Senin, 28 Januari 2008

BERITA HM SOEHARTO 6

MEDIA UTAMA JEPANG BERITAKAN WAFATNYA SOEHARTO SECARA PROPORSIONAL

Tokyo, 27/1 (ANTARA) - Media massa utama Jepang, di Tokyo, Minggu, menurunkan laporan mengenai wafatnya mantan presiden Soeharto pada usai 86 tahun, tidak lama setelah kematian mantan orang kuat Indonesia itu diumumkan secara resmi oleh pihak rumah sakit.

Media massa nasional Jepang, seperti stasiun televisi dan radio NHK, kantor berita Kyodo, surat kabar terbesar Jepang Yomiuri Shimbun, dan harian ekonomi Nikkei Shimbun, serta sejumlah media on-line lainnya, semua menurunkan laporan itu melalui situs masing-masing.

Secara umum media massa Jepang menurunkan berita dengan judul "mantan Presiden Soeharto meninggal di usia 86", namun di dalam "lead" atau alenia pembuka disebutkan istilah Soeharto sebagai mantan orang kuat Indonesia.

Kantor Berita Kyodo juga menurunkan berita yang mengutip pendapat warga umumnya yang meminta agar presiden kedua RI itu dimaafkan, berikut pandangan senada lainnya dari warga Indonesia umumnya.

Di situsnya, kantor berita utama Jepang itu menurunkan pula sejumlah foto saat Soeharto bersama kaisar Hirohito pada 1968, yang diambil sewaktu Soeharto melakukan kunjungan ke Jepang dan merupakan kunjungan kenegaraannya yang pertama ke luar negeri.

Foto berikutnya menampilkan Soeharto yang diapit oleh Presiden AS Bill Clinton dan PM Jepang Tomiichi Murayama, dalam pertemuan Apec Forum di Bogor, serta foto saat Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya pada Mei 1998.

Kyodo menurunkan berita wafatnya soeharto dua jam setelah pengumuman resmi pihak rumah sakit, juga persis setelah berita kepulangan PM Yasuo Fukuda dari Davos, Swiss, usai mengikuti World Economic Forum 2008.

Sedangkan NHK dalam situsnya mencantumkan julukan Soeharto sebagai "Bapak Pembangunan", meskipun dalam alinea berita di bawahnya juga dituliskan Soeharto yang kerap dikritik karena menggunakan kekuatan militer dalam menjalakan roda pemerintahannya.

Situs berita "JapanToday" juga menjadikan berita wafatnya Soeharto dengan panjang lebar, baik sisi buruk maupun sisi postifnya bagi Indonesia.

Koran bertiras terbesar di Jepang, Yomiuri Shimbun, bahkan membuat berita duka itu sebagai "flash news" sebelum menurunkannya dalam laporan yang cukup panjang.

WNI belasungkawa

Sementar itu, sejumlah tokoh warga Indonesia di Jepang, khususnya Tokyo, juga menyampaikan ungkapan belasungkawa atas wafatnya mantan presiden Soeharto di usia yang sudah lanjut, 86 tahun.

Hal itu dikemukakan oleh Ketua Masyarakat Islam Indonesia (KMII) di Jepang Amir Radjab Harahap, Ketua Masyarakat Kristen Indonesia (KMKI) Bonifatius A Herindra, dan Ketua Persatuan pelajar Indonesia (PPI) Jepang Dedy Nurjaman.

"Kita turut berbelasungkawa, walau sempat kaget begitu mengetahui Soeharto meninggal dunia," kata Amir Radjab Harahap.

Hal senada juga dikemukakan Bonafitius Herindra, yang mengatakan wafatnya Soeharto bagaimanapun merupakan catatan sejarah bangsa Indonesia. Soeharto tidak terlepas sebagai manusia yang bagaimanapun tercatat pernah menyumbangkan jasanya bagi Indonesia. (T.B011/B/M007) (T.B011/B/M007/M007) 27-01-2008 19:57:14 NNNN

Ralat Berita - WARGA TIONGHOA MAAFKAN SOEHARTO MESKI ALAMI DISKRIMINASI SISTEMATIS

Berita dengan judul diatas pada alinea ke lima, diralat, menjadi :

Pontianak, 27/1 (ANTARA) - Meski mengalami diskriminasi yang sistematis selama masa kepemimpinan Soeharto, namun filosofi Tionghoa tidak mengajarkan untuk menyimpan dendam kepada seseorang ataupun suatu rezim.

"Kami memilih untuk melihat sisi positif yang beliau lakukan selama hidupnya demi kemajuan Bangsa Indonesia," kata Sekjen Dewan Pimpinan Pusat Majelis Adat Budaya Tionghoa (DPP MABT), Andreas Acui Simanjaya di Pontianak, Minggu.

Ia mengatakan, wafatnya Soeharto merupakan kehilangan besar bagi Bangsa Indonesia atas seseorang yang pernah berjasa. Namun, lanjutnya, tidak dapat dipungkiri bahwa ada sisi negatif selama masa Soeharto menjadi presiden antara lain pengekangan budaya dan segala sesuatu yang berbau Tionghoa.

"Tetapi dengan wafatnya Soeharto, seluruh warga Tionghoa turut berduka cita karena jasa beliau yang hingga kini masih dirasakan manfaatnya selaku anak bangsa," kata Acui.

Diskriminasi yang terjadi pada Tionghoa kini juga dapat terselesaikan dengan baik. Ia menambahkan, jangan selalu terbelenggu dan terpaku pada masalah melainkan bagaimana mencari penyelesaiannya. Terlebih berdasarkan undang-undang seluruh warga Tionghoa sejak kelahirannya dan tinggal di Indonesia adalah warga Indonesia Asli.

"Apalagi yang mau dikejar selain berbuat sebaik-baiknya untuk memajukan bangsa ini dengan cara berusaha secara maksimal di bidang profesi dan keahlian masing masing tempat kita berkarya," kata Acui.

Sedangkan mengenai persoalan hukum Soeharto yang belum selesai, MABT menyerahkan penanganannya ke institusi hukum sesuai aturan dan pertimbangan pihak yang kompeten.

Selain telah memaafkan dan melupakan kesalahan Soeharto, kini warga Tionghoa berkonsentrasi agar arwah beliau di terima di sisi Tuhan yang Maha Penyayang serta keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan masa depan yang lebih baik.

Acui mengingatkan, bangsa yang besar harus bisa menghargai jasa para pahlawannya dan orang-orang yang pernah berbuat untuk kemajuan. "Kita harus menjaga budaya kemampuan bangsa ini dalam menghargai jasa para pahlawannya. Jangan kita mengutamakan menghujat dari pada melihat sisi positifnya," katanya.

Menurut dia, Indonesia memiliki masa depan yang harus diupayakan agar mencapai prestasi yang terbaik. Terbelenggu masa lalu akan sangat banyak menguras energi. "Lebih baik kita fokuskan energi bangsa ini untuk membangun dan membuat kemajuan bangsa, kita sudah banyak tertinggal secara internasional," kata Acui.

Soeharto tutup usia pada hari Minggu (27/1) pukul 13.10 WIB di Ruang VVIP Nomor 536 RSPP setelah dirawat di rumah sakit itu sejak Jumat 4 Januari 2008 karena gangguan jantung, paru-paru, dan ginjal, serta penumpukan cairan dalam tubuh. Sebelum dibawa ke rumah sakit Soeharto telah sakit selama seminggu dikediamannya di Jalan Cendana No.8, Menteng, Jakarta Pusat. Selama 32 tahun sejak 1966, bangsa Indonesia dipimpin oleh Soeharto.

(T011/

(T.T011/C/N005/N005) 27-01-2008 19:45:31 NNNN

ALUMNI PENERIMA BEASISWA SUPERSEMAR MINTA MASYARAKAT MAAFKAN SOEHARTO

Bandarlampung, 27/1 (ANTARA) - Mantan alumni penerima beasiswa Supersemar turut berduka cita atas wafatnya Mantan Presiden Soeharto, dan meminta masyarakat memaafkannya.

Walikota Bandarlampung, Drs H Eddy Sutrisno M Pd, selaku alumni penerima beasiswa Supersemar, di Bandarlampung, Minggu, selain mengucapkan turut berduka-cita, juga mengharapkan warga memaafkannya.

"Kesan saya selama kepemimpinan Pak Harto, terasa mengayomi terutama bagi mahasiswa berprestasi yang tidak mampu dengan memberikan beasiswa. Dari beasiswa itu mahasiswa dapat menyelesaikan studinya," kata dia.

Bahkan, lanjutnya, ketika akan menyelesaikan S-2, Eddy melayangkan surat kepada Soeharto dan mendapat tanggapan bahkan dibantu.

Eddy, selaku Walikota Bandarlampung, mengharapkan warganya untuk menghargai, menghormati, dan mendoakan Soeharto serta yang terpenting memaafkan kesalahannya.

"Allah saja pemaaf, mengapa kita sebagai hamba-Nya menutup diri untuk itu," katanya.

Alumni penerima beasiswa Supersemar lainnya, A.Fadoli M.Si, mengaku kehilangan dengan meninggalkan Soeharto.

"Jika tidak ada beasiswa Supersemar, mungkin kami yang tidak mampu namun berprestasi di akademik, banyak yang gagal menyelesaikan kuliah," kata dia, yang kini sebagai PNS di Kabupaten Tanggamus.

Ia menjelaskan, beasiswa yang diberikan melalui Yayasan Supersemar itu, khusus bagi mahasiswa dari golongan ekonomi lemah.

Hasilnya, kata dia, banyak alumni penerima beasiswa yang kini menjadi pemimpin.

"Karena itu, kami tidak sepaham dengan anggapan segelintir orang bahwa Yayasan Supersemar hanya untuk memperkaya diri Pak Harto. Dan meminta mereka yang mempermasalahkan untuk melihat secara jernih dan mendalam," katanya.

(L.T013*M023/B/M023) 7:37 PM 1/27/2008

(L.T013*M023/B/M023/B/M023) 27-01-2008 19:39:43 NN

KEPERGIAN SOEHARTO DAN LIBERALISASI PERBANKAN INDONESIA Oleh Muhammad Arief Iskandar

Jakarta, 27/1 (ANTARA) - Tepat pukul 13.10 WIB, pada Minggu yang berlangit cerah, Soeharto menghembuskan nafas terkhirnya di ruang no 536 lantai lima Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta.

Saat itu, matahari menyengat Jakarta, dan tubuh seorang wartawan yang menunggu berita di lobi rumah sakit itu terlihat dipenuhi peluh. Pada saat bersamaan, menurut kabar yang beredar, presiden di era orde yang dirawat sejak awal Januari masih dipasangi ventilator sebagai alat bantu pernafasan.

Pada Minggu dinihari tepatnya pukul 01.00 WIB, pak Harto mengalami sesak nafas diikuti tekanan darah yang semakin menurun.

Saat itu pula, mesin pernafasan, yang sebelumnya hanya berfungsi membantu, sepenuhnya mengambil alih proses pernapasan Soeharto.

Ventilator diusahakan bekerja maksimal untuk membantu mantan Presiden itu. Tapi, kehendak Tuhan tidak bisa ditolak. Presiden yang oleh penulis OG Roeder disebut sebagai jenderal yang selalu tersenyum tersebut akhirnya menghadap yang kuasa.

Pada eranya, soeharto terkenal dengan tiga mantra pembangunan, yaitu stabilitas, pertumbuhan, dan pemerataan.

Stabilitas politik adalah fundamennya. Untuk itu, Soeharto menginginkan oposisi yang terkendali.

Ia pun segera mengubah peta politik dengan memerintahkan fusi partai-partai politik hanya menjadi dua partai politik yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) serta satu Golongan Karya (Golkar).

Sedangkan untuk mencapai pertumbuhan, resep liberalisai dikembangkan, tak terkecuali liberalisasi perbankan.

Sebuah paket kebijakan liberalisasi perbankan dikeluarkan pada Oktober 1988 atau yang dikenal dengan Pakto 88. Ketika itu, Bank Indonesia dipimpin Adrianus Mooy.

Paket kebijakan tersebut berisi kemudahan untuk mendirikan bank. Paket tersebut memuat kebijakan untuk mendirikan bank hanya memerlukan modal Rp10 miliar.

Hal itu membuat para pengusaha berlomba-lomba mendirikan bank. Hanya dalam tempo tak lebih dari tiga tahun, dari 65 bank sebelum Pakto dikeluarkan, menjadi 200 bank.

Namun, pada perjalanannya, bank-bank tersebut justru menjadi permasalahan. Hal itu karena banyak bank yang menghadapi kredit macet.

Untuk mengurangi masalah, Pemerintah pada Februari 1991 mengeluarkan paket kebijakan yang menyebutkan rasio kecukupan modal (modal yang dimiliki bank bersangkutan) haruslah sebesar delapan persen.

Masih berlanjutnya pertumbuhan bank yang luar biasa dan untuk mengurangi dampak negatifnya, pemerintah mengeluarkan Undang-undang Perbankan Nomor 7 tahun 1992 yang menyempurnakan UU nomor 14 tahun 1967.

Peraturan tersebut meniadakan pemisahan perbankan berdasarkan kepemilikan seperti pemilikan bank oleh pemerintah, swasta, dan daerah.

Undang-undang tersebut juga mengatur berbagai syarat seperti susunan organisasi, permodalan, kepemilikan, keahlian di bidang perbankan, kelayakan kerja, dan lainnya bagi pendirian bank baru. Syarat itu ditetapkan oleh Menteri Keuangan berdasarkan pertimbangan Bank Indonesia.

Pada 1992, pertumbuhan perbankan luar biasa. Bank yang ada di Indonesia mencapai ribuan. Untuk itu pemerintah kembali mengeluarkan peraturan, yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 1992 yang menaikkan modal minimum pendirian bank, dari Rp 10 milyar menjadi Rp 50 Milyar.

Paket Mei (Pakmei) 1993 itu membuat liberalisasi perbankan diperdalam. Pakmei melonggarkan aturan soal CAR (capital adequacy ratio) sebesar delapan persen dengan memasukkan seluruh laba tahun sebelumnya dalam komponen modal sendiri.

Padahal sebelumnya, hanya 50 persen saja dari laba tahun lalu yang boleh dimasukkan dalam komponen modal sendiri.

BI pada 16 April 1996 kembali mencoba mengendalikan pertumbuhan bank dengan mengeluarkan kebijakan menaikkan cadangan wajib minimum bagi perbankan dari tiga persen menjadi lima persen.

Namun semua paket tersebut akhirnya terbukti gagal. Pada 1 November 1997 enam belas bank harus dilikuidasi.

Pertumbuhan perbankan yang tak terkendali tersebut diakhiri dengan ambruknya ratusan perbankan akibat krisis ekonomi 1997. Pada akhirnya negara harus membayar mahal dengan mengeluarkan program Bantuan Likuiditas Bank Indonesia yang menghabiskan dana sebesar Rp147,7 triliun untuk menambal kerugian yang dialami sebanyak 48 bank.

BLBI kemudian dikenal sebagai biaya terbesar yang ditanggung pemerintah akibat krisis, yang pada akhirnya merugikan negara dan hingga kini masih menyisakan masalah. (T.M041) (T.M041/B/s018/s018) 27-01-2008 19:26:11 NNNN

PENGHORMATAN TERAKHIR ATAS SOEHARTO DI LANUD SOLO

Jakarta, 27/1 (ANTARA) - Komandan Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma Marsekal Pertama Boy Sahril Qomar mengatakan penghormatan terakhir terhadap mantan Presiden RI HM Soeharto akan dilakukan di Pangkalan Udara Adi Sumarmo Solo.

"Proses keberangkatan jenazah dari Halim Perdanakusuma tidak akan dilakukan dengan penghormatan terakhir karena sudah dilakukan di kediaman Cendana," katanya pada wartawan, Minggu.

Jenazah menurut rencana diberangkatkan pada pukul 08.30 WIB dari pangkalan Halim Perdanakusuma dan akan disambut dengan upacara penghormatan terakhir di Adi Sumarmo Solo.

"Setelah dilakukan penghormatan terakhir di Adi Sumarmo, jenazah akan langsung dibawa ke Kalitan Astana Giribangun dikawal oleh Paspampres dan Kodam setempat," katanya.

Sementara itu, tambah dia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla akan terlebih dahulu tiba di Solo untuk upacara penerimaan Jenazah.

"Presiden dijadwalkan bertolak ke Solo sekitar pukul 06.30 WIB dan Wapres sekitar pukul 06.00 WIB," ujarnya.

Masih menurut dia, Presiden Yudhoyono akan berangkat ke Solo dengan menggunakan pesawat Boeing 737-500 Garuda Indonesia.

Boy mengungkapkan untuk proses keberangkatan jenazah, pihaknya sudah menyiapkan lima pesawat Hercules, dua Fokker 28 VIP dan satu Fokker 27 VIP.

(L.R018*P008/ (L.R018*P008/B/M020/M020) 27-01-2008 19:22:10 NNNN

DIALOG "CAP GOMEH" DI BOGOR HENINGKAN CIPTA UNTUK HORMATI SOEHARTO

Bogor, 27/1 (ANTARA) - Suasana duka cita dan pelaksanaan mengheningkan cipta secara spontan atas meninggalnya mantan Presiden HM Soeharto terjadi di beberapa tempat di Kota Bogor, Minggu siang hingga petang.

Acara Dialog Festival Budaya Pemersatu Warga Bogor untuk perayaan "Cap Go Meh 2008" di Bogor, pada sekira pukul 14.00 WIB terhenti sejenak, saat Ketua Panitia Penyelenggara dialog, Arifin maju ke depan dan menghentikan sementara dialog.

Arifin mengatakan, ia mendapat kabar bahwa mantan Presiden Soeharto telah meninggal dunia, pada pukul 13.10 WIB. Untuk menghormati jasanya sebagai pemimpin dan mendoakan agar arwahnya diterima di sisi Allah SWT ia meminta seluruh peserta dialog mengheningkan cipta.

Maka seluruh peserta dialog pun segera mengheningkan cipta. Setelah selesai, maka dialog dilanjutkan lagi.

Suasana yang sama juga terjadi pada pelaksanaan Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) Partai Golkar (PG) Kota Bogor.

Pada saat sidang pleno ketiga yang dipimpin Pengurus DPD PG Jawa Barat Yoga Santosa dan menjelang pemilihan ketua PG Kota Bogor, tiba-tiba dua orang pengurus DPD PG Kota Bogor, Tubagus Tatang Muchtar dan Gatut Susanta maju ke depan dan mengajukan interupsi kepada pimpinan sidang.

Gatut Susanta memberitahukan kepada pimpinan sidang, bahwa mantan Presiden Soeharto telah meninggal dunia. Gatut dan Tatang kemudian memimpin mengheningkan cipta kepada forum peserta Musdalub PG.

Setelah mengheningkan cipta, Gatut dan Dadang meminta izin lagi kepada pimpinan sidang dan kembali lagi ke tempat duduknya.

Pada petang harinya, ketika Cheppy Harun terpilih sebagai Ketua PG Kota Bogor periode 2004-2009 melalui Musdalub, ia juga memimimpin lagi mengheningkan cipta kepada seluruh peserta Musdalub PG.

Menurut Cheppy, mantan Presiden Soeharto sangat layak dihormati karena telah banyak berjasa ketika memimpin banngsa Indonesia.

"Soeharto adalah salah satu pahlawan, yakni pahlawan pembangunan," katanya.

Sementara itu, seorang pengacara di Kota Bogor, Rocky F Subun SH mengatakan, Soeharto telah berjasa ketika menjadi Presiden Republik Indonesia. Pada masa kepemimpinan Soeharto, masyarakat Indonesia lebih sejahtera dibandingkan saat ini.

Kalau Soeharto memiliki sisi negatif, kata dia, itu manusiawi karena manusia itu tidak sempurna.

Soal kasus Soeharto yang sampai saat ini masih menjadi kontroversial, kata dia, itu adalah kasus perdata, yakni mengenai keuangan.

Menurut dia, sebelumnya pemerintah telah menghentikan kasus Soeharto, tapi kenapa sekarang dilanjutkan lagi.

"Kalau sudah dihentikan, sebaiknya tidak dilanjutkan lagi," katanya.

Di tempat terpisah, seorang sopir angkutan kota (Angkot) di Kota Bogor, Dadang mengaku ikut berduka cita atas meninggalnya Soeharto.

Meski mengaku tidak mengerti politik, tapi sepengetahuannya pada zaman Soeharto mencari nafkah lebih mudah dan ia merasa lebih nyaman.

"Saat ini sudah zaman reformasi, tapi mencari nafkah lebih sulit, harga barang-barang juga terus naik," katanya.

(T.K-RH/B/A035/C/A035) 27-01-2008 19:12:57 NNNN

SOEHARTO PENDENGAR YANG BAIK BAGI DUNIA USAHA

Jakarta, 27/1 (ANTARA) - Mantan Presiden Soeharto dinilai sebagai pendengar yang baik bagi setiap keluhan dunia usaha dan mampu membangun industri sehingga pada masa pemerintahnya industri memberi kontribusi PDB (produk domestik bruto) sekitar 40 persen.

"Beliau pendengar yang sangat baik bagi terhadap kesulitan dunia usaha," kata pengusaha nasional Rachmat Gobel di Jakarta, Minggu, ketika dimintai pendapatnya mengenai kepemimpinan Soeharto yang wafat hari ini.

Rachmat yang merupakan generasi kedua penerus perusahaan elektronik hasil kerjasama dengan produsen elektronik Jepang itu, menceritakan dirinya pernah mengalami kesulitan dalam berusaha.

"Pak harto mendengar dan mencermati setiap persoalan dan memberikan jalan keluar," katanya.

Rachmat yang juga Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Industri, Teknologi, dan Kelautan menilai Soeharto telah mampu meletakkan dasar yang cukup kuat bagi perkembangan dunia usaha di Indonesia.

Bahkan, sektor riil bergerak dengan cepat. "Pak Harto tidak terlalu peduli dengan makro ekonomi, yang terpenting baginya rakyat bisa bekerja dan sejahtera," katanya.

Oleh karena itulah, industri saat itu bergerak dan terus dibangun untuk menggantikan ketergantungan impor Indonesia.

Pada masa pemerintahannya, kata dia, Soeharto konsisten menjalankan rencana pembangunan lima tahun (repelita), sehingga Indonesia sempat mencapai swasembada beras.

"Pada masa pemerintahannya Soeharto juga sangat memperhatikan nilai tambah, bagaimana industri dibangun mendapatkan nilai tambah yang lebih besar dari kekayaan alam Indonesia," katanya. Rachmat mengaku kehilangan seorang pemimpin yang mau mendengarkan keluhan dunia usaha serta membantu mencarikan dan menunjukkan jalan keluar. (R016)

KBRI BEIJING SIAPKAN BUKU DUKA ATAS MENINGGALNYA SOEHARTO

Beijing, 27/1 (ANTARA) - KBRI Beijing selama tiga hari mulai Senin hingga Rabu (28-30 Januari) akan menyiapkan buku duka yang dapat diisi oleh pejabat tinggi negara sahabat dan perwakilan negara asing yang berkedudukan di China untuk menyampaikan duka atas meninggalnya mantan Presiden Soeharto.

"Kami mulai besok Senin hingga Rabu akan menyiapkan buku duka yang dapat diisi oleh pejabat tinggi negara sahabat dan perwakilan asing yang ada di China," kata Wakil Kepala Perwakilan RI Beijing Mohamad Oemar, di Beijing, Minggu.

Menurut dia, KBRI Beijing telah menyebarkan surat resmi kepada Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China, kedutaan besar negara asing di Beijing, kantor-kantor perwakilan dan organisasi nasional, regional dan internasional yang isinya menyebutkan bahwa mantan Presiden RI Soeharto telah meninggal dunia, Minggu (27/1) pada pukul 13.10 WIB.

Bagi para pejabat tinggi negara di China, para duta besar, diplomat serta pimpinan perwakilan negara asing yang sedang bertugas di Beijing maupun di kota-kota lain di China yang ingin menyampaikan belasungkawa, dipersilahkan untuk datang ke kantor KBRI Beijing guna mengisi buku duka.

Pengisian buka duka dapat dilakukan di KBRI Beijing dengan alamat: No.4 Dongzhimenwai Dajie, Chaoyang District, pada pukul 10-12 dan pukul 15-17 waktu Beijing.

"Bagi WNI yang kebetulan sedang berada di Beijing dan ingin menyampaikan rasa duka atas meninggalnya Pak Harto, kami juga mempersilahkannya," kata Oemar.

Terkait dengan meninggalnya mantan Presiden Soeharto, KBRI Beijing mulai hari ini juga telah mengibarkan bendera Merah Putih setengah tiang selama seminggu, terkait penetapan Hari Berkabung Nasional seperti yang diputuskan oleh pemerintah. (A025/C/N001)

(T.A025/C/N001/N001) 27-01-2008 18:18:02 NNNN

PM AUSTRALIA BERDUKA ATAS WAFATNYA SOEHARTO

Sydney, 27/1 (ANTARA/AFP) - Perdana Menteri Australia Kevin Rudd menyatakan rasa duka atas meninggalnya mantan Presiden Soeharto pada Minggu, namun menggambarkan almarhum sebagai figur yang kontroversial mengenai masalah hak asasi manusia (HAM) dan Timor Timur.

Soeharto meninggal dalam usia 86 tahun akibat menderita komplikasi penyakit setelah tiga pekan berjuang untuk bertahan hidup menghadapi problema gagal jantung, pernafasan dan ginjal.

PM Rudd memuji peran Soeharto dalam memajukan Indonesia dan membantu membangun ASEAN dan APEC, dan menggambarkan almarhum sebagai figur yang sangat berpengaruh di kawasan ini termasuk Australia.

Namun, pemimpin sayap kiri-tengah itu tidak segan mengkritik Soeharto saat memimpin.

"Mantan presiden itu juga merupakan figur kontroversial terhadap masalah HAM dan Timor Timur dan tidak menyetujui sejumlah pendekatan kebijakan Soeharto," kata Rudd dalam suatu pernyataan, dan menekankan pentingnya hubungan baik Australia-Indonesia.

"Kini negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, Indonesia menjalin hubungan baik dengan negara-negara tetangganya, di mana Australia berperan sangat penting untuk kepentingan politik dan keamanan," ujar Rudd.

"Indonesia sukses sebagai negara demokrasi modern menjadi sangat penting, bukan saja bagi Australia, tapi juga di kawasan ini dan dunia," paparnya.

Rudd menyampaikan belasungkawa terhadap rakyat Indonesia atas wafatnya Soeharto tersebut.

(Uu.M043/C/S012)

(Uu.SYS/C/M043/C/S012) 27-01-2008 18:17:31 NNNN

PRESIDEN LIHAT WAJAH MANTAN PRESIDEN SOEHARTO

Jakarta, 27/1 (ANTARA) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wapres Jusuf Kalla, dipersilakan melihat langsung wajah almarhum mantan Presiden Soeharto saat disemayamkan di rumah duka Jalan Cendana, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu sore.

Presiden Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Yudhoyono yang didampingi Wapres Jusuf Kalla serta Ibu Mufidah Kalla yang tiba pukul 16.25 WIB didampingi sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu.

Saat memasuki ruangan, Presiden dan Wapres menyalami satu persatu para putra-putri dan anggota keluarga Soeharto, termasuk dengan Probosutedjo yang merupakan adik tiri mantan Presiden Soeharto.

Putra-putri mantan Presiden Soeharto seperti Siti Hardiyanti Indra Rukmana, Sigit Hardjojudanto, Siti Hedijati, Situ Hutami Adiningsih tampak berada di sisi jenazah yang telah ditutup dengan kain putih.

Namun, salah satu anggota keluarga yaitu Hutomo (Tommy) Mandala Putra tidak terlihat saat menerima Presiden dan Wapres.

Diiringi pengajian, Presiden dan Wapres tampak ikut serta melakukan doa bersama mendoakan yang terbaik bagi almarhum.

Saat Presiden dan Wapresi serta para tamu akan meninggalkan ruangan dan berpamitan kepada anggota keluarga, Siti Hutami Adiningsih (Mamiek) membuka kain putih yang menutupi jenazah.

Suasana di ruang tempat mantan orang nomor satu di Indonesia disemayamkan tampak dipadati para keluarga terdekat, termasuk tamu-tamu negara, dan handai taulan.

Wartawan tidak diizinkan meliput secara langsung dan mengambil gambar suasana di ruang duka.

Pengambilan gambar hanya diperbolehkan dari Biro Pers Wakil Presiden. (T.R017*M011) (T.R017/B/M011/M011) 27-01-2008 18:13:20 NNNN

SUDIRMAN: "SAYA BISA JADI SARJANA KARENA SOEHARTO"

Ternate, 27/1 (ANTARA) - Kesedihan yang mendalam menyelimuiti perasaan Ir Sudirman ketika mengetahui bahwa HM Soeharto telah wafat, pasalnya warga Ternate, Maluku Utara itu megaku bisa menjadi sarjana karena jasa Soeharto.

"Saya bisa menjadi sarjana karena mendapat beasiswa Supersemar dari Yayasan Supersemar yang disponsori Soeharto. Makanya saya sedih sekali ketika tadi mendengar beliau wafat," katanya di Ternate, Minggu.

Sudirman yang kini bekerja di sebuah perusahaan di Malut mengaku dirinya dari keluarga miskin, namun karena mendapat beasiswa Supersemar dari Yayasan Supersemar, ia bisa meraih gelar sarjana.

Di Indonesia, kata Sudirman, banyak orang seperti dirinya (tidak mampu), yang kemudian bisa menikmati pendidikan di perguruan tinggi, jarena mendapat bantuan beasiswa Supersemar dari Yayasan Supersemar.

"Saya tak bermaksud mencampuri kasus hukum Soeharto terkait Yayasan Supersemar, tapi saya ingin mengatakan bahwa saya dan banyak orang miskin bisa jadi sarjana karena jasa Soeharto melalui yayasan itu," katanya.

Sudirman mengatakan, mantan Presiden Soeharto memiliki jasa besar terhadap bangsa ini, oleh karena itu sangatlah tidak bijak kalau masyarakat terus-menerus menghujatnya, apalagi kini beliau telah wafat.

Kalaupun Soeharto pernah melakukan kesalahan selama memimpin bangsa ini, menurut dia, tidaklah harus melupakan semua jasa beliau, justru sebaiknya memaafkannya, apalagi sekarang beliau sudah wafat.

Mantan Presiden Soeharto wafat di Rumah Sakit Pusat Pertamina Minggu siang (27/1) sekitar Pukul 13.10 WIB setelah menjalani perawatan di rumah sakit itu sejak tanggal 4 Januari 2008 akibat penyakit yang dideritanya. (T.L002*M011) (T.L002/B/M011/M011) 27-01-2008 18:08:57 NNNN

SOEHARTO AKAN DIKENANG SEBAGAI APA? Oleh Akhmad Kusaeni

Jakarta, 27/1 (ANTARA) - Soeharto mangkat. Akan dikenang sebagai apakah mantan presiden dan penguasa Orde Baru itu oleh rakyat dan bangsa Indonesia?

Dibanding dengan mantan Presiden Soekarno yang mati dalam sunyi, wafatnya Soeharto berada dalam kegempitaan, setidaknya itulah yang diberitakan media massa. Hampir setiap hari dalam beberapa pekan terakhir, media menjadikan sakitnya "Jenderal Besar" itu sebagai fokus pemberitaan.

Media seperti sirkus meramaikan perkembangan penanganan penyakit Soeharto di rumah sakit oleh 40 dokter dengan alat-alat canggih berbiaya mahal. Sementara tokoh-tokoh yang membesuk diperlakukan sebagai selebriti: memberikan komentar di depan sorotan kamera televisi dan jurufoto ramai-ramai memotret dengan semangat paparazi.

Biasanya tayangan diselingi gambar Soeharto yang tengah kritis digotong memasuki lorong-lorong rumah sakit. Alat bantu pernafasan menutup mulut orang kuat Orde Baru yang tampak tidak berdaya, sementara cairan infus dan tranfusi darah tergantung mengalir ke tubuh Soeharto yang "ditidurkan". Setiap mata yang melihat jatuh simpati. Doa-doa dikumandangkan.

Dampak tayangan televisi dan hingar bingar media itu luar biasa. Ajakan memaafkan Soeharto ramai-ramai dikumandangkan. Sebuah survei menyebutkan sebanyak 67 persen rakyat Indonesia ingin Soeharto dimaafkan. Hanya sebagian kecil saja yang ingin kasus hukumnya diteruskan.

Meski Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono tidak memberikan keputusan soal status hukum Soeharto, Istana Kepresidenan menaikkan bendera setengah tiang sesaat setelah Soeharto dinyatakan wafat oleh tim dokter.

Kepala Negara datang ke rumah duka di Jalan Cendana, Jakarta, dan memutuskan tidak jadi berkunjung ke Bali seperti dijadwalkan. Presiden Yudhoyono memilih untuk menghadiri pemakanan Soeharto di Solo. SBY ingin mengantar Soeharto ke tempat peristirahatannya yang terakhir.

Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi menyatakan hari berkabung nasional selama tujuh hari.

Berbeda dengan Soekarno

Penghormatan ini sangat jauh berbeda dengan detik-detik terakhir kematian Soekarno. Sejarawan Asvi Warman Adam dari LIPI menyoroti perbedaan perlakuan terhadap Soekarno dibanding Soeharto.

Saat sakit, Soekarno hanya dirawat seorang dokter hewan, dibantu seorang Kowad yang bukan perawat dan dilarang ditengok orang, termasuk keluarga.

Jika Soeharto dirawat di Rumah Sakit Pertamina Pusat (RSPP) dengan sewa kamarnya saja jutaan rupiah, Soekarno diisolasi di Wisma Yaso (kini Museum Satria Mandala) yang penuh laba-laba, kecoa, tikus, kotor dengan penerangan redup seadanya.

"Kalau dibandingkan dengan keadaan Bapak (Soekarno, red), Soeharto masih lebih beruntung. Saat sakit anggota keluarga Soeharto masih bebas menjenguknya, sedangkan di waktu Bapak sungguh tidak enak," kata Dewi Soekarno seperti yang disampaikan kepada wartawan Antara Biro Tokyo pekan lalu.

Dewi menceritakan bagaimana Bung Karno mendapat perlakuan yang tidak manusiawi dari Soeharto, padahal Soekarno merupakan orang besar bagi bangsa Indonesia.

Status tahanan rumah, larangan untuk dikunjungi dan perlakuan tidak semestinya terjadi pada Soekarno. Proklamator kemerdekaan Indonesia itu menderita di saat-saat terakhir hidupnya.

Apa yang dialami Soeharto sekarang, menurut Dewi Soekarno, berbeda jauh. Soeharto lebih enak. Tidak diasingkan. Tidak dianiaya.

"Saya ada di Wisma Yaso, di saat-saat terakhir Bapak. Saya masih sempat menjaganya. Bapak juga dibuat seperti meninggal karena over dosis," kata wanita kelahiran Tokyo, 6 Februari 1940 itu emosional.

Apa yang terjadi pada saat-saat akhir sakaratul maut menjemput Soeharto akan menjadi tanda-tanda bagaimana bangsa dan rakyat Indonesia memandang mantan presiden yang berkuasa lebih dari 32 tahun itu.

Mantan Presiden Abdurahman Wahid yang pernah sangat kritis terhadap Soeharto mengatakan, "Ia memang membuat kesalahan, tapi ia juga banyak jasanya terhadap bangsa".

Bank Dunia dan PBB pada bulan September 2007 menempatkan Soeharto pada daftar pemimpin korup di dunia. Transparansi Internasional, sebuah organisasi anti korupsi, mengungkapkan bahwa Soeharto mencuri uang negara 15 miliar sampai 35 miliar dolar AS. Namun, laporan Transparansi Internasional masih diperdebatkan keabsahannya.

Mahkamah Agung, misalnya, berpendapat lain. Mahkamah Agung memenangkan gugatan Soeharto dan memerintahkan majalah TIME untuk membayar ganti rugi Rp1 triliun.

TIME dianggap telah mencemarkan nama baik Soeharto, karena menyiarkan pada tanggal 24 Mei 1999 suatu laporan mengenai kekayaan keluarga Soeharto yang diduga berasal dari hasil korupsi.

Lebih baik dari Ne Win

Sahabat Soeharto, mantan Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew yang membesuk Soeharto, menyatakan bangsa Indonesia semestinya lebih menghormati Soeharto.

"Ia memang memberikan kemudahan bisnis kepada keluarga dan kroninya. Tapi, ia juga mendidik rakyat dan membangun infrastruktur," kata Lee.

Lee mencatat sejarah bahwa Soeharto naik ke puncak kekuasaan pada 1965 beberapa saat setelah Ne Win berkuasa di Burma, kini Myanmar.

"Bandingkan," ujar Lee, "siapa yang lebih baik" Siapa yang harus lebih dihormati?". Lee menjawab sendiri bahwa yang lebih baik adalah Soeharto ketimbang Ne Win.

"Apa artinya beberapa juta dolar yang hilang sebagai dampak buruk dari apa yang dilakukannya? Soeharto membangun ratusan miliar dolar kekayaan bangsa ini," kata Lee seperti dikutip harian The New York Times edisi 15 Januari 2008.

Pengakuan Lee ini juga tampak diamini Presiden Yudhoyono.

"Jasa Soeharto bukan hal yang kecil bagi bangsa ini, khususnya pembangunan nasional yang dilakukannya, meskipun sebagai manusia dan seperti layaknya pemimpin lain, Pak Harto juga tak luput dari kesalahan," kata Yudhoyono yang mempercepat kepulangan dari kunjungan ke Malaysia saat Soeharto dinyatakan kritis.

"Itu yang membuat kita tidak bisa menghentikan untuk berterimakasih atas kontribusi dan jasanya bagi bangsa ini," kata Kepala Negara.

Soeharto telah mangkat. Ia segera dimakamkan. Duka cita disampaikan. Doa dipanjatkan. Ia mengubur segala kontroversi yang terjadi atas dirinya. Siapapun tak akan menolak kalau Soeharto adalah seorang negarawan besar yang sangat berpengaruh bagi perjalanan bangsa ini. Terlepas dari segala kelemahan dan kesalahannya, ia menjadi bagian sejarah penting bagi bangsa ini.

Sebagaimana pepatah Inggris mengatakan "All the good for the dead", maka bagi orang yang telah wafat hendaknya hanya yang baik-baik saja yang disampaikan. Soeharto sendiri mengamalkan pepatah Inggris ini. Buktinya, ia sering mengatakan perlunya bangsa ini "mikul dhuwur mendem jero".

Waktu akan membuktikan kebenaran falsafah ini.

(T.A017/B/N004/N004) 27-01-2008 18:06:12 NNNN

DOA-DOA DIPANJATKAN UNTUK SOEHARTO

Yogyakarta, 27/1 (ANTARA) - Kader dan simpatisan Partai Golongan Karya (Golkar) di Gunung Kidul (Yogyakarta) dan Klaten (Jawa Tengah) memanjatkan doa bagi mantan Presiden Soeharto yang pada Minggu pukul 13.10 WIB menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta Selatan.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Golkar Yogyakarta Gandung Pardiman memimpin doa bersama yang dilakukan sekitar seribu kader dan simpatisan Golkar pada acara pertemuan dengan Ketua Dewan Pimpinan Pusat Golkar Agung Laksono di pendopo Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.

Dengan doa yang dipanjatkan dalam bahasa Jawa, mereka memintakan ampunan bagi dosa-dosa penguasa Orde Baru itu.

"Duh gusti pangeran kulo mugi mugi ngapunteno sedoyo doso Pak Harto, ugi dosa kulo sedoyo (Tuhan, mohon ampunilah dosa-dosa Pak Harto dan dosa kami semua--red)," demikian doa mereka.

Setelah bertemu dengan kader dan simpatisan Golkar di Yogyakarta, Agung melanjutkan perjalanannya ke Klaten untuk melakukan pertemuan serupa.

Di Klaten Agung juga memimpin ribuan kader dan simpatisan Golkar memanjatkan doa-doa bagi Pak Harto.

Agung yang rencananya meninggalkan Yogyakarta menuju Jakarta pada pukul 17.30 WIB, mempercepat kunjungan kerjanya di Jawa Tengah dan Yogyakarta dan memutuskan kembali ke Jakarta pukul 15.30 WIB untuk melayat ke kediaman keluarga Soeharto di Jalan Cencana No.8, Menteng, Jakarta Pusat.

Rencananya dari Bandara Soekarno Hatta Jakarta, Ketua DPR RI Agung Laksono langsung menuju ke kediaman keluarga Soeharto di Jalan Cendana, Jakarta Pusat untuk melayat sekaligus melakukan koordinasi terkait acara pemakaman Soeharto pada Senin (28/1) karena dia dijadwalkan memimpin upacara pelepasan jenazah Soeharto.

Jenazah Soeharto akan dimakamkan di pemakaman keluarga Astana Giri Bangun, Solo, Jawa Tengah dengan upacara yang dipimpin Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono. (L.S023*M035*M011) (L.S023*M035/B/M011/M011) 27-01-2008 18:05:24 NNNN

Tidak ada komentar: