perubahan status kawasan hutan lindung Bukit Soeharto seluas kurang lebih 23.800 hektar menjadi hutan wisata dan penunjukan perluasannya dengan kawasan hutan sekitarnya seluas kurang lebih 41.050 hektar sehingga luas Hutan Wisata Bukit Soeharto kurang lebih 64.850 hektar.

Sedangkan pada 1991 dikeluarkan ketetapan bahwa kawasan Hutan Wisata Bukit Soeharto seluas 61.850 hektar sebagai kawasan hutan dengan fungsi sebagai Hutan Wisata melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan nomor 270/Kpts-II/1991, 20 Mei 1991.

Pada 2004 Perubahan fungsi Taman Wisata Alam Bukit Soeharto seluas 61.850 hektar menjadi Taman Hutan Raya melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan nomor 419/Menhut-II/2004 tanggal 19 Oktober 2004.

Namun, ketika Pemerintahan Orde Baru berakhir, kini kondisi Bukit Soeharto benar-benar merana bukan hanya karena telah dikapling-kapling, baik oleh pejabat maupun pendatang liar, juga oleh kebijakan pemerintah daerah yang cenderung mengabaikan pengelolaan lingkungan.

Misalnya, Pemkab Kutai Kartanegara pernah merencanakan untuk membuka tambang batu bara besar-besaran di Bukit Soeharto, namun puluhan LSM lingkungan hidup di Kaltim bersatu menolak rencana itu.

Anak Petani

Pengamat lingkungan Kaltim Niel Makinuddin mengatakan, keberhasilan pemerintah sebelumnya dalam menjaga kelestarian lingkungan Bukit Soeharto tidak terlepas dari kepedulian sang penguasa Orde Baru.

"Semangat Soeharto terhadap lingkungan sangat tinggi. Keperduliannya terhadap lingkungan tidak lepas dari latar belakang sebagai seorang anak desa dan petani sederhana," kata Niel Makinuddin di Samarinda, menanggapi keterkaitan Bukit Soeharto dengan penguasa orde baru yang meninggal pada Minggu (27/1) siang.

Mantan Direktur Ekskutif Walhi Kaltim itu mencontohkan bahwa selama pemerintahan Orde Baru, kerusakan kawasan hutan di Indonesia masih bisa terkendali karena diterapkan pola tebang pilih tanam, namun setelah Pemerintahan Presiden Soeharto tumbang dan memasuki era reformasi terjadi kerusakan luar biasa.

Khusus di Kaltim kerusakan hutan diperkirakan mencapai 500 Ha pertahun sedangkan secara nasional lebih dari dua juta hektare per tahun.

Ia mengatakan, selain para pemegang HPH dibebankan untuk membayar dana reboisasi, penerapan konsep tebang pilij benar-benar diawasi dengan ketat. Tapi, setelah reformasi bergulir, pola itu tidak dilaksanakan.

Niel yang merupakan salah satu peneliti pada Proyek Pesisir, upaya pelestarian kawasan pantai Kaltim, itu mengatakan, pada satu sisi ada kelemahan dalam pengelolaan hutan pada era Orde Baru, yakni nuansa KKN begitu kental karena HPH hanya dikuasai oleh segelintir konglomerat.

Namun, katanya, dari sisi pengelolaan kehutanan, pada masa itu, cukup bagus sehingga banyak perusahaan perhutanan kala itu mendapat penghargaan lingkungan berupa "eko label".

"Bandingkan dengan kondisi sekarang, laju kerusakan hutan sangat luar biasa, apalagi pengawasan juga kurang," katanya.

Kondisi Bukit Soeharto saat ini terlihat merana. Kerusakan di bukit itu terus meluas, yaitu ditandai dengan terus bertambahnya kawasan perladangan serta meningkatnya jumlah pemukiman, termasuk warung-warung liar di sisi kiri-kanan jalan Samarinda-Balikpapan yang membelah kawasan konservasi itu.

Pada era Orde Baru, warga yang bermukim di kawasan itu hanya sekira 2.000 orang. Namun, jumlah warga yang mengkapling serta tinggal di kawasan itu kini diduga mencapai 6.000 orang.

Pondok dan kolam di kawasan bumi perkemahan juga kini tampak tidak terawat sehingga diselimuti tanaman dan semak.

Pemkab Kutai Kartanegara mengeluarkan izin konsesi batu bara yang diperkirakan sudah masuk dalam kawasan konservasi itu. Beberapa bagian di kawasan itu kini terdapat jalan perusahaan untuk mengangkut batu bara.

Padahal, menurut catatan pemerhati lingkungan, kawasan itu cukup penting karena menjadi tempat sebaran beberapa jenis flora antara lain Meranti (Shorea spp.), Keruing (Dipterocarpus sp.), Mahang (Hypoleuca), Mengkungan (Gigantea), Hora (Ficus sp.), Medang (Lauraceae), Kapur (Dryobalanops spp.), Kayu tahan (Anisoptera costata), Nyatoh (Palaquium spp.), Keranji (Dialium spp.) dan Perupuk (Laphopetalum solenospermum).

Taman Hutan Raya Bukit Soeharto juga menjadi habitat beberapa jenis satwa langka, antara lain Orangutan (Pongo pygmaeus), Beruang madu (Helarctos malayanus), Macan Dahan (Neofelis nebulosa), Landak (Hystrix brachyura) dan Rusa sambar.

Kerusakan hutan di bukit telah pula mengancam keberadaan berbagai jenis satwa langka itu. (T.I014/B/s018/s018) 27-01-2008 21:02:04 NNNN

DUBES AS BERIKAN PENGHORMATAN TERAKHIR PADA SOEHARTO

Jakarta, 27/1 (ANTARA) - Duta Besar AS untuk Indonesia Cameron R. Hume melayat dan memberikan penghormatan kepada mantan Presiden Indonesia Soeharto pada Minggu di rumah duka Jalan Cendana, Menteng, Jakarta Pusat.

Menurut keterangan resmi dari Kedutaan Besar AS di Jakarta, Minggu, Duta Besar Hume menyampaikan rasa belasungkawa dari Pemerintah Amerika Serikat kepada Pemerintah RI dan keluarga mantan presiden Soeharto.

Disebutkan bahwa Amerika Serikat menyatakan rasa duka yang mendalam atas wafatnya mantan Presiden Soeharto.

"Presiden Soeharto memimpin Indonesia selama lebih dari 30 tahun, dimana dalam periode tersebut Indonesia mencapai pembangunan ekonomi dan sosial yang luar biasa. Di dunia internasional, Presiden Soeharto turut mensponsori pembentukan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), dan memberikan Indonesia peran yang penting dalam Gerakan Non-Blok sambil terus menjalin hubungan erat dengan Amerika Serikat," katanya.

"Meskipun terdapat kontroversi mengenai kepemimpinannya, Presiden Soeharto merupakan tokoh besar dalam sejarah yang meninggalkan warisan yang abadi bagi Indonesia dan wilayah Asia Tenggara," menurut keterangan resmi itu.

Sebagaimana layaknya penghormatan pada para pemimpin Indonesia yang lain, Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi mengumumkan hari berkabung nasional selama tujuh hari mulai hari Minggu( 27/1) sehubungan meninggalnya mantan Presiden Soeharto.

Sementara itu, bendera Merah Putih di kompleks Istana Kepresidenan dan Istana Wakil Presiden diturunkan menjadi setengah tiang sehubungan meninggalnya Soeharto.

Mantan Presiden Soeharto meninggal sekitar pukul 13.10 WIB setelah dirawat selama 24 hari di Rumah Sakit Pusat Pertamina karena sejumlah kegagalan organ vital.

B/A011)

(T.G003/B/A011/A011) 27-01-2008 20:56:33 NNNN