Senin, 28 Januari 2008

BERITA WAFATNYA PAK HARTO

TANGIS TUTUT IRINGI "PERJALANAN" ALM. HM SOEHARTO

Jakarta, 28/1 (ANTARA) - Salah seorang putri mantan Presiden Alm. HM Soeharto, Siti Hardianti Indra Rukmana yang lebih dikenal dengan mbak Tutut terlihat terus menangis sepanjang jalan dari kediaman di Jalan Cendana hingga ke Pangkalan TNI AU Halim Perdana Kusuma.

Suasana duka juga masih terlihat jelas di wajah para keluarga yang berada di bus di belakang iring-iringan mobil jenasah. Mbak Tutut yang duduk di bangku paling depan tepat di belakang sopir terlihat sesekali menyeka air mata dengan sapu tangan. Sementara duduk disampingnya Sigit Hardjoyudanto hanya duduk diam terpaku.

Meski dengan mata sembab, Mbak Tutut masih juga menyempatkan melambaikan tangan kepada warga yang berada di sepanjang jalan. Setidaknya saat berada di perempatan Jalan Teuku Umar, Mbak Tutut membalas lambaian tangan warga yang berada di sisi jalan.

Sementara Tommy Soeharto yang duduk di bangku nomor dua tepat di belakang Mbak Tutut, hanya diam menatap jalanan. Salah seorang cucu laki-laki almarhum HM Soeharto terlihat duduk di samping Tommy.

Sebelumnya saat menunggu pemberangkatan iring-iringan jenasah, Mbak Tutut terlihat terisak menangis. Warga yang kebetulan berada di samping kanan bus tempat mbak Tutut berada ikut terharu.

Sekitar pukul 7.30 WIB rombongan mobil jenasah dan pengiringnya mulai bergerak meninggalkan kediaman. Mobil Ketua DPR RI Agung Laksono berada di belakang mobil jenasah dan diikuti empat bus lainnya yang diisi keluarga dan kerabat lainnya.

Secara khusus pihak keluarga juga menyediakan tiga buah bus lainnya yang bisa digunakan oleh siapa saja. Beberapa petugas bahkan menawarkan kepada para wartawan yang ingin ikut menuju Halim Perdana Kusuma. (J004)

(T.J004/B/D012/C/D012) 28-01-2008 10:57:24 NNNN

IRING-IRINGAN SOEHARTO BERDAMPAK PADA KONDISI LALU LINTAS

Jakarta, 28/1 (ANTARA) - Iring-iringan jenazah Soeharto dan rombongan yang melintas di sejumlah ruas jalan menuju Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma pada Senin pagi( 28/1) menyisakan kemacetan yang panjang setelah dilakukan penutupan jalan selama beberapa saat.

Kemacetan terlihat mulai dari Jalan Diponogoro, Menteng Jakarta Pusat, Jalan HOS Cokroaminoto, Jalan Rasuna Said, Jalan Soepomo, dan Mampang Prapatan.

Penutupan setiap titik pertigaan dan perempatan selama beberapa menit di sepanjang jalan tersebut menyebabkan terjadi penumpukan ratusan kendaraan. Akibatnya banyak karyawan yang terlambat masuk kantor karena kemacetan yang cukup lama.

Kemacetan kendaraan juga terjadi di ruas jalan tol seperti yang disampaikan seorang karyawati, Meirina yang terjebak padatnya kendaraan dari Tol Jatibening menuju tol dalam kota memerlukan 2,5 jam.

"Pada hari kerja biasanya perlu 1,5 jam saja dalam keadaan kendaraan padat, tapi sekarang bisa lebih dari 2,5 jam," ujarnya.

Sementara itu berdasarkan pantauan ANTARA, massa berderet di jalan sepanjang rute dari rumah duka di Jalan Cendana menuju ke Pangkalan Udara Utama TNI-AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

Selain itu massa juga memenuhi sejumlah jembatan penyeberangan orang di sepanjang Jalan Gatot Subroto untuk menyaksikan iring-iringan rombongan yang melintas di jalan tol dalam kota.

Meski rombongan melintas sekitar pukul 08.00 WIB, namun massa mulai memadati jalanan mulai pukul 06.30 WIB. Keramaian ini dimanfaatkan pula oleh sejumlah pedagang asongan yang berjualan diantara para warga Jakarta yang ingin melihat rombongan mobil jenazah Soeharto dan rombongan keluarga.

Besarnya minat warga untuk melepas kepergian tokoh yang dicintainya itu, membuat petugas kepolisian sempat kewalahan mengatur warga agar tidak sampai ke bahu jalan karena akan mengganggu gerak formasi rombongan kendaraan pembawa jenazah Pak Harto.

Saat kendaraan jenazah HM Soeharto melintasi ruas jalan sekitar Pancoran sekitar pukul 08.15 WIB, sejumlah warga berucap lirih "Selamat Jalan Pak Harto" sambil melambaikan tangan. Banyak juga warga yang berusaha mengambil foto dengan menggunakan layanan di telepon seluler.

Beberapa ibu menitikkan air mata sambil tak melepaskan pandangan dari kendaraan jenazah Soeharto yang melintas cepat di depan mata.

"Biarlah sebagian orang menghujat dia sebagai penjahat Orde Baru, tapi Pak Harto tetaplah orang yang banyak jasanya bagi negeri ini. Saya bisa berdiri di sini sekarang juga karena Pak Harto, bangsa kita menjadi disegani di mata dunia juga karena beliau," ujar Yuliati, karyawati yang berkantor di Jalan Gatot Subroto.

(T.R022/ B/A011)

(T.R022/B/A011/A011) 28-01-2008 10:47:45 NNNN

DI TERNATE, ANAK TK PUN DOAKAN ALMARHUM SOEHARTO

Ternate, 28/1 (ANTARA) - Di Ternate, Maluku Utara (Malut) anak-anak Taman Kanak Kanak (TK) pun ikut berdoa untuk almarhum Soeharto,walaupun mereka belum memahami sepenuhnya mengenai figur Soeharto.

"Kami bersama anak-anak membaca Al-Fatihah dan berdoa untuk almarhum Soeharto sebagai wujud rasa duka kami atas wafatnya beliau," kata seorang guru sebuah TK di Ternate, Munarti di Ternate, Senin.

Siswa SD, SLTP dan SMA di Ternate dalam upacara bendera hari Senin juga melakukan doa khusus untuk almarhum Soeharto, bahkan sebelum memulai pelajaran di kelas, mereka membaca Al-Fatihah untuk almarhum.

Seorang guru di SMPN 2 Ternate, Djafar Nohu, S.Pd mengatakan, Soeharto adalah mantan Presiden dan jasanya terhadap bangsa ini sangat besar, baik sewaktu berkarir di militer maupun saat memimpin bangsa ini.

Oleh karena itu, wajar kalau rakyat Indonesia, termasuk di Ternate merasa berduka atas wafatnya almarhum Soeharto dan mengekspresikan rasa dukanya itu dengan berdoa atau dengan cara lainnya untuk almarhum.

Sementara itu, di berbagai kantor pemerintah di Ternate, tampak banyak staf maupun pejabat yang meninggalkan pekerjaan, karena menonton siaran televisi nasional mengenai persiapan pemakaman Soeharto.

"Saya sebenarnya ingin melihat langsung pemakaman almarhum di Solo, tapi karena tak sanggup ke sana, cukup menonton di televisi saja," ujar Rasyid, seorang PNS di kantor Walikota Ternate.

Ibu-ibu rumah tangga di Ternate banyak pula yang rela tidak ke pasar hanya untuk menonton siaran langsung sejumlah televisi nasional mengenai proses persiapan pemakaman almarhum Soeharto.

Ny. Subaidah misalnya, warga Kelurahan Akehuda Ternate ini, mengaku tidak mau pergi belanja ke pasar, karena ingin melihat almarhum Soeharto yang terakhir kalinya walaupun hanya melalui televisi.

Mantan Presiden Soeharto wafat di Rumah Sakit Pusat Pertamina Minggu siang (27/1) sekitar Pkl 13:10 WIB setelah menjalani perawatan di rumah sakit itu sejak tanggal 4 Januari 2008 akibat penyakit yang dideritanya. (T.L002/28-01-2008)/B/A011) (T.L002/B/A011/A011) 28-01-2008 10:40:33 NNNN

KONFERENSI UNCAC HENINGKAN CIPTA UNTUK SOEHARTO

Nus Dua, 28/1 (ANTARA) - Para peserta Konferensi kedua negara peserta konvensi internasional Antikorupsi (UNCAC) di Nusa Dua, Bali, Senin, menyisihkan waktu untuk mengheningkan cipta bagi mantan Presiden Soeharto dalam acara pembukaan konferensi tersebut.

Presiden UNCAC yang terpilih pada konferensi pertama di Yordania tahun 2006, Sharif Zubi, meminta para peserta konferensi dari 140 negara itu untuk berdiri sejenak mendoakan Soeharto.

Meski media cetak dan elektronik saat ini didominasi oleh berita meninggalnya Soeharto dan acara pemakamannya, forum UNCAC tetap menarik perhatian media internasional.

Acara pembukaan yang dimulai pukul 10.00 WITA diikuti dengan pemilihan Presiden UNCAC untuk penyelenggaraan konferensi kedua.

Mengikuti tradisi sebelumnya, ketua tim delegasi Indonesia yang menjadi tuan ruman, Hendarman Supandji, dipilih menjadi Presiden UNCAC.

UNCAC yang akan berlangsung mulai 28 Januari 2008 hingga 2 Februari 2008 dibuka oleh Menkopolhukam Widodo AS, menggantikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Forum UNCAC akan mengevaluasi penerapan konvensi internasional antikorupsi di masing-masing negara peserta.

Dalam forum itu juga akan dibahas tentang bantuan teknis pengambilalihan aset serta sesi khusus untuk membahas "stolen asset recovery" (Star) Initiative yang digagas oleh Bank Dunia. (D013/B/M007) (T.D013/B/M007/C/M007) 28-01-2008 10:38:52 NNNN

VETERAN JAMBI KEHILANGAN KEPERGIAN SOEHARTO

Jambi, 28/1 (ANTARA) - Para veteran di Jambi merasa kehilangan atas wafatnya mantan Presiden Soeharto pada Minggu Siang di RSPP Jakarta pukul 13.10 Wib dan dikebumikan Senin siang di pemakaman keluarga Astana Giribangun, Karanganyar, Jawa Tengah.

Seperti diungkapkan Wak Nur (78) salah seorang veteran di Jambi, yang mengagumi mantan Presiden RI kedua itu, yang selama menjadi Presiden dinilai selalu memberikan perhatian yang besar terhadap para veteran.

Sementara warga Kota Jambi terlihat cukup antusias dalam menyaksikan siaran langsung dari televisi atas prosesi pemakaman mantan Presiden RI ke-2, HM Soeharto yang dikebumikan di pemakaman keluarga Astana Giribangun, Karanganyar, Jawa Tengah, Senin.

Pantauan dari beberapa rumah warga hingga di perkantoran yang ada Kota Jambi, masyarakat terlihat sangat antusias menantikan siaran langsung prosesi pemakaman dari seluruh saluran televisi nasional sejak Senin pagi, bahkan suasana jalan-jalan di kota itu agak lengang.

"Sejak adanya kabar wafatnya Pak Soeharto, Minggu siang (27/1) pukul 13:10 Wib, saya tidak pernah ketinggalan menyaksikan seluruh prosesi sejak dari keluar rumah sakit hingga diterbangkan ke Jawa Tengah," tutur mantan pejuang yang turut berduka itu.

"Kami atas nama seluruh seluruh veteran yang ada di Jambi menyatakan, turut berduka cita atas wafatnya mantan Presiden RI Soeharto, semoga amal dan ibadahnya almarhumah dapat diterima di sisi-Nya, ucap Wak Nur yang turut berduka dan kehilangan kepergian Pak Harto.

Sementara Wati (21), seorang ibu rumah tangga di Jambi, juga mengakui sejak adanya kabar meninggalnya Soeharto setiap menit kami sekeluarga selalu menyaksikan siaran langsung proses pemakaman tersebut.

"Ini merupakan sejarah dalam hidup kita, dapat menyaksikan proses pemakaman dari seorang negawaran seperti Pak Harto yang disiarkan langsung melalui saluran televisi nasional," katanya.

Sedangkan di beberapa perkantoran pemerintahan Kota Jambi juga terlihat para pegawai negeri setempat dengan tekun menyaksikan jalannya prosesi pemakaman Pak Soeharto.

Selain itu dari berbagai sudut kota tampak bendera Merah Putih, dikibarkan setengah tiang oleh warga Kota Jambi sejak Minggu kemarin hingga pagi ini. (T.PK-NM/B/Z003)

(T.PK-NM/B/Z003/Z003) 28-01-2008 10:31:30 NNNN

JALAN YANG DILALUI JENAZAH SOEHARTO DIPADATI MASYARAKAT

Solo, 28/1 (ANTARA) - Ribuan orang warga Solo dan sekitarnya, sejak pukul 08.00 WIB hingga pukul 10.20 WIB, terlihat memadati pinggir jalan yang akan dilalui iring-iringan mobil jenazah mantan Presiden H.M. Soeharto.

Mereka terlihat memadati kanan-kiri jalan yang akan dilalui iring-iringan mobil jenazah dari Bandara Adisumarmo Solo menuju Astana Giribangun, Kabupaten Karanganyar.

Selain warga masyarakat, juga terlihat anak-anak sekolah, baik tingkat sekolah dasar (SD) maupun SLTA. Mereka yang masih mengenakan seragam sekolah itu terlihat berjajar di antara warga yang menunggu kedatangan iring-iringan mobil jenazah Pak Harto.

Menurut Guru Agama SD Tibela Barat, Mojosongo, Solo, Parlan, masyarakat dan anak sekolah ingin memberikan penghormatan terakhir kepada mantan penguasa Orde Baru.

"Kami datang ke sini tidak ingin berhura-hura, tetapi berbela sungkawa dan memberikan penghormatan terakhir kepada Pak Harto," katanya.

Sementara itu, mobil iring-iringan mobil jenazah direncanakan dibagi menjadi dua rute, yakni mobil jenazah dan iring-iringan kendaraan kecil melalui Jalan Adi Sucipto-Jln. A. Yani-Jln. Kolonel Sutarto-Jln.Ir Sutami, Jln Raya Palur-Karanganyar-Giribangun.

Sementara itu, rombongan pengiring jenazah yang menggunakan bus, setelah Jalan Adi Sucipto dialihkan ke Jalan Slamet Riyadi dan tembus di Jalan Kolonel Sutarto. Hal ini dilakukan untuk menghindari kepadatan lalu lintas di sekitar Terminal Bus Tirtonadi Solo.

Selain memadati jalan yang akan dilalui iring-iringan mobil jenazah, warga kota Solo yang tidak tahu rute iring-iringan jenazah juga terlihat memadati Jalan Slamet Riyadi.

Di antara ribuan orang yang berjajar di tepi jalan, terlihat aparat kepolisian dan TNI serta ormas mengamankan jalan yang akan dilewati iring-iringan mobil jenazah.

(L.J005*K-HS/B/D007)

(L.J005*K-HS/B/D007/D007) 28-01-2008 10:22:39 NNNN

MASSA BERDERET DI JALANAN LEPAS SOEHARTO

Jakarta, 28/1 (ANTARA) - Massa berderet di sepanjang jalan yang dilewati rombongan iring-iringan jenazah Soeharto dan keluarga, karena mereka ingin menyaksikan sekaligus melepas jenazah mantan Presiden RI itu saat menuju Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma.

Berdasarkan pengamatan ANTARA, massa memadati ruas jalan di Taman Suropati Menteng, titik Persimpangan Jalan HOS Cokroaminoto, hingga ke Jalan Rasuna Said Kuningan.

Massa di sekitar Taman Suropati sebagian besar adalah anak-anak sekolah dasar dan warga sekitar Menteng yang setiap pagi berolahraga di sana.

"Biasanya saya olahraga pagi sampai jam tujuh saja, tapi karena kabarnya rombongan keluarga Pak Harto ada akan melintas di jalan ini maka saya pulang agak terlambat untuk melihat secara langsung rombongan yang melintas," katanya.

Sementara itu, massa juga berderet di sepanjang Jalan Rasuna Said, Kuningan. Sebagian besar dari mereka adalah karyawan yang berkantor di kawasan tersebut.

"Saya memantau dari televisi, begitu diberitakan rombongan sudah berangkat saya dan teman-teman berhamburan ke depan kantor," kata Imam Wibowo, seorang karyawan yang berkantor di gedung Menara Imperium.

Seorang petugas keamanan di gedung Menara Gracia, Kliwanto mengatakan secara spontan puluhan orang di kantornya keluar dari ruangan kerja, beberapa juga menyaksikan dari dalam atap gedung bertingkat.

"Bagaimanapun orang menghujat Pak Harto, dia tetap seorang mantan Presiden RI. Tentu saja di saat-saat terakhir beliau, saya ingin melihat untuk yang terakhir kalinya," ujar Rahmat, karyawan di Plasa Stiabudi, Kuningan.

Pemandangan massa yang berderet di pinggir jalan tersebut hanya berlangsung beberapa menit karena mereka harus segera kembali ke rutinitas kerja.

Berbagai tanggapan dan komentar bermunculan dari massa yang perlahan membubarkan diri. Sebagian orang mengaku sangat kehilangan pria yang disebut Bapak Pembangunan itu, sementara sebagian yang lain berucap kata doa.

"Semoga arwah beliau tenang dan keluarga besar Pak Harto tabah. Meski orang banyak yang tidak suka pada Pak Harto, tapi perasaan kehilangan itu tetap ada," ungkap Rahmawati, seorang karyawati yang ditemui di Taman Suropati.

Rahmawati mengatakan ia terpaksa masuk kantor lebih siang dari jam kerja biasanya karena sengaja ingin melihat iringan jenazah Soeharto dan keluarga. Perempuan yang berkantor di Jalan Pramuka ini mengaku Soeharto memiliki banyak arti bagi keluarganya.

"Pada saat dia menjadi Presiden rasanya mencari pekerjaan tidak sesulit sekarang, kondisi keamanan juga sangat kondulsif, harga kebutuhan pokok juga tidak melonjak seperti sekarang," ujarnya.

(T. R022/ B/A011)

(T.R022/B/A011/A011) 28-01-2008 09:38:55 NNNN

APEL SENIN PEGAWAI KANTOR GUBMAL HENING CIPTA BAGI SOEHARTO

Ambon, 28/1 (ANTARA) - Pelaksanaan apel Senin pagi di lingkungan kantor Gubernur Maluku kali ini secara khusus melakukan hening cipta dan doa bersama atas wafatnya mantan Presiden Haji Moh. Soeharto pada Minggu siang (27/1) di Jakarta dalam usia 86 tahun. Apel pagi para pegawai Pengprov Maluku yang dipimpin Sekda Said Aseggaf ini sebagai tanda turut berbelasungkawa dan tanda terima kasih atas jasa-jasa serta amal bakti mantan Prsesiden Soeharto yang telah memajukan bangsa dan negara serta rakyat Indonesia di mata dunia internasional. Selain itu Pengprov Maluku juga telah menginstruksikan bagi seluruh jajarannya untuk menindaklanjuti keputusan pemerintah untuk melakukan perkabungan nasional selama tujuh hari. Karo Humas Setda Maluku, Anthon Lekahena ketika dikonfirmasi menjelaskan, Gubernur Albert Karel Ralahalu dijadwalkan hari akan menghadiri upacara pemakaman salah satu tokoh pemimpin dunia ini di kompleks pemakaman keluarga Soeharto di Astana Giri Bangun, Karanganyar Jawa Tengah. Jenderal besar bintang lima yang juga selaku salah satu pendiri organisasi negara-negara ASEAN ini akan dimakamkan disisi almarhumah Ibu Tien Soeharto di Karanganyar , Jawa Tengah . Pemantauan Antara di Ambon, seluruh gedung kantor pemerintah maupun swasta, TNI dan Polri serta rumah masyarakat menaikkan bendera Merah Putih setengah tiang sebagai tanda turut mengikuti perkabungan nasional selama tujuh hari sesuai instruksi pemerintah. Disamping itu, meskipun berbagai aktifitas berjalan normal namun masyarakat masih tetap antusias mengikuti perkembangan proses pemakaman Soeharto lewat tayangan televisi mulai dari kompleks Cendana menuju lapangan terbang Halim Persanakusuma dan berakhir di Solo, Jateng.

(U. L005/ABN01)/B/A011) (T.L005/B/A011/A011) 28-01-2008 09:26:49 NNNN

RATUSAN SISWA SD MENTENG LEPAS ROMBONGAN SOEHARTO

Jakarta, 28/1 (ANTARA) - Sebanyak 400 siswa SDN Menteng I melepas jenazah Soeharto yang melintas di Taman Suropati , Menteng, saat menuju Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma.

Lambaian anak-anak kelas III hingga VI itu disambut lambaian keluarga Soeharto yang terharu di dalam bus. Salah satunya yang terlihat menangis sambil melambai adalah Situ Hutami Adiningsih atau yang akrab disebut Mamiek.

Para orang tua murid maupun guru-guru serta warga dewasa yang memenuhi pinggir Taman Suropati pun sebagian besar menitikkan air mata.

"SD kami punya ikatan batin cukup kuat dengan keluarga pak Harto karena cucu-cucunya adalah siswa SD ini," kata Herawati, guru agama di SD tersebut.

Dia mengemukakan, para siswa biasanya bersekolah sejak pukul 07.00 WIB hingga 15.00 WIB, namun pada hari Senin sebagian jam pelajaran diganti dengan kegiatan melepas mantan presiden RI tersebut di Taman Suropati yang jaraknya sekitar 500 meter dari sekolah.

"Jam tujuh tadi anak-anak dan para guru berjalan dari sekolah kami di jalan Besuki ke Taman Suropati, untuk melepas Pak Harto," kata Herawati yang mengaku pernah menjadi guru privat cucu-cucu Soeharto selama beberapa tahun.

Lebih lanjut dia mengatakan SDN I Menteng akan melakukan doa bersama setelah dhuhur, dan para guru pada Minggu malam telah melayat ke rumah duka di Jalan Cendana.

"Keluarga Soeharto banyak memberi bantuan moril maupun materiil kepada guru dan sekolah kami. maka pada saat-saat terakhir Pak Harto akan dikebumikan, kami lakukan yang kami bisa," katanya.

Laras, seorang siswa kelas IV, mengaku tidak tahu mengapa dia dan rekan-rekannya diajak ke Taman Suropati.

"Tidak tahu kenapa harus kesini," katanya. Dia menggeleng ketika ditanya apakah mengenal mantan presiden RI Soeharto.

"Disuruh orang tua melambai," katanya.

Seorang warga, Rahma (45), mengaku sengaja menunggu lewatnya iring-iringan yang membawa jenazah Soeharto.

"Biasanya saya langsung pulang setelah berolahraga di Taman Suropati, tapi karena katanya ada iring-iringan jenazah Pak Harto, saya ingin lihat langsung," kata warga kelurahan Cikini tersebut, didampingi suaminya.

Taman Suropati, yang terletak di sebelah rumah dinas Dubes AS dan Gubernur DKI, tampak dipenuhi warga yang bahkan memarkir sepedamotornya ke tengah taman. (L.R022*A038/B/A011) (L.D016*A038/B/A011/A011) 28-01-2008 08:15:27 NNNN

TEPAT PUKUL 07.00 WIB UPACARA PELEPASAN JENASAH HM SOEHARTO DIMULAI

Jakarta, 27/1 (ANTARA) - Tepat pukul 07.00 WIB , upacara pelepasan jenasah mantan Presiden Alm. HM Soeharto dilangsungkan dengan inspektur upacara Ketua DPR Agung Laksono di kediaman almarhum Jalan Cendana No 6 dan 8 Jakarta Pusat.

Setelah upacara militer dan penghormatan kepada jenasah, akhirnya jenazah diusung oleh pasukan pembawa jenasah menuju mobil ambulan yang berada di pertigaan Jl Cendana.

Setelah berjalan sepanjang hampir 300 meter akhirnya jenasah dimasukkan ke dalam mobil bernomor 6703-00 tepat pukul 07.20 .

Suasana hening terasa di sekitar lokasi kediaman Jl Cendana Jakarta. Ribuan warga masyarakat terlihat disepanjang jalan yang akan dilalui iring-iringan jenasah.

Sebelum iringan jenazah diberangkatkan, seluruh tamu undangan yang menghadiri upacara persemayaman yang tidak ikut dalam rombongan tersebut dipersilahkan untuk meninggalkan lokasi.

Setidaknya sekitar 15 menit mobil jenash dan iringan yang menyertainya tetap menunggu di Jl Cendana hingga seluruh tamu selesai meninggalkan lokasi.

Tepat pukul 07.30 WIB iringan jenasah diberangkatkan dari rumah duka Jl Cendana Jakarta.

Iringan dimulai dengan mobil jenasah, kemudian mobil ketua DPR, kemudian diikuti bus keluarga serta bus yang membawa para pejabat dalam lima buah bus yang disiapkan.

Tampak di dalam bus pertama, duduk di bangku paling depan tepat dibelakang sopir adalah Mbak Tutut dan Sigit Harjojudanto. Sementara di bangku kedua Tomy Soeharto dan salah seorang cucu alm HM Soeharto.

(J004))/B/A011) (Uu.SYS/B/A011/C/A011) 28-01-2008 08:11:13 NNNN

MALAYSIA BERDUKA, WAFAT SOEHARTO JADI HEADLINE HALAMAN SATU

Kuala Lumpur, 28/1 (ANTARA) - Malaysia turut berduka cita atas meninggalnya mantan presiden Indonesia ke-2 Soeharto dan pemimpin besar ASEAN yang ditunjukkan melalui berita kematiannya menjadi headline koran seperti The Star, The New Straits Times, Utusan Malaysia, dan Berita Harian pada Senin .

Harian The Star, koran berbahasa Inggris, menurunkan potret Soeharto berbaju batik coklat dengan kopiah hitam dan judulnya Soeharto Dies, Utusan Malaysia menurunkan foto Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sedang melayat Soeharto didampingi Siti Hardiyanti Rukmana atau Tutut dengan judul "Soeharto Meninggal Dunia".

Koran Berita Harian menampilkan foto Soeharto menggunakan jas dan kopiah hitam dan memberi judul Soeharto Meninggal, koran The New Straits Times menurunkan foto hitam putih close up wajah Soeharto dengan tangan melambai dan judulnya "SUHARTO: A legacy divided".

Wafatnya Soeharto pada hari Minggu ( 27/1) jam 13.10 WIB membuat kaget rakyat Malaysia karena berita-berita terakhir menunjukkan kesehatan yang lebih baik, bahkan sebagian rakyat Malaysia dan WNI yang ada di Malaysia, mendengar berita Soeharto akan pulang ke rumahnya di Cendana.

Soeharto bagi rakyat Malaysia sangatlah besar peranannya. Hal itu dikemukakan oleh PM Malaysia Abdullah Badawi. Ia memberikan pernyataan setelah kembali dari pertemuan di Davos, Swiss, serta pernyataan Wakil PM Malaysia Najib Tun Razak dan juga mantan PM Malaysia Dr Mahathir Mohamad.

Para pemimpin Malaysia mengatakan Soeharto memiliki peranan besar dalam penghentian konfrontasi Indonesia-Malaysia. Selain itu, Soeharto memberikan stabilitas politik di kawasan ASEAN yang memungkinkan negara-negara di kawasan itu dapat melakukan pembangunan ekonomi.

Oleh karena itu, KBRI Kuala Lumpur akan menyediakan Condolecen Book, buku pernyataan belasungkawa, selama tiga hari bagi rakyat Indonesia, para diplomat, dan rakyat Malaysia di Malaysia yang ingin menyatakan duka citanya atas wafatnya mantan presiden RI Soeharto.

B/A011)

(T.A029/B/A011/A011) 28-01-2008 08:07:46 NNNN

SOEHARTO MEMBUAT BANGGA WARGA KEMUSUK Oleh Bambang Sutopo Hadi

Yogyakarta, 28/1 (ANTARA) - Apalah arti Dusun Kemusuk, tanpa Soeharto? Tak berarti apa-apa.

Kemusuk tak akan berbeda dengan dusun-dusun lain di Indonesia. Karena Soeharto lah, Dusun Kemusuk, yang terletak di Desa Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mendapat tempat istimewa dan kerap disebut-sebut orang.

Warga Kemusuk pantas berbangga karena Soeharto, Presiden Republik Indonesia (RI) ke-2, lahir di dusun yang terletak sekitar 12 km arah barat Kota Yogyakarta itu.

Di dusun tersebut pada 8 Juni 1921 lahirlah Soeharto dari rahim Sukirah yang merupakan isteri Kartosudiro seorang petani.

"Meskipun berasal dari keluarga petani, Pak Harto berhasil menjadi presiden RI. Itu yang membanggakan kami sebagai warga Kemusuk," kata Suharno (58) warga dusun setempat.

Membanggakan karena tidak sembarang orang dapat menjadi presiden. Orang yang menjabat presiden adalah orang-orang pilihan, dan Soeharto pernah menjabatnya selama 32 tahun. "Itu prestasi yang sangat membanggakan," katanya.

Jabatan presiden yang disandang Soeharto mengangkat nama Kemusuk. Dusun kecil tersebut menjadi terkenal, karena berbagai media selalu memberitakan setiap bapak pembangunan itu mengunjungi Kemusuk.

"Pak Harto hampir setiap tahun pulang ke Kemusuk, terutama setiap `nyadran` (ziarah kubur leluhur pada bulan Ruwah menurut penanggalan Jawa)," kata Ny Noto Suwito isteri almarhum Noto Suwito adik Soeharto yang tinggal di dusun tersebut.

Di mata kerabatnya, Soeharto tidak hanya merupakan sosok pemimpin bangsa, namun juga pemimpin keluarga yang selalu mengedepankan kesederhanaan. Soeharto tidak pernah minta dilayani macam-macam saat pulang ke rumah di Kemusuk, misalnya untuk jamuan makan dan minum.

"Pak Harto itu sangat sederhana. Contohnya, makanan sehari-hari yang disenangi adalah pisang rebus, kacang rebus, sayur pepaya, tiwul dan gathot. Makanan seperti itu `wajib` ada saat beliau pulang ke Kemusuk saat nyekar atau nyadran," katanya.

Putera almarhum Noto Suwito, Aryo Winoto menyatakan kagum atas kesederhanaan "Pakde"-nya itu. "Pak Harto bagi kami orang yang luar biasa. Kami mengakui dan memahami jika ada orang yang tidak suka dengan Pak Harto, namun banyak juga orang yang suka," katanya.

Sebagai mantan presiden, menurut Aryo, Soeharto tidak mau menjelek-jelekkan orang lain. "Meskipun sering dikatakan dan dituduh macam-macam, Pak Harto tidak mau membalas menjelek-jelekkan orang lain," kata keponakan Soeharto itu.

Sikap tersebut membuat warga Kemusuk semakin bangga terhadap Soeharto. "Kami sangat bangga, karena dari Kemusuk lahir seorang pemimpin bangsa yang `mumpuni` dalam segala hal. Insya Allah, Pak Harto meninggal dengan khusnul khotimah," kata H Dasiman, tokoh masyarakat Kemusuk.

Rasa bangga itu membuat warga rela menggelar tahlil tujuh malam berturut-turut untuk mendoakan agar Soeharto diampuni dosa-dosanya dan diberikan tempat yang layak di sisi Allah SWT.

"Kami hanya bisa mendoakan semoga arwah Pak Harto diterima di sisi Allah SWT. Pak Harto telah berjasa besar bagi bangsa, negara, dan agama, itu yang membuat kami bangga," katanya.

Monumen

Untuk memberikan "tetenger", rumah tempat kelahiran Soeharto di Kemusuk yang kini tinggal puing, rencananya akan dibangun monumen. Sekitar tahun 1995-an, Probosutedjo (adik Soeharto) mempunyai gagasan akan menjadikan rumah tersebut sebagai monumen.

Monumen itu dimaksudkan untuk "tetenger" bahwa di tempat itu pernah dilahirkan seorang anak lelaki yang kemudian menjadi pemimpin besar dan berhasil menjadi presiden selama 32 tahun.

Kompleks rumah itu semula ditempati keturunan Mbah Noto Sudiro (kakek Soeharto). Keluarga yang menempati rumah itu kemudian oleh Probosutedjo dicarikan tempat tinggal lain tidak jauh dari Kemusuk.

Saat itu rencana pembangunan monumen sudah matang, yang intinya rumah Mbah Noto Sudiro akan dikembalikan seperti aslinya. Pembongkaran pun dilakukan.

"Namun, dalam perjalanannya Pak Probo tersandung masalah dan bapak saya (Noto Suwito) yang dipasrahi menyelesaikan berbagai hal terkait pembangunan monumen meninggal dunia," kata Aryo Winoto.

Oleh karena itu, menurut Aryo, sampai sekarang rencana pembangunan monumen belum ada kelanjutannya. "Namun, nampaknya Pak Probo tetap akan mewujudkan monumen tersebut," katanya.

Saat ini di bekas rumah Soeharto dilahirkan itu masih bisa ditemui tembok tebal, sumur tua, dan beberapa bekas bangunan lainnya. Bekas rumah tua itu juga sering didatangi orang yang ingin mengetahui tempat kelahiran Soeharto.

Aryo menambahkan, hampir semua yang kini ada di Kemusuk merupakan bantuan Probosutedjo. Namun orang yang tidak tahu, menganggap semua itu pemberian Soeharto sewaktu menjadi presiden.

Padahal, Soeharto tidak pernah memberikan perhatian berlebihan ke dusun tempat kelahiran beliau. Soeharto khawatir nanti dikira hanya mementingkan daerah asal dan keluarganya saja.

"Oleh karena itu, yang membangun sekolah mulai sekolah dasar hingga perguruan tinggi, lingkungan dusun, rumah keluarga, dan makam di Kemusuk adalah Pak Probo," kata Aryo.

Sendang Pengantin

Selain rumah, bekas rumah, dan makam leluhur, di Kemusuk banyak tempat yang dulu sering digunakan Soeharto dan sekarang tetap dirawat oleh masyarakat setempat. Di antaranya, Sendang Pengantin yang berada di sebelah timur rumah keluarga almarhum Noto Suwito.

Sendang Pengantin itu dulu sering dipakai bermain maupun mandi Soeharto semasa kecil. Tentu saja saat itu kondisi sendang belum dibangun permanen seperti sekarang.

"Namun, ketika itu air yang keluar selalu jernih. Sendang Pengantin itu dulunya hanya semacam `suwakan` (kolam kecil). Namun dari situ air terus mengalir jernih," kata Mulyodikromo (84) teman bermain Soeharto semasa kecil.

Ny Noto Suwito mengatakan, Sendang Pengantin memang erat kaitannya dengan masa kecil Soeharto. "Di situ ada dua sendang atau sepasang, sehingga disebut Sendang Pengantin. Di situlah dulu Pak Harto dan kawan-kawannya sering mandi," katanya.

Konon, air dari Sendang Pengantin itu juga sering dicari orang yang ingin mencari kesembuhan dari berbagai penyakit. "Katanya sih begitu," katanya.

Tempat lain yang selalu dikunjungi Soeharto sewaktu pulang ke Kemusuk adalah makam tempat para leluhurnya dimakamkan.

Leluhur Soeharto dimakamkan di Makam Sikepoh yang berada di belakang rumah almarhum Noto Suwito dan di Makam Pulerejo yang berada di Gunung Pule, beberapa ratus meter dari Makam Sikepoh.

Selain kedua makam itu, menurut Aryo Winoto, terdapat pula makam Somenggalan yang dibangun Probosutedjo sebagai tempat pemakaman pejuang warga Kemusuk yang gugur.

"Makam Somenggalan dimaksudkan untuk mengenang dan menghargai jasa warga Kemusuk dan sekitarnya yang gugur saat berjuang melawan penjajah," katanya. (U.B015/B/T010/T010) 28-01-2008 07:14:37 NNNN

UPACARA PELEPASAN JENAZAH HM SOEHARTO DIMULAI

Jakarta, 28/1 (ANTARA) - Upacara pelepasan jenazah HM Soeharto yang dilakukan oleh ratusan personel dari TNI AD, AL, AU, Kopassus serta Kepolisian digelar di depan kediaman keluarga mantan Presiden Soeharto di Jalan Cendana, Jakarta Pusat, Senin pagi .

Upacara pelepasan digelar pukul 06.58 WIB dengan inspektur upacara Ketua DPR Agung Laksono, sementara bertindak sebagai komandan upacara adalah Danrem Jakarta Timur Kolonel (Zeni) Afrianto.

Selanjutnya setelah upacara ini digelar, jenazah HM Soeharto akan diberangkatkan ke Halim Perdanakusuma untuk kemudian diterbangkan ke Solo untuk dimakamkan di Astana Giribangun.

Kemungkinan rute yang akan dilalui dari Cendana, akan melalui Jalan Teuku Umar, Jalan Diponegoro, Kuningan, Jalan Gatot Subroto, dan Jalan MT Haryono (tol dalam kota) lewat Cawang hingga Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma.

Ratusan wartawan media cetak dan elektronik serta para wartawan foto mengabadikan upacara tersebut.

Sementara itu dalam sambutannya Inspektur Upacara Agung Laksono yang menerima langsung jenazah dari pihak keluarga untuk diserahkan kepada negara mengatakan, atas nama negara ikut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas wafatnya Pak Harto.

"Semoga arwah almarhum diterima Allah SWT, diampuni segala dosanya dan diterima semua amal baiknya, dan keluarga yang ditinggalkan dapat tabah serta ikhlas menerima kepergian almarhum," katanya.

B/A011) (L.*SYS/B/A011/A011) 28-01-2008 07:13:25 NNNN

WARGA PAMULANG SPONTAN NAIKKAN BENDERA SETENGAH TIANG HORMATI SOEHARTO

Jakarta, 28/1 (ANTARA) - Kendati belum ada pengumuman resmi dari pihak RT, RW maupun kelurahan, ternyata sebagian warga di Pamulang Timur, terutama di kawasan `Pamulang Estate` dan sekitarnya secara spontan langsung menaikkan bendera Merah Putih setengah tiang, tanda berkabung atas wafatnya mantan Presiden Soeharto, Minggu pukul 13.10 WIB di RSPP, Jakarta.

"Ini aksi spontan warga untuk menghormati seorang pemimpin yang telah memberi banyak hal kepada bangsa ini," kata Marlon, 37, warga di RT 02/13 Kelurahan Pamulang Timur, Kecamatan Pamulang, Tangerang, Senin.

Pemasangan bendera Merah Putih setengah tiang itu, dilakukannya sejak sekitar pukul 14.30 WIB, Minggu (27/1) dan tak diturunkannya kendati malam hari.

Marlon sendiri akhirnya mengetahui dari berita di radio maupun televisi, tentang penetapan hari berkabung nasional selama tujuh hari, sejak Minggu (27/1) .

"Kebetulan sudah ada pengumuman resmi dari pemerintah, berarti bendera setengah tiang ini akan kami pasang selama tujuh hari," katanya.

Terpaku Saksikan Siaran

Senada dengan Marlon, seorang warga lainnya, Josepha, 17, juga mengaku terkejut dengan berita wafatnya mantan Kepala Negara RI itu, dan begitu terharu menyaksikan berita-berita di sejumlah televisi.

"Hampir semua anggota keluarga terpaku menyaksikan siaran televisi tentang Pak Harto, baik peristiwa wafatnya di rumah sakit, keadaan di rumahnya di Cendana, juga persiapan pemakaman di Jawa Tengah ," ujarnya.

Beberapa anggota keluarga juga, menurut Josepha , langsung masuk kamar berdoa menyambut peristiwa tersebut.

Sementara itu, di halaman rumahnya juga kini telah terpasang bendera Merah Putih setengah tiang, dan dikatakannya akan terus berkibar selama tujuh hari. (M036)/B/A011) (T.M036/B/A011/A011) 28-01-2008 06:05:15 NNNN

AMIEN RAIS IKUT SHALATKAN SOEHARTO

Jakarta, 27/1 (ANTARA) - Mantan Ketua MPR Amien Rais ikut melakukan ibadah shalat jenazah untuk almarhum mantan Presiden Soeharto ketika ia melayat ke Jalan Cendana, Jakarta Pusat.

"Adalah kewajiban sesama muslim untuk melakukan shalat jenazah. Bahkan Buya Hamka yang pernah dipenjara Bung Karno juga shalat jenazah ketika Bung Karno meninggal," katanya kepada wartawan di Jakarta, Minggu malam.

Amien menuturkan, saat itu Buya juga ditanya wartawan mengapa menshalatkan orang yang pernah memenjarakannya.

Buya menjawab, pertanyaan tersebut sudah tidak relevan karena merupakan kewajiban orang Islam untuk melakukan shalat jenazah.

"Saya dulu juga pernah berseberangan dengan Pak Harto. Tapi itu sudah menjadi catatan pada masa lalu," katanya.

Ia juga mengutarakan harapannya agar masyarakat berbesar jiwa untuk memaafkan mantan penguasa Orde Baru itu.

Namun, Amien juga mengemukakan akan tidak memaksa dan menyerahkan kepada setiap warga apakah bersedia memaafkan atau tidak.

Selain itu, ia juga berharap agar Soeharto mendapat perlakuan yang wajar dan tidak berlebihan.

Amien Rais yang memakai peci hitam dan baju koko berwarna gelap itu meninggalkan Jalan Cendana pada sekitar pukul 23.30 WIB. (T.M040/B/B010/C/B010) 28-01-2008 00:20:

SOEHARTO WARISKAN KONTROVERSI SUPERSEMAR Oleh Masduki Attamami

Yogyakarta, 27/1 (ANTARA) - Kepergian mantan Presiden Soeharto pada Minggu 27 Januari 2008 pukul 13.10 WIB, meninggalkan `warisan` kontroversi Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar).

Keaslian isi naskah Supersemar yang sekarang tersimpan di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) masih menjadi kontroversi, karena naskah tersebut hanya kopian dari naskah asli yang dinyatakan hilang.

A Budi Hartono SH dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta yang menjadi penasehat hukum Sukardjo Wilardjito (87), salah satu pengawal kepresidenan di Istana Bogor mengatakan pemerintah harus bisa menemukan keberadaan naskah asli Supersemar, mengingat naskah itu merupakan dokumen negara, sekaligus sebagai bukti sejarah yang sangat penting.

"Apalagi dengan meninggalnya mantan Presiden RI Soeharto, kini tidak ada lagi pelaku utama Supersemar yang masih hidup, sehingga semakin sulit untuk menemukan keberadaan naskah asli Supersemar," katanya.

Menurut dia, pencarian terhadap keberadaan naskah asli Supersemar kini semakin sulit, karena para pelaku sejarah terkait Supersemar, yaitu Soekarno, Soeharto, M Jusuf, Amir Machmud, Basuki Rachmat dan M Panggabean, semuanya sudah meninggal dunia.

Sukardjo Wilardjito yang saat itu berpangkat Letnan Satu (Lettu), dan kini masih bermukim di Yogyakarta, merupakan saksi hidup saat Presiden Soekarno menandatangani Supersemar di Istana Presiden di Bogor.

Kata Budi Hartono, sejak empat tahun terakhir Sukarjo Wilarjito terus mendesak pemerintah untuk melacak dan menemukan keberadaan naskah asli Supersemar, karena naskah Supersemar yang saat ini tersimpan di ANRI merupakan fotokopi naskah asli.

"Terakhir kami memperoleh informasi naskah asli Supersemar disimpan oleh keluarga M Jusuf di suatu tempat," katanya.

Ia mengatakan, kebenaran informasi tersebut yakni apakah naskah itu benar-benar asli, sampai sekarang belum bisa dibuktikan, karena pemerintah belum melakukan pengecekan.

"Karena itu, menjadi kewajiban pemerintah untuk bisa menemukan naskah asli Supersemar, sehingga kontroversi mengenai dokumen negara yang sangat penting ini tidak berlarut-larut, dan fakta sejarah bisa terungkap sesuai kenyataan yang terjadi saat itu," kata dia.

Menurut kesaksian Sukardjo Wilardjito ketika pengakuannya ditulis di berbagai media massa setelah Reformasi 1998 yang juga menandakan berakhirnya Orde Baru dan pemerintahan Presiden Soeharto, perwira tinggi yang hadir ke Istana Bogor pada malam hari tanggal 11 Maret 1966 pukul 01.00 dinihari waktu setempat tidak hanya tiga orang perwira, melainkan empat perwira dengan ikutsertanya Brigadir Jenderal (Brigjen) M Panggabean.

Bahkan pada saat itu, kata Sukardjo, dirinya melihat Brigjen M Jusuf membawa map berlogo Markas Besar Angkatan Darat (AD) berwarna merah jambu.

Ia juga melihat Brigjen M Panggabean dan Brigjen Basuki Rachmat menodongkan pistol kearah Presiden Soekarno, dan memaksa agar Presiden Soekarno menandatangani surat tersebut, yang menurutnya itulah Supersemar yang tidak jelas apa isinya.

Menurut Lettu Sukardjo, dirinya yang saat itu bertugas mengawal presiden juga `membalas` menodongkan pistol kearah para jenderal tersebut, namun Presiden Soekarno memerintahkan Soekardjo untuk menurunkan pistolnya dan menyarungkannya.

Kata dia, Presiden Soekarno kemudian menandatangani surat itu, dan setelah menandatangani, presiden berpesan apabila situasi sudah pulih, mandat tersebut harus segera dikembalikan.

Pertemuan bubar, dan ketika keempat perwira tinggi itu kembali ke Jakarta, Presiden Soekarno mengatakan kepada Soekardjo bahwa presiden harus keluar dari istana. "Saya harus keluar dari istana, dan kamu harus hati-hati," katanya menirukan pesan Presiden Soekarno.

Tidak lama kemudian, yaitu sekitar berselang 30 menit, Istana Bogor sudah diduduki pasukan dari RPKAD dan Kostrad. Lettu Sukardjo Wilardjito dan rekan-rekan pengawal presiden kemudian dilucuti dan ditangkap serta ditahan di sebuah Rumah Tahanan Militer. Selanjutnya mereka diberhentikan dari dinas militer.

Kesaksian Sukardjo diragukan

Beberapa kalangan meragukan kesaksian Sukardjo Wilardjito itu. Bahkan salah satu pelaku sejarah Supersemar, Jenderal (Purn) M Jusuf dan Jenderal (Purn) M Panggabean membantah peristiwa tersebut.

Menurut kesaksian AM Hanafi dalam bukunya "AM Hanafi Menggugat Kudeta Soeharto", ia membantah kesaksian Lettu Sukardjo Wilardjito yang mengatakan adanya kehadiran M Panggabean di Istana Bogor bersama tiga perwira tinggi lainnya (Amir Machmud, M Jusuf dan Basuki Rahmat) pada tanggal 11 Maret 1966 dinihari yang menodongkan pistol terhadap Presiden Soekarno.

Kata dia, pada saat itu Presiden Soekarno menginap di Istana Merdeka, Jakarta untuk keperluan sidang kabinet pada pagi harinya. Demikian pula semua menteri-menteri atau sebagian besar dari menteri sudah menginap di istana untuk menghindari apabila datang pada esok hari akan terhadang para demonstran yang sudah berjubel di Jakarta.

AM Hanafi sendiri hadir pada sidang tersebut bersama Wakil Perdana Menteri Chaerul Saleh.

Menurut dia seperti ditulis dalam buku itu, ketiga jenderal tersebut yang pergi ke Istana Bogor untuk menemui Presiden Soekarno yang telah mendahului berangkat ke Istana Bogor.

Sebelumnya, menurut Hanafi dari Istana Merdeka Amir Machmud menelepon kepada Komisaris Besar Soemirat, pengawal pribadi Presiden Soekarno di Bogor untuk meminta izin datang ke Istana Bogor. Kata dia, semua itu ada saksinya-saksinya.

Ia menyebutkan ketiga jenderal tersebut sudah membawa sebuah naskah, yang kemudian disebut-sebut sebagai Supersemar. Di Istana Bogor sudah ada Presiden Soekarno, tetapi tidak ditodong, dan mereka (para jenderal itu) datang baik-baik.

Tetapi di luar istana sudah dikelilingi para demonstran, dan sejumlah tank disiagakan di jalan-jalan di luar kompleks istana.

Mengingat situasi seperti itu, menurut Hanafi tampaknya Presiden Soekarno langsung menandatangani surat tersebut.

Dia menyatakan M Panggabean tidak hadir di Istana Bogor, tetapi berada di Istana Merdeka bersama menteri-menteri yang lain. Mereka yang datang ke Istana Bogor tidak ada M Panggabean yang waktu itu menjabat Menhankam.

Upaya ANRI tanpa hasil

Berbagai upaya yang pernah dilakukan Arsip Nasional RI (ANRI) untuk mendapatkan kejelasan mengenai Supersemar tidak pernah membawa hasil. Bahkan lembaga ini berkali-kali meminta kepada Jenderal (Purn) M Jusuf hingga akhir hayatnya (8 September 2004) agar bersedia menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, selalu gagal.

ANRI juga pernah meminta bantuan Muladi saat menjabat Mensesneg, Jusuf Kalla, dan bahkan meminta DPR-RI untuk memanggil M Jusuf, tetapi tidak pernah terwujud.

Surat Perintah 11 Maret yang disingkat menjadi Supersemar adalah surat perintah yang ditandatangani Presiden RI Soekarno pada tanggal 11 Maret 1966.

Surat ini berisi perintah yang menginstruksikan Soeharto selaku Panglima Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib) untuk mengambil segala tindakan yang dianggap perlu guna mengatasi situasi keamanan yang buruk pada saat itu.

Supersemar ini adalah versi yang dikeluarkan dari Markas Besar Angkatan Darat (AD) yang juga tercatat dalam buku-buku sejarah.

Sebagian kalangan sejarawan Indonesia mengatakan terdapat berbagai versi Supersemar, sehingga Supersemar yang dikeluarkan oleh Presiden Soekarno di Istana Bogor perlu ditelusuri. (U.M008/B/T010/T010) 28-01-2008 00:02:02 NNNN

Tidak ada komentar: