Senin, 28 Januari 2008

BERITA PAK HARTO 2

KELUARGA MINTA SOEHARTO DIMAAFKAN

Solo, 28/1 (ANTARA) - Siti Hardiyanti Indra Rukmana atau yang dikenal dengan Mbak Tutut mewakili keluarga mantan Presiden HM Soeharto meminta masyarakat untuk memaafkan segala dosa dan kesalahan yang disengaja maupun tidak selama masa hidupnya.

"Kami sadar almarhum adalah manusia biasa yang memiliki kelebihan dan kekurangan serta tidak luput dari kesalahan. Kami juga mohon kiranya bapak-bapak dan ibu sekalian berkenan memaafkan segala kesalahan dan kekhilafan almarhum," kata Tutut saat menyampaikan sambutan pada upacara kenegaraan pemakaman HM Soeharto di pemakaman Astana Giribangun Karanganyar Solo, Senin.

Dengan tersedu-sedu, Tutut mengatakan menyampaikan terima kasih dan penghargaan setingginya kepada semua pihak termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wapres Jusuf Kalla yang telah menghadiri upacara pemakaman ini.

Bagi keluarga, almarhum Soeharto adalah adalah ayah, eyang, iyut dan orang tua yang sangat dikagumi.

"Beliau adalah teman yang akrab, yang sangat kami sayangi, beliau adalah guru dan teladan kami yang baik dan amat kami hormati dan terlibat langsung dalam perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan RI dan ikut mengisi kemerdekaan melalui pembangunan. Bapak, selamat jalan bapak, doa kami selalu menyertaimu," kata Tutut diselingi isak tangis.

Sejumlah anggota keluarga lain yang berdiri di belakang Tutut semua menitikkan air mata saat Tutut membacakan sambutannya itu. Sementara hadirin yang mengikuti upacara pemakaman itu, larut dalam suasana sedih dan haru yang merebak di ruangan itu.

Sebelumnya, jenasah mantan Presiden HM Soeharto sekitar pukul 12.15 WIB dimasukkan dalam lihat lahat dalam upacara kemiliteran yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Upacara pemakaman dimulai dengan pembacaraan riwayat hidup oleh Sekmil Kepresiden Mayjen Bambang Sutedjo yang menyebutkan bahwa Soeharto selama hidupnya mendapat 27 penghargaan dari pemerintah, serta sejumlah penghargaan dari negara-negara sahabat dan badan dunia.

B/A011) (L.R018*D012/B/A011/A011) 28-01-2008 13:19:37 NNNN

LEGA DIANTARA DUKA, WARTAWAN PELIPUT HM SOEHARTO

Jakarta, 28/1 (ANTARA) - Bagi wartawan, wafatnya Alm mantan Presiden HM Soeharto selain menimbulkan duka tapi sekaligus "lega". Duka karena memang hilangnya salah seorang pemimpin bangsa.

Namun, wafatnya HM Soeharto juga membuat "lega" beberapa wartawan. Bukan karena bermaksud tidak baik, tetapi setidaknya ritual rutin berjaga di RSPP tidak lagi terjadi.

"Saya jadwalnya besok malam jaga di RSPP," kata Imam salah seorang wartawan cetak.

Selama 23 hari puluhan wartawan cetak maupun eletronik harus begadang 24 jam menunggu perkembangan berita kondisi kesehatan bapak pembangunan tersebut.

Halaman depan RSPP pun seolah menjadi tempat kos gratis puluhan wartawan. Peralatan lengkap wartawan televisi dengan SNG dan satelitnya nongkrong di RSPP.

"Ya.. setidaknya dengan wafatnya HM Soeharto kita tidak lagi begadang di RSPP, legalah," kata Imam kameramen TV.

Beberapa wartawan televisi terlihat saling bersalaman dan saling cium pipi kiri dan kanan mengekspresikan rasa "leganya". Sekali lagi bukan dengan maksud jelek. Namun, merasakan tidak perlu lagi ke RSPP.

Selama dirawat di RSPP setidaknya ada beberapa wartawan yang justru ambruk jatuh sakit dan dirawat dirumah sakit. Beberapa wartawan televisi harus siap sedia melakukan liputan langsung dari lagi, sore maupun malam hari.

Selamat jalan Jenderal Besar HM Soeharto. Semoga diterima disisi sang khalik. Amien. (J004)

PETANI DI BEKASI BERDUKA ATAS WAFATNYA SOEHARTO

Bekasi, 28/1 (ANTARA) - Para petani di wilayah Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat (Jabar), merasa kehilangan dan turut berduka cita atas wafatnya Soeharto, mantan presiden RI.

Nursan (74), petani warga Desa Harapan Jaya, Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Senin, mengatakan, semasa hidup Soeharto dekat dengan petani dan kerapkali mengadakan temu wicara.

Meninggalnya Soeharto pada Minggu sekitar pukul 13.10 WIB setelah menjalani perawatan selama tiga pekan di RS Pusat Pertamina, Jakarta sempat mengagetkan puluhan petani di wilayah Muaragembong, Kabupaten Bekasi.

"Petani di wilayah Muaragembong turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas wafatnya Soeharto, semoga keluarga yang ditinggalkan tabah menerima cobaan," ujar Nursan.

Ia menambahkan, sebagai manusia biasa, Soeharto tentu punya kesalahan dan kekurangan, tetapi jasa Soeharto kepada bangsa dan negara juga cukup besar dan tidak boleh dilupakan.

Presiden kedua RI itu, semasa hidupnya selain dikenal dekat petani juga memerhatikan ketahanan pangan, sehingga Indonesia mampu swasembada beras.

Karena keberhasilannya di bidang swasembada beras, Badan Pangan Dunia (FAO) memberikan penghargaan kepada Soeharto.

Petani lainnya, Syamsuri (70), warga desa pantai Mekar, Muaragembong, Kabupaten Bekasi juga menyatakan, ikut belasungkawa atas meninggalnya Soeharto.

"Saya tidak akan melupakan jasa mantan presiden itu kepada bangsa dan negara, dan beliau juga dekat dengan kalangan petani," ujarnya.

Di tempat terpisah, Camat Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Muhajirin yang juga mantan petani mengatakan, jasa almarhum terhadap bangsa dan negara harus dihargai.

"Saya mengajak kalangan petani di Muaragembong untuk menggelar doa bersama agar arwah mantan presiden itu diterima Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan tabah menerima kenyataan," ujarnya.

Pantauan ANTARA di gedung DPRD dan Pemkab Bekasi, sebagian anggota dewan dan karyawan pemda setempat juga menyaksikan prosesi pemakaman Soeharto melalui siaran televisi.

Sekretaris Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) DPRD Kabupaten Bekasi, Faisal ketika ditemui mengatakan, sudah sepantasnya rakyat Kabupaten Bekasi menghargai jasa Soeharto.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan jasa para pemimpinnya, termasuk jasa almarhum, meski ada juga kekurangan dan kesalahan.

"Lupakan kesalahan dan kekurangan Soeharto, tapi ingatlah jasa beliau kepada bangsa dan negara ini," ujar Faisal. (T.H012/ (T.H012/B/S022/C/S022) 28-01-2008 13:02:41 NNNN

MASYARAKAT MAROS SHALAT GHAIB UNTUK SOEHARTO

Makassar, 28/1 (ANTARA) - Masyarakat Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel) melakukan shalat sunnat "ghaib" di Masjid Al Markaz untuk mendoakan almarhum Soeharto yang dikebumikan hari Senin.

"Shalat Ghaib ini untuk mendoakan Soeharto agar diberi pengampunan atas kesalahan yang pernah dilakukannya," ujar Ustadz Rahim, salah seorang jamaah dari sekitar 500-an jamaah yang mengikuti shalat Ghaib di Mazjid Al Markaz, Senin.

Suasana shalat Ghaib setelah shalat dhuhur tersebut, berlangsung hidmat dan penuh kekhusyukan. Jamaah yang terdiri atas laki-laki dan perempuan itu, di antaranya ada yang sesegukan menangis.

"Dulu Pak Harto datang ke daerah ini, bertemu langsung dengan kami para petani. Beliau sangat ramah dan terus menyemangati kelompok tani untuk memperbaiki hasil produksi," jelas Daeng Rala (57), salah seorang petani dari Kecamatan Maros Baru, yang mengaku pernah bersalaman dengan Soeharto ketika mengunjungi Kabupaten Maros pada tahun 1990-an.

Petani yang juga termasuk sesepuh di daerah ini, menuturkan pula, bahwa mantan Presiden RI tersebut pernah membangun sebuah pabrik krupuk udang untuk bapak angkatnya yang bernama H Medi di Jalan DR Ratulangi Maros. Namun kemudian pabrik tersebut dibeli oleh PT Bosowa Group dan menjadi PT Bantimurung Indah, perusahaan yang mengelola rumput laut.

(T.K-SUR/B/M007/M007) 28-01-2008 12:51:13 NNNN

MANTAN PRESIDEN SOEHARTO DIMAKAMKAN

Solo, 28/1 (ANTARA) - Mantan Presiden HM Soeharto hari Senin (28/1)tepat pukul 12.15 WIB dimakamkan di Kompleks Astana Giribangun Karanganyar Solo, dengan upacara kemiliteran yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Upacara pemakaman dimulai dengan pembacaraan riwayat hidup oleh Sekmil Kepresiden Mayjen Bambang Sutedjo yang menyebutkan bahwa Soeharto selama hidupnya mendapat 27 penghargaan dari pemerintah, serta sejumlah penghargaan dari negara-negara sahabat dan badan dunia.

Selanjutnya Presiden Yudhoyono membacakan Apel Persada yang mempersembahkan jasa-jasa Soeharto sebagai presiden RI kedua dengan pangkat Jenderal Besar kepada persada ibu pertiwi.

Sekitar pukul 12.15 WIB, peti jenazah yang berkalung untaian melati diturunkan ke dalam liang kubur oleh sekitar enam orang abdi Astana Giribangun berpakaian sorjan Jawa diiringi suara terompet.

Setelah dikumandangkan Adzan di tepi liang kubur, seluruh keluarga dan kerabat yang mengikuti prosesi itu kemudian menaburkan bunga diiringi lagu Gugur Bunga.

Selanjutnya Presiden Yudhoyono melakukan prosesi penimbunan liang lahat diikuti oleh keluarga dan kemudian ditimbun oleh abdi Astana Giribangun dengan tanah yang dikemas dalam karung plastik.

Makam mantan penguasa Orde Baru ini, ditempatkan di sebelah makam Siti Hartinah, istri Soeharto serta tiga makam lain, yang berisi orang tua dan kakak tertua Ibu Tien.

B/A011) (L.R018*D012/B/A011/A011) 28-01-2008 12:30:17 NNNN

MONUMEN MANDALA, KENANGAN ABADI WARGA SULSEL UNTUK SOEHARTO

Makassar, 28/1 (ANTARA) - Monumen Mandala menjadi bukti monumental penghargaan dan kenangan abadi masyarakat Sulawesi Selatan terhadap perjuangan HM Soeharto yang pernah menjabat sebagai Deputi Wilayah Indonesia Timur dan Panglima Komando Mandala untuk pembebasan Irian Barat (Papua) pada 1966.

"Mantan Presiden Soeharto patut dihormati dengan melihat perjuangannya yang terus berupaya menyatukan republik ini. Karena itu, salah satu bentuk penghargaan kepada beliau adalah dibangunnya Monumen Mandala di jantung Kota Makassar dan diresmikan tahun 1995," kata H Ilham Arief Sirajuddin, Walikota Makassar di sela-sela apel bendera PNS Pemkot Makassar Senin.

Apel ini juga disertai hening cipta dan do`a bagi arwah almarhum HM Soeharto agar mendapat tempat yang layak di sisi Allah SWT.

Monumen Mandala, kata Ilham, dibangun dengan dana APBD Sulsel tahun 1994 senilai Rp75 miliar. Monumen ini memiliki arti tersendiri bagi masyarakat Sulsel dan warga Kota Makassar pada khususnya.

Pasalnya, bangunan Monumen Mandala setinggi 75 meter itu selain terdapat relief yang menggambarkan sejarah perjuangan pasukan yang dipimpin oleh Soeharto, juga terdapat relief yang menggambarkan kondisi masyarakat Sulsel pada era tersebut.

Sejarahwan Universitas Hasanuddin, Dr Edwar Polinggomang mengemukakan, karier militer Soharto makin melejit setelah menyelesaikan tugas sebagai Panglima Komando Mandala.

"Ia menjadi populer setelah kembali ke Jakarta. Di Makassar sendiri, ia tinggal dari tahun 1962 hingga Irian Barat diserahkan pemerintah Belanda kepada pemerintah Indonesia. Makanya tak bisa disangkali bahwa pembebasan Irian Barat merupakan andil besar Soeharto," ujarnya.

Sementara itu, rasa duka warga Kota Makassar atas wafatnya HM Soeharto diwujudkan dalam berbagai do`a serta banyaknya warga yang terus mengikuti laporan televisi soal prosesi pemakaman almarhum, sejak dari Jakarta sampai ke Solo.

Di tempat-tempat layanan publik seperti pasar, bandara, loket pembayaran telepon dan listrik, pelabuhan dan kantor-kantor pemerintah serta swasta bahkan di rumah-rumah, masyarakat tampak antusias untuk menonton siaran televisi.

"Soeharto merupakan sosok presiden yang kharismatik dan ketika itu semua serba mudah, tidak seperti saat ini, semuanya serbah susah dan mahal," ujar Baharuddin, salah seorang pedagang kaki lima yang turut menyaksikan immemoriam Soeharto melalui televisi salah seorang pemilik kios di Pasar Terong.

Berbeda dengan komentar Baharuddin, Nurmiah, salah seorang Mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) mengatakan, kondisi yang serba sulit seperti saat ini adalah dampak dari masa pemerintahan Soeharto selama 32 tahun.

"Dulu memang serba mudah, karena itu semua adalah utang luar negeri yang tidak akan habis terbayar hingga tujuh turunan," katanya.

Ia menambahkan, bantuan luar negeri yang diperuntukkan bagi pembangunan itu pun hanya sekitar 30 persen yang dimanfaatkan, selebihnya dikorupsi bersama kroni-kroninya.

Karena itu, menurutnya, gelaran yang diberikan kepada Soeharto sebagai "Bapak Pembangunan" sebenarnya tidak layak disandang. Karena buah dari pemerintahannya meninggalkan kesengsaraan bagi masyarakat yang semakin berlarut-larut. (U.K-SUR/R007)

(T.K-SUR/B/R007/R007) 28-01-2008 12:18:41 NNNN

JENAZAH SOEHARTO TERLAMBAT SAMPAI DI ASTANA GIRI BANGUN

Solo, 28/1 (ANTARA) - Jenazah mantan presiden HM Soeharto diperkirakan terlambat sampai di pemakaman kompleks Astana Giri Bangun, karena padatnya masyarakat yang memenuhi jalan-jalan yang dilalui dari Bandara Adi Soemarmo menuju kompleks pemakaman di Kabupaten Karanganyar Solo.

Ribuan warga di Solo, tumpah ke jalan untuk menyaksikan iring-iringan mobil jenazah Soeharto. Banyak dari warga yang berusaha melemparkan bunga dan berusaha memegang mobil jenazah berwarna perak bernomor polisi 9010/00 itu.

Sebelumnya jenazah Soeharto diperkirakan tiba sekitar pukul 10.30 WIB, namun hingga saat ini rombongan berjalan lambat karena banyaknya warga yang memadati sepanjang jalan yang dilalui iring-iringan mobil.

Presiden Yudhoyono dijadwalkan memimpin langsung upacara pemakaman pada sekitar pukul 11.30 WIB, yang akan dilakukan secara militer dengan komandan upacara Kolonel inf. Asep Subarkah Komandan Kopassus Grup 2/Surakarta. (B/Z003) (T.D012/B/Z003/Z003) 28-01-2008 11:44:45 NNNN

SALAT GAIB DI MATARAM UNTUK ALMARHUM SOEHARTO

Mataram, 28/1 (ANTARA) - Lebih dari seratus karyawan lingkup kantor gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan salat gaib atas jenazah mantan Presiden H.M. Soeharto di Masjid An-Nur kantor gubernur di Mataram, Senin.

Salat gaib tersebut dipimpin Kepala Biro Kessos Pemprop NTB, Drs. H. Wildan dihadiri Sekda NTB, Drs. H. Abdul Malik dan para asisten.

Sementara pada Minggu malam salat gaib dilakukan di Pondok Pesantren Darul Falah, Pagutan, Mataram dipimpin TGH. Mustiadi Abhar sekaligus mendoakan untuk keselamatan almarhum Soeharto.

Kabag Humas Pemprop NTB, Ibnu Salim mengatakan, gubernur NTB mengimbau kepada seluruh masyarakat NTB terutama yang muslim untuk melakukan salat gaib baik di masjid maupun di pondok pesantren.

Selama almarhum Soeharto berkuasa sudah berkali-kali datang ke NTB terutama yang berkaitan dengan masalah pertanian antara lain meresmikan proyek bendungan raksasa Batujai, di Lombok Tengah, bendungan Mamak di Subawa, panen bawang putih di Sembalun, Lombok Timur dan musibah gempa di Tanjung, Lombok Barat bagian utara.

NTB sebelum tahun 80-an dikenal sebagai daerah yang rawan pangan, tetapi setelah mengubah sistem pertanian dengan Gogo Rancah (Gora) maka mulai tahun 85-an NTB mampu berswasembada pangan.

"Atas keberhasilan NTB berswasembada pangan tersebut presiden memberikan julukan NTB dengan Bumi Gora hingga kini masih terpampang di kantor gubernur NTB," katanya.

(T.B004/B/A019/A019) 28-01-2008 11:41:18 NNNN

Tidak ada komentar: